Chapter 1

1.1K 89 30
                                    

"Tak pernahkah kau mengerti? Hatiku ini sudah ada dalam
genggamanmu, Lalu kau buang begitu saja.Begitu saja...."

.
.
.

Bahagia ketika jatuh cinta

Ryujin tersenyum sambil membaringkan tubuhnya di kamar sepulang kuliahnya. Guanlin baru saja mengantarnya pulang, tadi mereka menghabiskan waktu bersama sepulang kuliah, berburu buku-buku lama, menonton dan menikmati es krim sebagai penutupnya. Oh astaga. Hari ini sangat menyenangkan baginya. Meskipun Guanlin tampak agak aneh dan murung tadi, tetapi Guanlin bilang dia hanya sedang tak enak badan dan berjanji bahwa sepulangnya nanti dia akan langsung beristirahat agar kondisinya pulih.

Ryujin mencintai Guanlin, sangat cinta. Mereka menjadi dekat begitu saja seolah sudah ditakdirkan untuk bersama. Dan Ryujin tidak pernah menyangka mereka bisa seserius ini. Dulu dia menyangka Guanlin sombong karena berasal dari keluarga kaya, tetapi ternyata tidak. Lelaki itu yang menyapanya duluan, bahkan sangat baik dan ketika pertama kali ke rumah Ryujin, tidak ada sikap mencemooh atau pun menghina rumah mungil itu. Status Ryujin yang berasal dari keluarga sederhana tampaknya tidak masalah bagi Guanlin.

Mereka sudah merajut impian untuk masa depan. Menikah dan punya anak, lalu berbahagia untuk selamanya. Bahkan Guanlin sudah menunjukkan keseriusannya dengan mengajaknya ke rumahnya, bertemu dengan ibunya.

Meskipun sikap ibunya tidak bisa dikatakan ramah... Ryujin mengernyit, teringat betapa malunya dia ketika Ibu Guanlin menolak untuk membalas jabatan tangannya. Setidaknya Guanlin bilang bahwa ibunya memang galak kepada siapa saja, bukan hanya kepadanya.

Ponselnya berkedip-kedip. Ryujin segera mengangkatnya begitu melihat nama Guanlin di layar
ponselnya,

"Iya Guanlin?"

"Aku baru saja sampai rumah." Suara Guanlin di seberang sana nampak berbeda, membuat Ryujin bergumam dengan cemas.

"Kau tampaknya sakit... Syukurlah kau sudah sampai rumah... Istirahatlah ya, supaya besok kondisimu membaik."

Hening... Seolah Guanlin sedang
mencari kata-kata.

"Ryujin...?" Guanlin bergumam ragu.

"Ya Guan?"

"Bisakah besok kita bertemu di taman yang biasa? Besok aku tidak bisa datang kuliah, tetapi aku akan
menunggumu di sana di sore hari. Kau menyusul ke sana ya."

Taman tempat mereka biasa bertemu itu terletak dekat dari kampusnya, Ryujin hanya perlu berjalan ke sana. Dia tersenyum sambil membayangkan bahwa mungkin Guanlin punya rencana romantis untuknya,

"Iya Guan, aku akan datang besok."

"Oke." dan telepon pun ditutup di seberang sana.

Membuat Ryujin mengerutkan keningnya atas penutup yang
dingin dari Guanlin, biasanya mereka mengakhiri percakapan dengan kata-kata cinta yang lembut. Tetapi kemudian dia menghela napas, Guanlin kan sedang sakit, jadi wajar saja kalau sikapnya terasa berbeda...

•••

Ryujin menangis, sungguh-sungguh menangis mendengarkan alunan lagu itu dari pemutar musik miliknya. Hujan turun dengan derasnya di luar, tetapi sederas apapun hujan itu, tak akan bisa mengalahkan derasnya darah yang mengalir dari hatinya yang remuk redam, dihancurkan begitu saja oleh kekasihnya, tanpa ampun.

Ingatannya melayang pada kejadian tadi sore yang berhujan, saat itu hanya ada dia dan Guanlin, kekasihnya.

"Kita sudah tidak boleh bertemu lagi."

Perjanjian Hati || Hyunjin Ryujin [REMAKE]Where stories live. Discover now