"udah tenang aja, gue yang bayarin." balas nevan seraya menarik tangan tifa.

mau tak mau, tifa hanya pasrah mengikuti nevan saja. hatinya langsung bergejolak saat tangan digenggam begitu erat. 

ya sejujurnya perlakuan nevan sama saja dengan karel dahulu. tetapi entah kenapa hatinya tak se excited bila dengan karel. 

saat ini tifa berusaha untuk membuka hati buat nevan dan berusaha melupakan karel. yah memang sangat sulit. tetapi tifa tak ingin menyia-nyiakan ini karena ego tifa. 

tifa berusaha untuk mengembangkan senyumnya kembali setelah mengingat karel. ia tak ingin membuat nevan sakit hati karenanya.

"tif, lo pilih buku dulu aja ya. gue mau ke toilet." ujar nevan seraya tersenyum.

"ohh iya rel." ucap tifa tanpa sadar.

"rel??" tanya nevan mengerutkan dahinya.

dengan cepat tifa memukul-mukul mulutnya sendiri.

"maksud gue van hehehe." jawab tifa dengan tersenyum malu.

"yauda gue ke toilet dulu." ucap nevan lalu mengelus pucuk kepala tifa.

tifa terdiam mematung saat perlakuan nevan membuat hatinya bergejolak kembali. ia menatap kepergian pria tersebut dengan tatapan kosong. "anjirrrrr, parah-parah" gumam tifa. ia melanjutkan untuk mencari buku keluaran terbaru. ia memang sangat suka membaca novel. 

awalnya tifa ingin memasuki jurusan sastra, tetapi orang tuanya menyuruh tifa untuk masuk ke jurusan kedokteran. ia masih ragu dengan kedokteran, akhirnya tifa memilih untuk masuk jurusan hukum, lagi lagi tidak diperbolehkan dengan orang tuanya. ya mungkin pillihan orang tua yang terbaik.

tanpa sadar, ia sudah 1 jam lebih menunggu nevan. ia heran mengapa nevan selama ini hanya untuk pergi ke toilet. walaupun nevan sakit perut, tetapi gak mungkin selama ini. 

akhirnya ia memutuskan untuk keluar sebentar mencari nevan, tetapi sudah dari ujung ke ujung dia mencari, nevan sama sekali tak terlihat. 

tifa takut bila terjadi apa-apa dengan nevan. ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi dekat dengan pintu masuk gramed. ia terkejut saat matanya ditutup oleh seseorang.

"siapaa???" panik tifa.

"taraa, maaf ya lama, aku tadi beli ini, antrinya lama banget." jelas nevan seraya melepaskan tangannya

"wahh,makasih ya van." balas tifa sangat bahagia saat melihat 1 es krim yang sangat tifa sukai.

"iya sama-sama." balas nevan sembari menyodorkan es krimnya. "btw, gimana jawaban yang waktu itu??" tanya nevan kembali.

"ohh iya van, mm.. iya gue mau." balas tifa seraya tersenyum

"gue ga nyangka lo bakal terima gue tif, gue janji akan jadi pasangan yang baik, dan gue akan ada 24 jam bersama lo." jelas nevan.

hari itu, hari dimana seorang tifa harus benar-benar move on dari karel karena tifa sudah mempunyai pasangan baru. 

hati tifa sekarang sedang bahagia, ya tapi tetep aja bahagiaan kalau sama karel wkwk. 

tifa dan nevan memasuki gramed kembali dan membeli novel yang tifa inginkan.

-----------------------------------------------------------

saat tiba di rumah sakit, karel segera menuju kamar orvin. terlihat fitri yang tengah menonton televisi di ruang tamu. karel memasuki kamar tersebut dan kemudian bersalaman dengan fitri. fitri mempersilahkan karel menemui orvin. 

terlihat dengan jelas bahwa orvin masih berbaring lemah di atas kasur rumah sakit. wajah orvin sangat pucat. 

hati karel sebenarnya tak tega melihat seperti itu walaupun dulu orvin sempat menampar karel pada saat memutuskan tifa. ya, karel sadar bahwa itu memang salah karel. 

karel mengambil kursi yang tak jauh darinya lalu menarik kursi tersebut sehingga berada disamping kasur orvin. 

karel menatap orvin sangat lekat. "lo laki-laki yang bertanggung jawab vin, lo rela taruhan sama nyawa lo demi menyelamatkan sahabat lo." gumam karel. sekarang, tim basket musasi cowok sudah berkurang 1 anak, ya mau tak mau karel harus kehilangan personilnya yang sangat amat pandai memainkan bola basket.

"vin, maafin gue karena gue udah nyakitin tifa. gue tau lo susah payah untuk bahagiain tifa. gue juga tau kalau lo sayang sama tifa mangkanya lo gamau tifa tersakiti. makasih juga lo udah ngejagain tifa selama ini. semua orang ingin lo kembali vin. bahkan gue harus rela kehilangan personil tim basket gue yang jelas-jelas dia yang sudah membawa kepada kemenangan. semua vin, semua sayang sama lo, gue harap lo cepet bangun dari koma lo, gue yakin lo kuat." ucap karel dengan nada sangat sendu.

saat karel sedang berbicara seperti itu, tiba tiba ada notif masuk ke hp karel. nama "mama tifa" sudah tertera jelas di layar hp karel. ia segera membuka pesan tersebut. 

karel sempat heran mengapa vivi menghubunginya, ya tetapi keheranan itu sudah terbalas saat layar hpnya sudah menunjukkan roomchat dengan vivi.

mama tifa : nak, bisa tolong cariin tifa? soalnya hp tifa ketinggalan.

karel : emang tifa kemana te?

mama tifa : tadi pergi sama nevan, kata nevan sih tadi mau ngajak ke gramed. soalnya udah jam segini kok tifa belum pulang.

karel : oh iya tante, nanti karel samperin ke gramed.

mama tifa : makasih ya nak

dengan segera karel bangkit dari tempat duduknya dan berpamitan kepada fitri untuk pulang. setelah ia pamit, karel berlari kecil menuju motor. 

entah kenapa karel mempunya feeling bahwa nevan mempunyai niat jahat kepada tifa. 

karel menjalankan motornya dengan hati yang sangat tidak tenang. "kalau sampe nevan aneh-aneh, habis idup lo!" gumam karel.








hai hai kalian semua, jangan bosen bosen baca ceritakuuu!!! dont for get to follow and vote yaa🥰

enjoy buat bacanyaa😉

maaf ya kalo amburadull🙏, kalo ada saran atau kritik, komen langsung aja. aku juga baru pertama kali, semoga suka yaa💕

me or her? [END]Where stories live. Discover now