CANCER 3: AMBISIUS & KOMPETITIF

105 14 0
                                    

Cancer itu ambisius dan kompetitif.

Terhadap bidang yang ia merasa mampu untuk menyelami, si Cancer berusaha "ambis" dan mempunyai jiwa yang kompetitif atau jiwa yang tidak mau dikalahkan.

Entahlah, ini bagus atau tidak. Yang jelas aku tidak begitu.

Pada lingkungan baru, ia hanya berada di lingkungan itu-itu saja. Ia ingin menunjukkan bahwa keberadaannya memiliki pengaruh yang besar. Saat pertama kali ia masuk lingkungan himpunan mahasiswa, itu menjadi tempat tongkrongan baru baginya. Tak kenal waktu. Tapi apa dia menyadarinya apa tidak, dan itu terjadi dalam beberapa hari saja. Saat itu aku hanya diam, tidak menegurnya hingga ia menyadari. Aku tidak se-protektif itu menjadi pasangan, tapi ini sudah keterlaluan.

"Verrel mana?" tanyaku saat menghampiri sekumpulan teman himpunan mahasiswanya.

"Ada tuh, di dalam, masuk aja," jawab salah satu dari mereka.

Aku menggeleng keras. Tidak. Biarlah dia tertawa bersama teman-teman barunya. Aku sungkan. Aku sungkan memasuki perkumpulan seperti ini.

Benar, aku adalah Elina Faranisa yang kupu-kupu. Atau yang sering terdengar, kaum rebahan. Kerjaku hanya kuliah, lalu pulang (ditambah belajar, mengerjakan tugas). Mungkin beda dengan yang lainnya, yang menganggap organisasi itu penting untuk dimasuki. Tapi, balik lagi, itu sebuah pilihan, kan?

Atau, saat mengikuti berbagai lomba. Saat itu Verrel sangat berambisi dan jiwa kompetitifnya muncul. Saat itu dia jadi lupa akan kewajiban di samping mengikuti lomba. Makan, tidur, ibadah, hingga bertemu pasangannya. Semua orang pasti menginginkan kemenangan dan bagus sebagai mahasiswa mengikuti lomba sebagai perbuatan positif yang dilakukan. Tapi..

"Kamu sudah makan?" tanyaku, bukan sekedar basa-basi.

"Bentar El. Nanggung ngupas tentang lombanya. Aku belum ada makan nih. Gak laper."

Ah.. sudahlah. Silahkan dinilai sendiri.

Aku tidak membatasi ia melakukan hal yang positif. Aku sebagai pasangannya tidak mengekang. Buktinya, aku tak pernah absen untuk hadir menonton untuk mendukung pertandingannya.

Bersyukur jika juara satu, segala lelah terbayarkan. Jika tidak? Tentu yang ada hanya muncul kekecewaan.

Aku hanya takut berlebihan menjadi tombak untuk diri sendiri. Jika memang itu ditakdirkan untuk didapatkan, dalam keadaan yang tidak ambisius akan kita dapatkan. Bukan berarti mengajarkan untuk mendapatkan sesuatu kita tidak serius atau santai dalam menghadapinya. Bukan.

Cancer VS ScorpioWhere stories live. Discover now