Masha And The Naga

116 17 23
                                    

Cerita ini didedikasikan untuk andhyrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini didedikasikan untuk andhyrama

(。♥‿♥。)

Namanya Naga Putra Mahendra.

Satu sekolah denganku di Nuski. Satu jurusan juga denganku, dan juga bersebelahan kelas denganku. Ini kebetulan atau memang takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan?

Siapa sih yang tidak menyukai cowok ganteng dan kaya? Aku rasa 99,9% cewek di muka bumi ini menyukai cowok ganteng dan kaya. Termasuk aku. Masha Kenanda. Apalagi mengingat wajah tampannya pertama kali saat MOS.

Saat itu Naga tampak bersinar dari yang lain.  Tubuh tingginya, mata bulatnya serta kulit putihnya yang kuyakini sehalus bedak bayi. Keringatnya di pelipis dan leher benar benar ingin kulap dan akhirnya aku tatap tatapan dengannya seperti di drama Korea.

Aku benar benar ingin meleleh waktu itu.

"MASHA!"

Aku terjengkang.

Akibat teriakan super toak dari guru bahasa Indonesiaku, aku jadi jatuh dari kursiku dengan posisi yang tidak ada cantik-cantiknya. Otomatis aku ditertawakan satu kelas. Aku hanya bisa tersenyum walau dalam hati ingin keluar kelas dan tenggelam saja ke sungai Amazon.

Aku berdiri lantas kembali ke kursiku. Guruku itu ke mejaku dengan muka garangnya. "Apa-apaan kamu Masha! Di kelas, bukannya belajar malah melamun. Kalau mau melamun di rumah  saja, tidak usah ke sekolah!"

"Maaf Bu." Hanya dua kata itu yang bisa kuucapkan agar guru super killer ini segera pergi.

Dan benar. Dia pergi lalu melanjutkan materinya, lalu aku hanya bisa menggerutu kesal.

(。♥‿♥。)

Saat jam istirahat tiba, aku pergi ke kantin. Tapi aku malah bertemu dengan Naga dari arah berlawanan, otomatis kupacukan langkahku cepat-cepat agar bisa bertemu pujaan hatiku itu.

"NAGA!" Aku melambaikan tanganku lalu mendekat, "mau ke kantin ya?" tanyaku sok akrab.

"Iya, kenapa?" tanyanya.

Yaampun aku ingin meleleh seketika. Jantungku berdetak lebih kencang, ditatap Naga dengan kerlingannya itu benar benar sanggup membuatku tunduk. Kuyakin wajahku sekarang sudah memerah padam.

"Bareng aja yuk, gue juga mau ke kantin," kataku akhirnya.

Asal kalian tau, sudah 1 tahun lebih aku jadi bucinnya Naga tapi aku baru berani berkenalan dengannya saat sudah kelas sebelas ini, itu pun karna dipaksa sahabatku. Ditambah Naga sekarang sudah ada channel  YouTube bersama dengan 2 temannya, tambah membuatku tak gentar mendekatinya dengan embel-embel memuji Vlognya.

Masha, Jangan Bucin! #BucinnyaNagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang