Chapter 22

1.9K 258 145
                                    

"Again."

|





* * *





"Okeh, sebelum matahari nya tenggelam, kita mau bahas apa dulu nih?" tanya Hitagi. Alisnya naik turun, sesekali melirik ke arah Shirome, lalu Keiichi.

Shirome tampak berpikir, "Hmm... nah!" dia menepuk tangannya, "Kenapa matahari bisa tenggelam?"

Giliran Hitagi yang berpikir, "Mungkin dia lelah:') "

Shirome mendelik, "Bucin mulu lu:v"

"Hah?! Saha? Aing?"

Keiichi berdecih, "Pertanyaan noob." dia menoleh melihat Shirome, "Karena ga bisa berenang lha gubluq!" ucapnya ketus.

Shirome balas nyinyir, "Hylyh:v bisa gitu, ya?"

Keiichi mengangkat bahu, "Au'!"

Disisi lain, Hitagi malah mendengus, "Kelean kepikiran ga seh, kenapa Ren bisa-bisanya mati?"

Keiichi manggut-manggut, mengelus dagu, "Kayaknya dia lelah memendam rasa:D "

"Rasa apaan?" tanya Shirome antusias.

"Banyak, ada rasa nanas, jeruk, stroberi, mangga, apel, sori sori ga lepel:'v "

Shirome mengangkat tangan, menyilangnya menjadi huruf X. "Salah cuy! Itu rasa buah! Ren mati gegara ngelawan Iblis yang super kuat, alone lagih."

Hitagi mengangguk setuju. Sebaliknya, Keiichi malah menggeleng cepat. "Jahad amad. Ren kuat loh."

"Engga ah, kan yang kuat Tsugikuni no.1" kata Shirome membantah.

"Ren kuat!"

"Enggak kuat!"

"Enggak kuat apa?" tanya Hitagi di sela-sela pertengkaran. "Ga kuat mau ntap m*nt*p?"

Shirome menatap tajam Hitagi, "Diem napa?"

Hitagi, "... :v "

Keiichi berdiri dari duduknya, "Ren itu kuat!"

"Enggak layau!"

"Kuat!"

"Kagak!"

"Dia kuat!"

"Tidak!"

"Dia kuat Ani!"

"Tiddak Roma!"

Keiichi memasang raut wajah suram, "Dasar pengkhianat kau Naruto!" seru nya sambil menunjuk Shirome.

Shirome berdiri tegap, "Cukup biskuit Roma!"

Keiichi berdecih, berlagak lagak mengeluarkan Chidori, sementara Shirome mengeluarkan Rasengan. Lantas keduanya seakan berlari untuk menyerang.

Keiichi, "NARTOOOOOHHHHH!!!"

Shirome, "SASKEEEEEEEHHHH!!!"

better stay away ; tomioka giyuuWhere stories live. Discover now