Chapter 4: Begin Again

2.3K 311 11
                                    

Terdengar suara mesin mobil yang memasuki halaman rumah, Inara dan yang lainnya keluar untuk mengecek siapa yang datang.

Inara membelalakan matanya ketika melihat seseorang yang baru turun dari mobil itu,

"Oi kau!" seru anak kecil yang baru turun dari mobil itu.

Pak Minu langsung menepuk pelan pundak anaknya, "Hush, Chan! Jaga sikap."

"Chaaaaan!" Inara berlari ke arah Chan sambil membuka lebar pelukannya, tapi anak kecil itu malah terlihat biasa saja, ia malah menyilangkan kedua tangannya di dada sambil berkata,

"Hey, aku sudah besar. Nuna."

Inara yang gemas melihat tingkahnya langsung mencubit kedua pipi Chan, "Auuuh! Besar darimananyaa haa? Kau tetap saja seperti bayi besar bagiku."

Chan pasrah, sejenak ia menoleh ke arah 5 orang yang berdiri dengan rapi di depan rumah.

"Siapa mereka?"

Inara menoleh sejenak lalu tersenyum pada Chan, "Yuk masuk. Nuna kenalin."

Chan pun berkenalan dengan Jaemin, Jeno, Jisung, Chenle dan Renjun.

Walaupun Inara tidak memberitahu identitas asli mereka, Inara hanya bilang jika mereka berlima adalah keluarga yang ikut tinggal di rumahnya. 

Tidak butuh waktu lama, Chan langsung akrab dengan mereka berlima.

Mereka sibuk main game dan bajak laut bersama.

"Apa Chan belum pernah bertemu dengan mereka berlima?" tanyaku pada Pak Minu.

"Belum, aku belum pernah membawanya ketika bertemu dengan mereka."

Saat Chan dan yang lainnya sedang sibuk bermain, Inara duduk di ruang tengah bersama Pak Minu.

"Oh iya, bukankah kau akan mendaftar untuk kuliah?"

"Iya, awalnya aku mau kuliah di Seoul. Tapi karena sekarang aku pindah kesini.. Jadi, yah.."

Pak Minu merubah posisi duduknya, "Aku bisa memasukkanmu ke universitas terbaik di kota ini. Tapi untuk keadaan sekarang, apakah tidak apa-apa? Aku rasa terlalu beresiko."

Inara menghela nafasnya, "Iya, sebenarnya aku juga berpikir kayak gitu. Tapi aku gabisa cuma sembunyi selama sisa hidupku kan?"

Pak Minu mengurut pelan dahinya, "Oke. Tentukan saja universitas mana yang kau inginkan. Aku akan mencari infomasi tentang itu."

"Baik, beritahu saja aku tentang tanggal pelaksanaan ujian masuknya."

"Apa? Dengan nilaimu kemarin kau bisa masuk jalur prestasi."

"Iya. Tapi aku ingin membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku mampu. Lagipula, aku udah lupa sama beberapa pelajaran sebelumnya. Jadi lebih baik aku belajar lagi sebelum ujian masuknya."

Pak Minu tersenyum dan menghela nafas, "Benar-benar kau ini, mirip sekali dengan ibumu."

Inara tersenyum,

"Aku ga baik dalam hal apapun kecuali belajar. Oh iya, gimana dengan mereka berlima? Apa mereka perlu masuk kuliah juga?"

Pak Minu menggeleng, "Apa kau pikir dalam masa hidup mereka selama 300 tahun lebih itu mereka tidak pernah sekolah? Mereka sudah punya beberapa gelar."

Inara menganga, "Benarkah? Kenapa mereka.."

"Bertingkah seperti anak kecil? Memang, akan ada saatnya mereka terlihat lebih dewasa melebihi bayanganmu."

Seketika Inara ingat dengan pembicaraannya dengan Renjun kemarin malam.

Renjun memang sedikit menunjukkan sisi dirinya yang berbeda.

Five Luck [NCT Dream FF]Where stories live. Discover now