1. Pertemuan Pertama

718 37 30
                                    

Halo halo haloooooo
Dada come back🤸‍♀️

Ada yang nunggu cerita ini? Penasaran gak???
Makanya vote dan komen, yak😗

So...
Happy reading and enjoy it💋


"Cha, cepat sarapannya. Abang ada rapat pagi ini," ucap seseorang membuat gadis yang tengah melahap sarapannya itu hampir tersedak.

"Resta, kamu enggak lihat adik kamu lagi makan?" sahut wanita paruh baya seraya menyodorkan segelas susu coklat pada putrinya.

Resta menghela napasnya pasrah. "Bun, Resta takut telat." Mata Resta beralih pada adiknya. "Kamu juga, kenapa enggak minta jemput pacar kamu sih?"

Anesha memutar bola matanya malas. "Abang lupa kalau aku ini jomblo?"

Ia bangkit dari duduknya lantas menyalami sang Bunda. "Bun, Echa kuliah dulu, ya?" Sang Bunda menganggukkan kepalanya.

Gadis itu menarik tangan Abangnya dengan paksa hingga membuat lelaki berumur 25 tahun itu tak sempat menyalami Bundanya.

"Resta berangkat dulu ya, Bun!" teriak Resta karena tubuhnya sudah diseret Anesha.

"Kamu kenapa seret-seret Abang sih, Cha? Abang kan belum salam ke Bunda," omel Resta ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

Anesha berdecak sebal. "Kan tadi Abang yang suruh Echa buru-buru. Katanya ada rapat, gimana sih?"

Resta hanya mengucapkan kata sabar dalam hati. Adiknya itu memang sangat menyebalkan.

Selama dalam perjalanan, Anesha hanya terfokus pada ponselnya. Apalagi ditambah dengan telinganya yang disumpali earphone. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik yang ia dengarkan.

"Hari ini Abang enggak bisa jemput kamu." Suara dari Resta membuat Anesha menghentikan setiap pergerakannya. Dilepaskannya earphone yang terpasang di telinganya itu.

Ditatapnya Resta tajam. "Kenapa?"

Resta berdeham untuk menetralkan suaranya. "Abang ada urusan, Cha."

Anesha terkekeh sinis. "Urusan sama cewek? Gitu maksud Abang?"

"Enggak, Cha."

"Ini yang Echa enggak suka. Abang bakal lebih prioritaskan pacar Abang ketimbang Echa."

Anesha langsung turun dari mobil Resta begitu mobil Abangnya sudah berada di kawasan kampusnya. Buru-buru saja Resta menyusul Anesha.

"Cha, Abang memang ada urusan. Lagipula enggak cuma berdua, kok. Ada banyak teman-teman Abang."

"Abang pikir Echa enggak tahu? Cewek itu chat Abang kan semalam?"

Anesha memang sangat mengatur setiap gerak Resta. Itu semua ia lakukan karena ia tak ingin berbagi Abangnya dengan orang lain. Hanya Restalah sosok lelaki yang hadir di hidupnya.

"Ya sudah, nanti Abang jemput, ya? Jangan marah lagi, oke?" ucap Resta mengalah pada sikap Anesha. Diusapnya puncak kepala sang adik dengan sayang.

Anesha hanya mengangguk saja. Setelah itu ia langsung pergi ke kelasnya.

*_*

"Kenapa muka lo ditekuk kayak gitu? Ada masalah?" tanya Naya; teman sekelas sekaligus sahabat Anesha sejak SMP.

Anesha menenggelamkan wajahnya di atas tumpukan kedua tangannya yang ia lipat.

"Tentang Bang Resta?" tanya Naya lagi. Gadis itu sudah terlalu hafal sikap sahabatnya.

Never Really OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang