<Part 6 : Perpisahan>

7 1 0
                                    

Note : Part 6 lebih panjang. Happy Reading!

[Yurei P.O.V]
"Selamat datang dirumah, putriku..."

"Putri?" tanyaku heran.
Wanita itu tertawa kecil. "Ya, aku ibu kalian" ucapnya lagi.

Aku menoleh kearah Ray. Ia tengah melirik ke sembarang arah guna menghindari kontak mata dengan wanita yang menyebut dirinya "ibu" yang masih duduk di depan kami.

"Ray..." panggilku pelan. Seperti biasanya.
"Hm?" sahutnya tanpa menoleh.
"Lihat mataku"
Ia menggeleng.
"Kenapa? Kau menangis?"
"Tidak"
"Kau menyembunyikan sesuatu dariku"
"Tidak, aku, tak menyembunyikan apapun"

Aku menghela napas panjang. Memasang wajah serius dan menggenggam pergelangan tangan kiri Ray.

"Kau putri kandung 'ibu', kan?"
Ray sedikit tersentak. Ia kemudian menatap mataku dengan matanya yang lebih merah dari biasanya.
Aku merasakan adanya kebencian yang muncul dari mata Ray. Seolah mengatakan "Ibuku? Dia masih ada di dunia fana! Jangan bahas apapun tentang 'ibu' disini!" 

"Lalu..." aku mengalihkan pandangan dan menatap wanita itu "...siapa kau?"

Wanita itu tampak kaget. Ia kemudian berdiri dan memelukku erat. Aku melepaskan genggaman tanganku dari tangan Ray sehingga ia menarik tangannya dan mundur beberapa langkah.

"Yurei..." bisikan wanita itu membuatku kaget. "Kamu... Yurei, kan?"
Aku mengangguk. "I-iya, namaku Yurei"

Wanita itu melepaskan pelukannya dan menatap wajahku lekat-lekat. "Ya, kau benar-benar Yurei... Maaf, ya, sudah menelantarkanmu di depan apartemen kumuh itu..." ucapnya seraya tersenyum.

Aku terbelalak. 'Wanita ini... Ibuku..?' aku mencoba bertelepati dengan Ray. Tapi tampaknya sia-sia. Ray saat ini sedang menutup telinganya dan berdiri membelakangi kami.

Ibu-wanita itu-melepaskan pelukannya dan menatap mataku. "Kau sudah besar, ya... Maafkan aku meninggalkanmu sendirian waktu itu dan langsung kabur kemari..." ucapnya seraya tersenyum kecil. "Ah.. Ya, tak apa..." aku membalas senyumnya sebelum tanganku ditarik oleh Ray.

"Kau yakin dia ibumu?" tanya Ray sedikit berbisik. Aku menundukkan kepala, "Sebaiknya kau tidak mempercayainya dengan mudah. Bagaimana jika dia adalah musuh? Kau lihat, kan, lelaki tadi membunuh Kak Saki? Bisa jadi wanita ini akan membunuhmu atau diriku. Tolong, Yurei... Aku tak ingin sendirian lagi..." ucap Ray mengeratkan pegangan tangannya.

"Maaf" ujarku cepat. "Begitu, ya... Kau memilih wanita itu?" tanyanya pasrah. Aku mengangguk mantap lalu melepaskan tanganku dari genggaman Ray dan berjalan mendekati ibuku yang sedari tadi sudah duduk didekat jendela.

Aku menceritakan semua yang terjadi dihidupku kepadanya. Tentang para hantu yang menampakan diri padaku, tentang Miss Nai, tentang Ray, dan... Ah, aku tak tau... Semua yang aku alami kuceritakan padanya. Ribuan pertanyaan juga aku lontarkan pada sosok yang amat aku rindukan ini. Saking rindunya, aku melupakan Ray yang menghilang entah kemana...
[End P.OV]

[Ray P.O.V]
'Mereka asik sendiri...' aku menghela napas kesal. 'Tujuan kau mengirim kami kemari apa, sih, Scar...'

Aku sedang memperhatikan Yurei yang sedang menceritakan tentang Miss Nai kepada ibu(?)nya saat sebuah tangan besar menarikku keluar dari tempat itu.

"Sia--"
"Diam"
Ucapanku dipotong oleh lelaki bermata tajam yang membawa kami kemari.
Aku membalas tatapan matanya. Seolah mataku ingin mengalahkan ketajaman mata merahnya itu.

"Ada apa?" tanyaku mencoba mengakrabkan diri dengannya. Dia menarikku menuju sebuah ruangan berisi senjata. "Kau terlihat mirip denganku" ucap lelaki itu pelan. Aku menghela napas kesal (lagi).

My Human Friend [♪end♪]Where stories live. Discover now