BAB 8 | Percuma Menggoda Pria Lain

2K 187 28
                                    

BAB 8 | Percuma Menggoda Pria Lain

"Anda benar-benar tergoda hem?"

Tawa sang Shogun pecah seketika. Para bangsawan yang membungkuk masih belum bangkit dari posisi mereka. Para geisha dan beberapa maiko yang ada di ruangan itu juga masih menunduk. Tidak berani ikut campur, atau lebih tepatnya tidak berani menghadapi sang Shogun yang terkenal memiliki temperamen buruk.

Seira saja yang terlalu kerajinan menghadapi pria itu bahkan menggodanya. Tidak bisa dipungkiri memang mereka juga ingin menggoda sang Shogun. Terlebih dengan tubuh kokoh, wajah indah dan kekayaan yang dimiliki Shogun membuat siapapun berharap berada di pelukannya.

Sama seperti Seira saat ini. Gadis yang pinggangnya ditarik sang Shogun agar berada dalam dekapanya itu masih menatap langsung pada mata yang selalu ingin dihindari banyak orang.

"Kau yang menggodaku" Seira memiringkan kepalanya seolah tidak setuju dengan apa yang disampaikan Ryuu. "Tanpa saya menggoda pun anda sudah tergoda. Anda saja yang terlalu murahan" hanya mampu meringis. Para geisha dan maiko lain meringis saat mendengar ucapan Seira. Gadis itu benar-benar mencari mati, menantang sang singa agar melahap tubuhnya bulat-bulat.

Ryuu yang masih menatap wajah Seira yang terlalu tenang saat menatapnya itu kian mendekat. Menarik lengan Seira namun hal itu justru membuat gadis itu meringis kesakitan. Basah dirasa sang Shogun. "Kau terluka" darah di tangan Seira yang mengotori kimononya juga hakama Ryuu membuat Seira menatap pria di hadapannya ragu.

"Maaf" masih tampak tenang. Ryuu menarik sebuah kain dari bagian pinggangnya. Hakama yang semula menutupi dada Ryuu jadi terekspos begitu saja. Sake diraih lengan kekar itu dan ditumpahkan dengan sengaja pada lengan Seira. Tampak jelas Seira menggigit bibir bawahnya karena menahan perih, namun justru itu membuat pria dihadapannya tidak nyaman.

"Kau sangat suka melukai dirimu sendiri?" Seira masih tidak menjawab. Lilitan di tangannya yang dikencangkan oleh Ryuu membuatnya tidak bisa berpikir dengan benar. Lukanya yang memang cukup untuk membuatnya menangis terasa semakin perih saat disiram Sake begitu saja.

"Juga membuat Kimono dan Hakama anda kotor" Senyuman kecil terukir di bibir sang Shogun. Darah Seira yang disiram Sake membuat pakaian keduanya bernoda dan tidak akan bisa ditolong lagi. Kimono milik Seira sendiri pasti sudah tidak bisa dicuci lagi.

"Kau sedih karena kimonomu kotor namun tidak benar-benar minta maaf karena Hakamaku juga sama kotornya" Seira memperhatikan lilitan di tangannya dan tersenyum kecil karena Ryuu membalut lukanya dengan baik. "Anda punya banyak uang, anda tidak akan memeras maiko miskin untuk sebuah Hakama bukan?" Geisha lain semakin meringis, Seira benar-benar akan membunuh mereka.

Para bangsawan yang salamnya tidak diterima Ryuu masih membungkuk. Peluh bercucuran dari kening mereka. Rasa khawatir akan apa yang telah mereka katakan sendiri menghantui mereka, mengkhawatirkan keadaan mereka, nyawa, juga kekayaan yang bisa direbut sang Shogun dengan mudahnya.

"Ikut" Ryuu bangkit sambil mengulurkan tanganya. Menunggu Seira meraih tangannya. Seira hanya bisa menurut, menerima uluran tangan yang diberikan Ryuu kepadanya. Keluar ruangan dengan tangan yang digenggam Ryuu pelan, takut akan menyakiti Seira membuat para pelayan bahkan Aumy menatap keduanya bingung sebelum membungkuk hormat.

"Shogun-sama saya tidak bisa meninggalkan-" ucapan Seira terhenti.

"Aumy-san aku hanya akan berjalan-jalan sebentar" wanita yang dipanggil sang Shogun hanya mengangguk paham. Tentu tidak memiliki kuasa menolak perintah itu sedikitpun.

Berjalan dengan santai meninggalkan kerumunan yang semula memperhatikan keduanya, Ryuu membawa Seira ke taman belakang. Menikmati angin malam yang terasa begitu sejuk sekaligus menusuk.

