Prolog

352 27 12
                                    

"Vin cepat bangun dan sarapan!" Suara teriakan dari seorang wanita yang memekikkan telingaku. Teriakan itu terdengar dari tangga sebelum kamarku, mungkin. Tapi yang kutahu suara itu berasal dari Mama yang mencoba membangunkanku.

"Ngh, iya Ma," ujarku membalas. Beberapa detik kemudian aku mulai merapikan kamarku yang berantakan. Kulihat lipatan kain besar yang berada di bawah lantai, kemudian mendengus kesal. "Ya Tuhan, pantas saja aku kedinginan semalam. Ternyata selimutku kutendang ketika tidur hingga terjatuh di bawah lantai." Aku menghela nafas. Sejenak ku lanjutkan sesi merapikan kasur hingga tak berselang lama aku sudah menggendong handuk kecil berjalan menuju kamar mandi.

Namaku Kevin, aku adalah anak semata wayang yang dimiliki oleh orang tuaku. Usiaku sendiri saat ini telah menginjak angka tujuh belas. Aku memiliki rambut sedikit berponi dengan kacamata hitam menempel pada wajah. Dan aku adalah orang biasa tanpa memiliki kelebihan apapun. Sama seperti anak-anak remaja pada umumnya. Meskipun anak semata wayang, nyatanya aku juga memiliki saudara dan saudari. Namanya Darrel dan Ann. Namun kami tidak memiliki hubungan darah. Bahkan bisa dibilang mereka adalah orang asing. Bagaimana tidak, mereka sendiri datang ke rumah secara tiba-tiba, bagaikan tamu tidak diundang. Aku menyebutnya demikian, karena mereka bukanlah manusia. Melainkan sebuah "roh". Roh penjaga.

Ya, kedua saudaraku adalah sebuah roh. Aku tidak tahu bagaimana asalnya ataupun awal mulanya, namun yang aku tahu bahwa para roh memiliki rupa, tubuh, bahasa, dan perasaan layaknya manusia. Bahkan hingga saat ini para manusia hidup berdampingan dengan roh tersebut. Akan tetapi, ada satu hal yang membuat para roh penjaga terlihat berbeda dengan manusia, yaitu "kekuatan".

Para ahli ilmiah, sejarawan, filsafat, atau data data yang tertulis ratusan tahun lalu pun hanya menyebutkan bahwa roh adalah sebuah ciptaan Tuhan untuk melindungi umat manusia. Mereka bahkan bisa muncul ketika bayi baru lahir. Tidakkah hal itu aneh, apalagi manusia mulai akrab dengan roh penjaga itu.

Aku sedikit kesal jika membahas hal itu. Karena sampai saat ini aku masih belum mendapatkan roh ku sendiri. Beberapa tahun yang lalu, ketika aku masih kecil, aku sering diejek oleh teman-temanku. Mereka mengatakan bahwa aku anak yang cacat karena tidak memiliki roh. Benar, sesimpel itu bagi mereka mengatakan cacat padaku. Namun aku tidak mempedulikannya. Aku sudah tidak berharap lagi. Malah, yang terpikirkan olehku saat ini adalah asal usul roh itu sendiri. Rasional saja, dengan kekuatan roh yang kuat dan bermacam-macam, mereka bisa menguasai dunia dengan cepat. Namun, mereka malah datang dan diciptakan untuk melindungi manusia. Sangat aneh bukan?

Sudah cukup, aku tidak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi. Tidak ingin terlamut dalam lamunanku sendiri. Aku selesaikan mandi pagiku dan bergegas mengenakan seragam. Aku turun melahap sarapanku kemudian berpamitan dan berangkat ke sekolah.

"Suatu saat aku akan mengetahui jawabannya," ujarku melangkah, menjauhi area rumah.

Bersambung ...

The Last Hero (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang