3.hujan itu

1K 27 1
                                    


"kakek tidak mau tau rend...kakek beri waktu satu bulan...kalau kamu tidak bisa membawakan kakek calon cucu mantu kakek...maka...mau tidak mau kamu harus terima dengan pilihan kakek".
bentak kakek dengan wajah kesalnya,sambil pergi berlalu masuk kedalam kamarnya,
rendi menghela nafas dalamnya,lalu pergi ke meja makan dan ke dapur,di lihatnya makanan masi utuh,penuh di meja makan.
"bik...bik ani...apa kakek belum makan??"
tanya rendi saat terlihat bi ani berjalan menuju meja makan dan mengundur semua makanan ke dapur.
"ia tuan...tuan sepuh belum makan...tadi beliau menunggu tuan muda untuk mkan malam bersama",
jawab bi ani.
"baik lah bik...aku juga tidak nafsu makan,bibik simpan saja makanannya."
ucap rendi yang berlalu pargi.
"baik tuan..."
sahut bibi sambil mengemas ngemas makanan.

rendi menaiki anak tangga dan bergegas mendekati pintu kamar kakeknya,rendi sadar...ia sudah membuat kakeknya marah dan kecewa,tapi bagaimana lagi...hati rendi benar benar belum tergerak oleh seorang wanita,untuk sekian lama nya.
"maaf kakek.."
bisiknya lirih di depan pintu kamar kakeknya,
kemudian bergegas masuk ke dalam kamar nya dan merebahkan tubuhnya,hatinya sesak...karena mengabaikan keinginan kakeknya,
"apa aku harus mencari wanita untuk aku nikahi?
agar kakek bahagia?"
gumamnya membayangkan tak ada satupun wanita yang sedang dekat dengannya.lalu ia pun tertidur.
pagi itu seperti biasa,
anin mulai bekerja di rumah bibi nya,lalu berangkat ke tempat kerjanya,
pagi itu rendi lupa meminum kopi hitam yang di buatkan bibi di rumah.
lalu ia datang ke kedai tempat anin bekerja,karena kopi pahit racikan anin cukup bisa di terima lidahnya.

"satu kopi hitam tanpa gula!"
pinta pelanggannya.
"baik tuan..."
ucap barista nya.
di lihatinya tangan terampil wanita itu.
"anak ini bukan anin",kata rendi sekerika.
lalu seseorang masuk melewati rendi,
sebelum benar benar melewatinya...ia pun menyapa.
"pagi pak",
sapa anin pada dosennya itu.rendi pun hanya senyum ringan saja.
lalu anin menuju peracik kopi.
"maaf bu...anin terlambat...anin harus menyerahkan tugas dulu ke teman,"kata anin sambil ter sengal sengal...
"lain kali terlambat lagi...gak usah kerja aja !!"
sahut si peracik kopi dengan ketusnya,yang tanpa sadar membuat rendi tidak suka,

lalu si peracik kopi itu pun menyerahkan kopi ke pada rendi,
saat rendi menyeruput kopi hitamnya,dengan alis mengernyit di buangnya kopi itu dari mulutnya.disemburkan.
"kopi ini tak se enak buatan anin,"
gumamnya yang di perhatikan pemilik kedai dengan tatapan tidak sukanya.
sore itu...sepulang kuliah,anin menyempatkan mampir ke taman biasanya,dan rendi pun lewat di sana pula,
tanpa sadar rendi sudah memandang ke arah anin satu jam lebih,hingga rendi terkaget saat ada klakson mobil di blakang mobilnya yang akan ikut parkir,
di lihatnya jam di pergelangan tangannya sudah hampir petang,
"tanpa sadar aku disini begitu lama,"
gumam rendi yang sesekali menoleh ke arah anin yang masih menikmati senja sore. hingga rendi pun bergegas pergi.
esok hari nya...saat rendi mulai mengajar,
betapa terkejutnya dia saat di dapatinya anin duduk di bangku pojok pinggir kaca,

mengacuhkan nya.namun khidmat mendengarkannya.
"ternyata anin belum sadar siapa aku,"
gumam rendi seperti sedang kecewa.
"alah...siapa juga anin kenapa ia harus kenal aku,kalau di pikir-pikir kita cuma bertemu sebagai penjual dan pembeli kopi tak ada yang lain,dan aku disini dosennya dan dia siswi nya,"
gumamnya kemudian,karena mengingat ini sudah beberapa kalinya anin ikut kelasnya.
setelah kelas usai anin tidak langsung beranjak pergi,
wajahnya nampak murung...mukanya di tekuk,dan tidak konsen sama sekali,lalu rendi teringat kemarin saat ia mendengar anin terbebani biaya kuliah.
"mungkin ia mikir itu,"pikir rendi.
lalu rendi pun bergegas pergi begitu saja.
waktu menunjukkan baru pukul lima sore,tp mendung gelap dan petang..
"sepertinya akan turun hujan..."
gumam rendi saat mendongak ke atas melihat awan yang menggumpal hitam.

tiba tiba gerimis dan makin deras saat rendi akan masuk ke dalam mobilnya,mobil rendi berjalan perlahan hingga melewati taman,di liriknya sekilas samar samar,
anin duduk di tepian kolam,hujan hujanan,
"wanita itu benar benar nggak waras,"
pikir rendi dan berlalu meninggalkan taman.
tiba tiba rendi mengerem mobilnya secara mendadak,pikirannya nggak karuan,sepertinya hati dan pikirannya ingin pergi saja,tapi tubuhnya menolaknya,berkeinginan lain.
"sial kenapa aku harus peduli sih,"
gumamnya sembari membelokkan mobilnya kembali dan berhenti tepat di samping taman,
rendi mencari payung lalu turun dari mobilnya,
di lihatnya anin tetap tak bergeming dari tempat duduknya,
"sialan...kenapa harus wanita ini sih...kenapa aku peduli,"
lagi lagi umpatnya sambil keluar dari dalam mobil dan berjalan mendekat menghampiri anin.

dosenku suamikuWhere stories live. Discover now