"Tempat ini cukup indah" Seira yang berjalan mengikuti Ryuu hanya mendesah pelan. "Kenapa kau tidak jadi Oiran saja" Seira sudah mulai merasa kebal. Rasanya ucapan pria itu sudah mulai tidak terasa setajam sebelumnya.

"Yah, jika saya menjadi Oiran maka anda bisa menyentuh saya sesuka hati namun saya tidak tahu bahwa anda suka memakai barang bekas orang lain" Ryuu tertawa kecil. Yang dikatakan Seira sangat tepat sasaran. Dimana lagi dirinya menemukan seorang maiko yang tidak tahu caranya bertutur kata sopan seperti ini.

"Kalau begitu setujui pengangkatan mu. Aumy-san bilang kau masih belum menyetujui pengangkatan mu. Bukankah ritual Mizuagemu harus segera dilaksanakan?" Seira kembali mendesah. "Saya masih terlalu kurang untuk menjadi geisha, lagipula saya tidak mau mendapat penawaran rendah atas pengangkatan saya nanti. Saya harus menggoda banyak pria dulu jika akan diangkat menjadi geisha" Ryuu menatap Seira, gadis itu mengucapkan segalanya dengan mudah seolah tanpa beban.

Benar-benar tidak bersikap layaknya seorang maiko yang akan menjadi seorang geisha. Atau dirinya sudah terbiasa bersikap sesuka hati hingga tanpa sadar masih terbawa sampai saat ini. "Kau apa kau seorang bangsawan?" Seira yang semula melangkah di depan Ryuu terhenti. Berbalik menatap pria yang menatapnya lekat.

"Apa saya akan menjadi geisha jika saya seorang bangsawan?" Ryuu masih menatap. Baru sadar dengan cara berjalan Seira juga cara gadis itu berbicara, benar-benar layaknya bangsawan yang memiliki derajat lebih tinggi darinya. Tidak ada orang yang berani berjalan di depannya selama ini. Namun gadis ini dengan santai melangkah mendahuluinya, entah merasa tinggi atau hanya bodoh.

"Shogun-sama" Seira memanggil kecil. Membuat Ryuu menatapnya bertanya. "Tolong ikat Hakama anda" Seira memalingkan wajahnya.

Perut sang Shogun yang menampakkan ototnya secara terbuka membuat Seira merasa tidak nyaman. "Kau tergoda?" Seira mendesah kecil, padahal dirinya hanya terganggu namun pria itu sudah salah paham sungguhan. Terlebih apa yang akan dipikirkan para maiko atau geisha atau bahkan oiran jika melihat keadaan mereka saat ini.

Bisa-bisa Seira dimusuhi para oiran dan geisha senior jika sang Shogun terlihat seolah tengah berduaan dengan dirinya seperti ini ditambah jika pakaian sang Shogun seolah terkoyak oleh tangan Seira.

Memikirkan para oiran akan mengerjainya habis-habisan saja sudah membuatnya sedikit merinding. Apalagi jika sampai terjadi.

Para oiran apalagi Tayuu seperti bintang utama Furawagaden. Jika mereka ditambah para geisha senior membenci Seira sudah pasti kehidupan Seira di tempat ini akan terasa semakin berat. Sekarang saja beberapa dari ketiga gelar wanita di atasnya itu sudah ada yang membencinya.

Seira enggan menambah kebencian itu lagi terhadap dirinya.

"Kau benar-benar tergoda eh?" Seira mendesir, rasanya benar-benar jenuh menghadapi orang yang tidak bisa kau hadapi. "Yah, sangat tergoda jadi tolong anda tutup tubuh kekar anda itu Shogun-sama. Maiko ini mungkin akan menerkam anda jika anda lengah" nada mengejek Seira sungguh membuat kuping sakit padahal nyanyinya mampu membuat dunia para pendengarnya teralihkan.

Gadis ini terlalu buruk dan baik disaat yang bersamaan.

"Nameka, jangan menggoda tua bangka itu lagi karena mulai sekarang dia bahkan tidak akan berani datang ketempat ini lagi" Seira sudah tahu pasti akan hal itu. Siapa juga yang akan datang ke tempat yang kini jadi sering dikunjungi pria menyeramkan seperti pria di hadapan Seira ini.

'Ah, tanpa kau minta pun dia tidak akan datang ke tempat ini lagi'.

'Karena tubuh tanpa jiwa tidak akan bisa datang bukan?'

"Anda benar, Nameka-san sepertinya tidak akan datang ke tempat ini lagi. Anda benar-benar membuat calon penawar tertinggi saya minggat Shogun-sama" Ryuu teratwa kecil.

"Pada akhirnya kau tetap akan menjadi miliku, percuma menggoda pria lain".

"Kalau begitu siapkan banyak uang untukku, awas saja jika memberikan tawaran rendah. Shogun-sama".

VOTE + COMMENT

HegaEca

Princess Of GeishaWhere stories live. Discover now