Grrrakp

Serigala berbulu kelabu itu datang, lari dengan cepat menuju kearah Erza. Menggigit kerah kemeja gadis itu lalu menghempaskannya jauh ke belakang.

Buuk!

Erza terbatuk saat punggungnya membentur dinding dengan keras, namun ia tak merasakan apapun seperti biasanya. Ia tak merasakan apa yang semestinya ia rasakan.

"Bagaimana serigala ini bisa datang kemari!" rancau Marino terkejut sambil menyiapkan belatinya.

'Apa?' batin Erza sambil mencoba berjalan mendekat, namun Reon menggeram kearahnya.

Jleb...

Lagi lagi Erza terdiam, Marino menusukkan belati itu ke tubuh Reon. Menghiraukan Erza, Marino dan serigala itu saling menyerang satu sama lain. Dengan berat hati ia lari dari sana, semua rasa panik dan gelisah melekat hebat di otaknya sekarang.

'Aku harus cari bantuan!' pikirnya sambil berlari kencang.

"Kenapa hanya diam, kejar sebelum gadis itu lari sangat jauh!" bentak Marino kepada dua anak buahnya yang sedang membantunya melawan Reon.

.

.

.

Erza terus berlari, melewati beberapa orang yang tampak tiarap dilantai dan bersembunyi ketakutan. Ia tak punya waktu untuk melakukan itu, dirinya harus benar benar lari sekarang. Ia tidak akan menyerah semudah itu meski orang yang mengejarnya akan semakin bertambah banyak.

Swing

Tak!

Belati itu terlempar melewatinya lalu menancap di kayu sebuah stan makanan, tidak belati itu sempat mengenainya. Lengan atas kirinya sobek hingga mengeluarkan darah, bahkan luka itu cukup dalam hingga membuat darah menetes disepanjang jalan dirinya berlari.

Erza tidak peduli dan tetap mempercepat larinya.

"Kau tak akan bisa kabur kapten, mereka sudah menutup semua pintu keluar" ucap Marino dengan keras sambil memainkan belatinya. Suaranya menggema, menambah ketakutan setiap orang yang masih berada didalam gedung ini.

Sekali lagi Erza benar benar tidak peduli, meskipun Marino menggertaknya seperti itu.

Sebenarnya pertarungan ini akan sangat menguntungkan Erza karena jarak serang mereka berbeda, Erza bisa melawannya dari kejauhan sambil menciptakan peluang kabur yang bagus. Namun ia tak memiliki senjata apapun sekarang.

Melihat pintu keluar benar benar ditutup rapat oleh kawanan Marino membuat Erza dengan cepat memutar arah larinya, kerena mereka semua tampak siap menodongkan senjata jika dirinya benar benar nekat mendekati pintu. Hingga tanpa sadar ia berlari menuju parkiran bawah tanah.

Untungnya, sempat gadis itu menyahut pecahan kaca besar dilantai sebelum bersembunyi di balik mobil, meski Erza sendiri tak yakin dapat menggunakannya. Setelah itu dia melepaskan kemejanya, mengikat lengannya yang terus mengeluarkan darah lalu berpindah tempat untuk menghilangkan jejak.

Sejenak ia membuka tangannya yang sedang menggenggam sebilah pecahan kaca, menatap telapak tangannya yang ikut robek mengeluarkan darah akibat pecahan kaca yang dibawanya, Erza tidak memperdulikannya dan tetap memegang pecahan kaca itu erat erat. Hanya itu senjata senjata satu satunya yang ia miliki.

Tak tak tak tak

Matanya reflek melirik kesamping saat mendengar suara langkah kaki yang tampaknya sedang memasuki kawasan dimana dirinya berada, dengan berani ia mencoba untuk mengintip. Mereka berada tepat disebrang sisi kanannya, dan gadis itu dapat melihat dengan jelas senjata apa yang mereka bawa.

Salah satunya membawa Pindad SS2 VI juga belati yang sempat mengenai lengannya tadi, sedangkan yang satunya lagi membawa Shotgun dan dipinggangnya terselip Handgun. Sambil mendegarkan setiap langkahnya, Erza menyusun sebuah rencana kecil. Karena jika sampai ia mendapatkan setidaknya Handgun atau Shotgun, ia bisa melawan dengan baik dan dengan cepat bisa menyelamatkan Vano juga Flufynya yang tidak tau keadaannya seperti apa sekarang.

'Berpencarlah!' batin Erza, ia sudah memikirkan beberapa opsi jika mereka tetap bersama, entah serangannya gagal dan dirinya tertangkap, atau ia akan mendapatkan luka baru dengan tingkat keselamatan yang sama sekali tak ia perhitungkan. 

.

.

.

Tbc

Setelah kubaca lagi ternyata gorenya gk berasa, masih oke buat kalian yang gk suka gore:)

Oh iya, buat yang besok menjalani puasa semangat ya:)

Sniper Mate: Demon BloodWhere stories live. Discover now