Chapter 26

3.2K 308 52
                                    

,

[k] • [n] • [y]

.


Hanako POV

Hosh.. hosh..

Tak kuat lagi rasanya ku berjalan. Entah mengapa semuanya terlihat buram.

"Serum apa yang telah Tamayo berikan padaku?!"

Aku hampir terjatuh. Hampir saja putus asa. Tiba-tiba dari pelupuk mataku keluar cairan berwana merah.

"Apa ini...?" ucapku setelah tau bahwa mataku telah berlumuran darah.

Tidak, jangan sampai aku berhenti di pertengahan seperti ini. Aku harus segera... membantu Giyuu dan Jirou-nii!

Tak memikirkan apapun lagi, segera aku berdiri dan berlari ke medan perang. Tak menghiraukan rasa sakit yang terasa di sekujur tubuh, tak menghiraukan darah yang mulai merembes tepat di jantungku.

Jangan sampai... aku terlambat.



* * * *


Author POV

Dilain sisi, Yushirou sedang menyuntikkan serum pada kondisi Tanjirou yang nampaknya benar-benar kritis.


"Bertahanlah, Tanjirou.." pinta Murata sambil berusaha mengambil pedang yang digenggam oleh Tanjirou. "Ugh.."

"Apa yang kau lakukan?!" marah Yushirou karena kelakuan Murata.

"Dia tidak mau melepaskan pedangnya.."

"Biarkan saja. Sejak tadi dia terus mengenggam erat pedangnya, bahkan dalam kondisi pingsan seperti ini." kata Yushirou memperingati.

"Ah! Denyut nadi!"

"Apa?!"

"Aku bisa merasakan denyut nadinya, memang sangat lemah, tapi dia masih hidup!"

Perkataan Yushirou membuat tenang seorang Pemburu Iblis dan juga Murata disana, bahkan sampai membuatnya menangis.

Tap. Tap. Tap. Tap.

Hosh.. hosh..

Sadar akan ada seseorang yang datang, Yishirou menoleh ke belakangnya. Terlihat Hanako yang berjalan linglung dengan darah yang keluar dari mata, hidung, dan mulutnya.

"(y/n)-sama!" segera dia menangkup Hanako agar tak jatuh. "Kenapa anda disini?!"

Hanako mengernyit. "Lupakan aku!Dimana Jirou-nii?!"

"Ta-Tanjirou.." kata Murata terputus-putus.

Hanako terperanjat. Mendorong Yushirou yang sedang memeganginya erat. Lalu cepat-cepat terduduk menghampiri Tanjirou.

"Ada apa? Kenapa dengan matanya?"

"Itu, Tanjirou-"

"Aku tak menanyakannya padamu! Enyahlah!" bentak Hanako kasar pada Murata, emosi nya meluap-luap.

Yushirou menghela nafas. "Tanjirou terkena racun milik Muzan."

Seketika aura gelap milik Hanako keluar. Matanya melotot, giginya menggertak.

"Ne, Yushirou..." panggil Hanako.

"Haik, (y/n)-sama?"

"Jangan biarkan Jirou-nii ke medan perang."

"Tapi-"

"Aku akan menyelesaikannya." Hanako berdiri, mengambil setitik darahnya dari wajah. Lalu menciptakan sebuah boneka kayu.

Kretak! Kretak!

Boneka kayu itu menggelepar di tanah, lalu kemudian, tubuhnya membesar menjadi Iblis.

Murata dan satu Pemburu Iblis lainnya terkejut, ketakutan.

"Dia tak berbahaya. Dia akan melindungi kalian. Dia tak akan mati jika aku tak memerintahnya untuk mati, jadi kalian tak perlu khawatir." kata Hanako.

Dia mulai berjalan. "Tunggu, (y/n)-sama!" cegah Yushirou.

Hanako menoleh. "??"

"Aku akan memberimu serum ini, mungkin darah muzan juga berbahaya bagimu, karna jenis darahmu berbeda dengannya." kata Yushirou, menyuntikkan sebuah serum pada Hanako.

"Arigatou, Yushirou." ucap Hanako sembari tersenyum, lalu mengusap kepala Yushirou.

"Hiks!" Yushirou terisak, matanya mulai berlinangan air mata. "Kumohon jangan mati, (y/n)-sama!" pinta Yushirou.

Hanako mengangguk, "Doakan saja." setelah itu dia melangkah pergi.

Meninggalkan Tanjirou dan Yushirou sebagai orang yang termasuk penting di hidupnya.

"Keluarlah, Ayaka." kata Hanako memanggil Boneka Iblis sebagai tangan kanannya.

Sebuah Boneka Kayu wanita muncul disamping Hanako. "Haik, (y/n)-sama. Berikan perintah anda."

"Habisi Muzan."

"Diterima." lalu Ayaka menghilang.

Hanako tersenyum miris.

Sambil berjalan ke lokasi peperangan, dia menitikkan air matanya. Mengingat masa kecilnya bersama Muzan.

Bak memutar kembali masa kelam yang sudah lama tak dikenang.


• • • •

Mweheheh:"
Sekian lama tak apdet akhirnya skrg tibalah waktunya:")

Btw vote nya makin lama makin dikit yak, nyehhehe~

Ada yang kangen ff ini ga yaaa..

better stay away ; tomioka giyuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang