Bab 3 : Serangan (Part 2)

4.4K 393 44
                                    

"Seorang ayah yang tidak beguna! Hahaha, dengan mudahnya membiarkan anaknya mati begitu saja..."

Naruto diam memperhatikan anak kecil yang terus mengoceh di depannya.

"...Sungguh ironi, sebentar lagi kau akan mendengar berita kematian ibunya juga."

Naruto agak bingung mendengar ocehan bocah kecil itu, Naruto sendiri sangsi apakah bocah itu paham dan mengerti segala yang ia ucapkan.

Tapi bukannya sikap waspasa yang Hokage itu perlihatkan, malah ia bertolak pinggang seraya memarahi bocah yang nampak baru berumur tujuh tahun itu.

"Apa yang kau katakan, bocah, dari tadi kau mengoceh, kau juga memanggilku dengan sebutan 'kun'. Apa kau tau berapa besar perbedaan usia di antara kita?"

Jari telunjuk Naruto menunjuki dirinya sendiri sebagai penekanan, tubuhnya juga dicondongkan ke arah anak yang nampak masih polos itu.

Mendengar sebutan 'bocah', sosok kecil bermata violet itu langsung merapatkan gigi, "...Aku bahkan lebih tua darimu."

Usai mengucapkan kalimat terakhir, sosok kecil menembakkan peluru pada Naruto, peluru itu terbuat dari air yang diserap dari dalam tanah.

Ribuan peluru tipis dibentuk menjadi jarum berterbangan di udara melesat menuju ke arah Naruto. Naruto menghindar, ia melompat ke lokasi lain, lompatannya cukup jauh, namun peluru itu mengejarnya.

"Rasenshuriken!"

Naruto menciptakan pusaran angin besar di telapak tangannya, menyerupai shuriken namun terbuat dari angin dengan titik point di tengahnya. Jutsu ini adalah manipulasi dari jutsu rasengan biasa.

Untuk menghalau peluru air itu Naruto menggunakan rasenshuriken sebagai tameng. Jutsu berelemen angin itu mampu melemahkan dan mengembalikan peluru tajam bak es menjadi air lagi, usai bersentuhan dengan bagian rasenshuriken-nya.

"Nah, bagaimana jurusku, lebih kuat dari punyamu, 'kan?" Bukannya sombong, Naruto hanya menggoda anak kecil itu agar berhenti melawannya.

Naruto melirik kembali tembok air besar nan tinggi yang diciptakan oleh si gadis. Sekarang bukan saatnya bermain-main, Naruto sadar kalau menghadapi anak kecil ini sama saja ia membuang-buang waktu. Tentu ada hal yang lebih penting dari sekadar mengurusi anak kecil yang menantangnya bermain adu kekuatan.

Naruto mengaktifkan sennin mode lagi, ia memejam dan merasakan cakra-cakra yang ada di sekelilingnya. Pertemuan kening Naruto berkerut ketika berhasil merasakan cakra Sasuke dan Shikamaru yang masih berada di bawah monumen Hokage. Sementara cakra-cakra lain sedang menuju ke tempat mereka. Cakra-cakra yang belum bisa Naruto kenali itu pastilah orang-orang dari Klan Chinoike tadi.

Tidak ada waktu lagi...

Selagi dalam mode sennin, Naruto menciptakan dua bunshin dirinya. Dengan bantuan bunshin-bunshin itu Naruto mengkonsentrasikan cakra ke telapak tangan, menciptakan rasengan besar yang lebih besar dari rasenshuriken tadi, namun dengan tampilan layaknya rasengan biasa.

(Nama jurus = Senpou: Oodama Rasengan)

Naruto memukulkan rasengan super besar ke dinding air penghalang, Naruto berteriak sembari mendorong rasengan untuk menembus dinding pertahanan yang terbuat dari air mengalir itu. Namun bukannya lubang yang tercipta, aliran air itu malah bertambah banyak dan kini mencoba melahap tubuh Naruto juga.

This Is The Time | (NARUSASU)Where stories live. Discover now