Ineffable

47 6 6
                                    

❝ The problem will not disappear if we avoid it❞

Aroma parfum lavender Menyeruak ke dalam indra penciuman siapa saja yang mencium nya.

Rumah megah bak istana, berwarna putih elegant, yang menguatkan kesan istana pada rumah ini.

Sayangnya, Sang pemilik rumah jarang berada di dalam rumah nya. Rumah megah ini terlihat menjadi sepi dan tenang.

   Ceklek. . . . .

Laki-laki bertubuh tinggi, dan memiliki dada yang bidang memasuki rumah mewah ini.

Ia diam sebentar, memandangi seisi rumah saat dia masuk ke dalam rumah nya.

"Akhirnya setelah 2 tahun, kita kembali lagi. Thanks God" Lalu, ia mengukir senyuman indah di bibir-nya. Seperdetik kemudian, ia melangkah bergerak menuju ruangan besar yang di depan pintunya tertulis 'Kamar milik anak nya Bunda sama Ayah'. Indah sekali

Setelah memasuki ruang kamar nya. Laki - laki tersebut merogoh ponsel di saku celana nya. Ia menekan salah satu nomor di ponsel nya.

"Halo?" Kata nya saat sambungan telepon sudah tersambung.

"Halo sayang" Jawab nya di sebrang telepon

"Iya, -hm. Kapan datang ke Bandung nya?Jam berapa?Biar nanti beres beres rumah." Kata nya lagi kepada orang yang di telpon nya.

"Kapan ya?Sekitar jam 7 an deh. Elang tunggu aja, Kami udah kangen banget sama kamu" Suara nyaring itu terdengar indah di telinga Elang. Lebih tepat nya Elang merindukan suara itu.

"Oke, iya Elang juga kangen" Sebenarnya Elang tidak mengharapkan mereka berkumpul. Jika mereka berkumpul mungkin hanya beberapa orang saja yang berbicara satu sama lain.

"Yasudah kalau begitu.. I love you sayang. Tunggu yaa"

"I love u too" Cinta. Elang sangat Cinta kepada mereka. Ia tak pernah menaruh kesal kepada mereka, tapi mereka lah yang menaruh kesal kepada Elang. Elang tahu, Elang sadar. Jika ia tidak disukai oleh beberapa orang itu.

Tuut Tuut ~

Sambungan telepon mereka terputus. Elang tidak mengharapkan sambungan telepon tadi terputus. Ia sangat sangat merindukannya.

"Jam 7. Oke" Ujar nya. Lalu ia meninggalkan rumah itu dan mengendarai motor XLX nya untuk pergi dahulu keluar sana.

☆☆☆☆

"ARLETTE!!!"

Teriak wanita berambut terurai, yang tak lain adalah teman nya sendiri. Caitlyn

"Apa sih?! 5 menit lagi Please!!" Ujar nya tak kalah berteriak

"TAAAAAAA!SUMPAH DEH LAMA BANGET!DARI PULANG SEKOLAH GUE NUNGGU TAU!MATI BERDIRI NIH GUE LAMA - LAMA YA" Caitlyn mengacak-ngacak rambut nya sendiri

"Aelah!iya iya nih udaah.." Arlette dengan mengenakan baju lengan panjang di tambah celana sepaha nya yang membuat ia Terlihat cantik.

"Astaghfirullah!lo lama, pas di liat cuma pake pakaian gini doang?? Gue ruqyah lo ya!" Caitlyn heran kepada Arlette. Memakai pakaian gembel saja sudah lama apalagi pakaian mewah?Sampai Upin ipin Sarjana juga tidak akan selesai.

"Pms lo ya?Sensiii banget daritadi"

"Auah gelap!" Caitlyn berjalan mendahului Arlette dengan wajah Caitlyn yang mengerucutkan bibir nya kesal.

Ngomong-ngomong, tujuan mereka sih katanya ingin membeli pakaian. Tapi tidak tahu jika sudah datang kesana, mungkin berubah?

"Eh lyn. Lo yang nyetir kan?" Tanya Arlette kepada Caitlyn saat mereka berdua telah berada di halaman rumah Arlette

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Apr 01, 2020 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

KLANDESTINOnde as histórias ganham vida. Descobre agora