The One That Got Away

6 0 0
                                    

Minggu, 26 Februari 2012

In another life

You would be my girl

We keep all our promises

Be us against the world

In another life

I would make you stay

So i don't have to say you were

The one that got away

(The One That Got Away – Katy Perry)

Entah kenapa, malem itu, gue ngerasa pengen telfon dia. Udah lama kita gak smsan, apalagi telfonan. 4 tahun hubungan kita sukses berakhir karna kita sadar kita udah gak cocok, dengan sikap, sifat, dan yang paling mendasar, agama. Gue ambil henfon, pencet nomernya.

... Calling...

(udah lama gue hapus nomernya, gak ngaruh ternyata, masih hafal, sama ky' gue hafal naskah Pancasila).

"Halo..." bla bla bla...

Kita ngobrol panjang lebar, cerita tentang masing-masing, dan setelah beberapa lama, gue bilang, "Aku lagi suka mainin lagu Katy Perry "The One That Got Away." Dia jawab "Iya?! Aku juga lagi suka dengerin lagu itu". Gue ngerasa, lagu itu mirip sama keadaan kita sekarang. Dia pergi, dan gue berharap, suatu saat, di kehidupan yang lain, dia masih bisa ada disamping gue.

Dari percakapan kita di telfon tadi, gue ngerasa, dan gue yakin, we've missed each other. Itu terlihat banget dari cara dia ngomong dan ngejawab pertanyaan-pertanyaan gue, dan cara dia cerita. Kita masih punya rasa kangen itu, rasa yang selalu ada saat kita udah lama gak ketemu. Setelah telfonan, gue ngerasa harus ketemu dia. Gue kemudian sms, "Boleh, aku ketemu kamu?!". Gue nunggu, lama, gak dibales. Gue pasrah. Gue tinggal henfon di kamar, dan gue keluar. Setelah beberapa lama, gue balik lagi ke kamar. Gue cek henfon. "1 message, 2 miscalls". Gue buka. "Kamu kemana, ditelfon gak diangkat-angkat?!"

. . . . .

Minggu, 26 februari, tepat sore tadi, kita ketemuan di Lapiazza. Dia udah duluan disana buat ketemuan sama kakaknya. Kemudian gue anter dia pulang, dan tepat di depan kosannya, gue bilang, "kamu mau gak, gak usah turun dulu?!" Kita ngobrol di mobil, lama, kadang hening, dan hujan di sore itu seolah-olah adalah setting yang sempurna untuk perpisahan gue sama dia.
Hari ini, kita sepakat, adalah hari terakhir kita ketemu secara langsung. Kita sepakat, kita memang harus berpisah setelah semua yang kita jalanin selama 4 tahun. Sore itu, ditemani hujan, gue belajar merelakan dia bahagia dengan orang lain. Sore itu, gue belajar bagaimana memahami bahwa cinta, MEMANG TERKADANG, gak harus memiliki. Dan sore itu, gue bilang ke dia, "Nanti, kalau suatu saat aku sms, jangan pernah kamu bales. Kalau aku telfon, jangan pernah sekalipun kamu angkat. Bukan untuk kebaikan aku, tapi demi kebaikan kamu."

Me Against The LoveМесто, где живут истории. Откройте их для себя