Bab 6. Reaksi Tubuh Saat Emosi

21 5 31
                                    


"Jangan emosi! Santai... Santai... Sabar..."

Kalimat itu biasanya terlontar dari seseorang kepada seseorang yang sedang 'emosi'. Emosi yang dimaksud lebih kepada emosi marah. Mungkin tak banyak yang menyadari bahwa emosi tidak hanya berupa marah saja, tapi juga menangis, tertawa, bahagia, malu, dan lain-lain.

Sadarkah bahwa kondisi biologis kita itu mengikuti emosi yang kita rasakan?

1. Marah

Perhatikan ketika kalian marah. Sebagian besar pasti akan mengeluarkan nada suara yang keras, kasar dan juga berteriak. Paling parah, kalian menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, menendang, dan melempar benda. Detak jantung juga menjadi meningkat. Orang yang marah akan nampak terengah-engah saat bernafas karena jalan pernafasannya terhambat dan bisa menyebabkan gangguan paru-paru.

Sumber foto : halodoc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber foto : halodoc.com

Katanya orang yang suka sakit leher atau punggung berarti dia suka memendam amarahnya. Dan ini cukup berkaitan.

Bagi sebagian orang, kulit akan memerah karena marah. Di otak, aliran darah menjadi menggumpal bahkan tiga kali lipat setelah marah terjadi. Ini yang membuat stroke bahkan kebocoran pembuluh darah. Astaghfirullah. Kendalikan, kendalikan.

Pusat kontrol autonom atau hippocampus otak akan bekerja untuk memproduksi hormon kortiol sebagai penyebab stres. Hormon tersebut akan membuat tubuh bereaksi dengan ancaman dan membuat tekanan darah naik. Dampak produksi kortisol tanpa bisa dikendalikan ini akan berpengaruh pada kesehatan mental atau depresi, kemampuan belajar dan ingatan menurun.

2. Sedih

Kehilangan orang, benda atau hewan yang kita sayangi bisa membuat kita bersedih. Orang-orang yang bersedih akan mengalami suasana hati yang muram, menjadi pendiam, lesu, tidak memiliki semangat, menarik diri dari lingkungannya, bahkan menangis.

Orang yang bersedih akan mengalami gangguan pola tidur, entah tidak bisa tidur atau tidurnya lebih lama dari biasanya. Ini berbahaya juga untuk kesehatan tubuh. Orang yang sedih berkepanjangan bahkan tidak memiliki nafsu makan atau justru sebaliknya makan banyak daripada biasanya.

Pernah nggak merasa lemas padahal belum melakukan apa-apa? Coba pastikan apakah kalian sedang bersedih? Karena kesedihan itu menguras energi. Proses emosional mempengaruhi kekuatan fisik kita.

3. Menangis

Menangis adalah cara untuk mengeluarkan semua kesedihan di dalam hati. Rasa sedih tak tertahankan membuat mata mengeluarkan air mata hingga membasahi pipi. Air mata yang keluar karena emosi sedih ini disebut dengan air mata emosional. Saat itu, sistem endokrin yang diperintah oleh neurotransmitter atau pembawa pesan ke otak untuk mengeluarkan hormon ke wilayah penglihatan sehingga mata pun berair. Cairan yang mengandung endorfin dan senyawa penghilang rasa sakit itu akan menenangkan iris mata.

Author's SuitcasesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang