Prolog

43 7 7
                                    

 "LO GILA, HAH?!" Minho akhirnya menarik pisau tajam itu. Felix hanya menatapnya datar.

"LO MAU NGAPAIN?!" pertanyaan penuh emosi yang dikeluarkan Minho membuat Felix berdecih. 

"Lo liat sendiri kan? gue mau bunuh diri. Balikin" Pemuda itu berusaha merebut lagi pisaunya. 

"LEE FELIX! SADAR!" 

"GAK USAH BANYAK BACOT LU! GUE MAU MATI!" bentak Felix tepat di hadapan Minho, mambuat temannya itu terkejut.

Hilang sudah Felix dengan nada bicara yang manis, dengan senyum cerah yang biasa ia tunjukkan. 

ia merebut pisau itu dari tangan Minho. "Hei-" Minho sempat terkejut, namun ia mengernyit kala melihat Felix malah membanting barang itu.

"Ck, kali ini lo berhasil berhentiin gue. Sekarang, lebih baik lo pergi dari sini"

"Tunggu Lix, lo ini kenap-"

"PERGI GUE BILANG!"

                                                                                              -

Felix meremas rambutnya frustasi. Seseorang dihadapannya menatap tajam tanpa rasa kasihan. "Ngapain lo masih disini?" tanya Felix.

Pemuda didepannya tertawa sinis. "Seharusnya gue yang tanya hal itu ke lo, kenapa lo masih harus hidup, Lee Felix!" orang itu menekan suaranya saat mengucapkan kata hidup. 

"Lo itu gak pantes masih ada di dunia ini, lo udah ngancurin hidup gue!"

Felix memutar bola mata malas.

"Lo gak akan pernah bisa kabur dari perangkap gue" lanjut orang itu, tertawa puas. Rahang Felix mengeras. Cowok keturunan Australia itu tahu benar watak orang didepannya. 

Hal mistis, psikopat, darah, bahkan nyawa pun bisa ia tundukkan dengan mudah.

Cowok dihadapannya ini mengenal, bahkan bersahabat dengan mereka yang berbeda dunia.

Sekali mengusik apa yang dia sayangi, siap siap saja dihantui seumur hidupmu.

"Berhenti lo, gue bisa laporin lo ke polisi." Ancam Felix meskipun ia tau perkataannya sama sekali tidak masuk akal untuk diucapkan. Mempan? tentu saja tidak. Buktinya juga, cowok didepannya ini malah menatapnya datar.

"Lo pikir lo bisa laporin gue? COBA KALAU LO BISA! Lo pikir, lo bakal inget kalau gue yang bikin lo kayak gini?" ia menarik kerah Felix.

"Lee Felix. Gue udah bilang ke temen temen gue. buat Felix lupa, buat lo lupa kalau gue penyebab ini semua terjadi. Lo cuma bakal inget gue pelakunya, ya kalau gue ingetin lo, lah!" Tatapannya tajam menusuk.

Bohong kalau Felix bilang dirinya tidak takut. 

"And, gue gak bakal ingetin lo ketika lo mau ungkapin perbuatan gue ini." lanjutnya, membanting kerah Felix hingga cowok itu tersungkur kebelakang.

Ia kemudian bertepuk tangan.

Hawa dingin merayapi punggung maupun seluruh tubuh Felix. Aura di ruangan itu sudah berbeda, siapapun yang merasakannya pasti akan ketakutan.

Cowok didepan Felix meyeringai puas, terlihat sangat Horror. 

"See? Kenalin, mereka sahabat sejati gue"

Satu persatu makhluk misitis yang pernah Felix lihat sebelumnya bermunculan. Tanpa kepala, tanpa mata, wajah yang hancur, atau seorang wanita beramput panjang dengan wajah yang hancur dan baju putih. 

Belum lagi yang lain, yang lebih seram nan tidak masuk akal untuk dibilang 'manusia' ataupun binatang.

itu makhluk dunia lain. semuanya datang, mendekati Felix dan berebut mencekiknya. 

Felix meronta sekuat mungkin. Matanya sudah berair, lehernya serasa hendak patah. Dia mati matian mencari oksigen. Sampai akhirnya tersentak.

Nafasnya terengah, tubuhnya bergetar. ia mengedarkan pandangan. Tembok Putih tulang, meja coklat, lemari abu dan pintu hitam. Ia melihat ke tempat ia berbaring. Ranjang abu. 

Mimpi. Ini kamar.

Felix merenung. Berusaha mengingat apa yang ia impikan. Bukan, tepatnya lagi, siapa yang ada di mimpinya. Yang selama ini mengusiknya tanpa ampun.

Mimpi itu masih terngiang, bahkan alurnya pun terasa masih jelas dikepala. Tapi, siapa cowok itu?

-

Lee Felix

"I wanna die. Don't stop me"

Kim Woojin

"He's the one, who i suspect. I'm sure, he must be the culprit"

Lee Minho

"Crazy. Don't be short minded"

Seo Changbin

"If you already in love, what can you do?"

Hwang Hyunjin

"I am the most speechless here"

Han Jisung

"Such thoughts need expertise"

Chris Bangchan

"Who? Is that Him? What?"

Kim Seungmin

"It's fun. I said, this will be beautiful when I'm older"

Yang Jeongin

"Needed help, Hyung?


"You will not be able to run from me"

tidak voteMaka aku tidak akan lanjut mwehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tidak vote
Maka aku tidak akan lanjut mwehehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Noise | Stray Kids - ft. Kim WoojinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang