2.tak tega

1.4K 31 6
                                    


selang beberapa menit...
"anin apa punya uang untuk bayar rumah sakit?"
gumam rendi yang langsung memutar balik mobilnya mengikuti anin berkendara,
setibanya di rumah sakit terdekat,yang anin dan nenek itu masuki.rendi langsung menuju bagian administrasi,disana ada seorang staf wanita.
rendi pun menghampiri petugas tersebut.
"maaf...apa boleh tahu total biaya nenek sebelah sana itu?"
tanya rendi pada petugas,sambil menunjuk nenek nenek yang sedang mengantri.
"sebentar pak...totalannya belum keluar.."sahut petugasnya,
beberapa menit berlalu akhirnya petugas itu menghampiri rendi,

Katakanlah sesuatu
"ini pak totalannya..."sambil menyerahkan secarik kertas total pengobatan si nenek tua itu.
"ini pak totalannya..."sambil menyerahkan secarik kertas total pengobatan si nenek tua itu.

"oh...ini mbak...saya bayar,"
sahut rendi sambil memberikan kartu atm pada petugas,
"trimakasi pak..."
dengan senang petugas menerimannya lalu mengetik nominal angka di mesin nya.
saat anin tiba di depan administrasi,
anin sedikit ragu...langkah kakinya maju...kadang di urungkan.maju lagi...lalu di urungkan lagi.
"apa cukup uangku untuk membayarnya...?"
dalam hati anin benar benar khawatir,
namun anin memberanikan diri bertanya,seandainya pun jika kurang...anin akan mengangsurnya,ia tidak punya banyak pertimbangan apapun selain kemanusiaan.
"maaf...kalo boleh tahu berapa biaya untuk berobat nenek itu??"
sambil menunjuk nenek nenek yang tengah duduk usai di periksa.

Katakanlah sesuatu
"sudah lunas mbak..."kata petugasnya...

"oh..."
betapa terkejut dan kagetnya anin.
dalam hatinya timbul rasa senang...tapi juga bertanya-tanya...
"siapakah penolong yang baik hati itu?"
lalu..."trimakasi mbak..."
ucapnya pada petugas administrasi.
dalam hati anin begitu lega...rasanya.
"syukurlah masih ada orang baik, "gumamnya lagi.
aninpun bergegas pulang kerumah setelah mengantar nenek tersebut.
sesampainya di rumah paman dan bibi nya,
dilihatinya kedua orang tersebut sedang ngobrol di ruang tamu yang tidak begitu besar.
anin pun melewatinya dan berhenti di depan paman dan bibinya itu.
"paman...bibi..."
anin menyapa orang yang punya rumah tempat anin tinggal...saudara ibunya yang hanya satu satunya itu,

"kelayapan dari mana kamu jam segini baru pulang!"
teriak bibinya yang memang tidak begitu suka dengan anin karena sudah menumpang di rumahnya,
dan terlihat paman nya yang begitu khawatir,namun tidak bisa berbuat apa apa lagi.
padahal anin ikut membayar tagihan listrik,pam dan mengurus rumah serta memasak untuk keluarga paman dan bibi nya itu.
"tadi ada kelas tambahan bi..."
jawab anin atas pertanyaan bibinya itu.
sengaja anin berbohong agar masalahnya tidak berbuntut panjang,lalu pergi menuju kamarnya yang paling pojok dan belakang...mungkin lebih tepatnya bekas gudang.
anin merebahkan tubuhnya yang lelah...di kasur lantai yang keras...dan usang,
dindingnya agak lembab bahkan tumbuh lumut disana,
karena bersebelahan dengan kamar mandi,tepat di samping kamar anin.
sayup sayup matanya mulai terpejam.
anin pun terlelap...tanpa selimut.

sampai...
"kriiiiiing....."
tiba tiba alarm berbunyi waktu sudah menunjukkan pukul empat dini hari...
"uh hampir saja..."
anin bangun dengan mengucek matanya,tidak lupa ia bergegas ke kamar mandi sebelah kamarnya untuk mencuci muka,lalu bergegas memasak dan membereskan rumah bibinya,saat di rasa semua sudah beres,ia pun mandi dan langsung berangkat kerja,tak lupa ia membawa tas kuliahnya yang nanti langsung kuliah setelah bekerja.
hari ini hari pertama rendi pengenalan ke tempat kerjanya,rendi berkeliling yang di temani aslan,rendi pun tadi sempat masuk ke ruang kuliah anin,sempat mengisi dan perkenalan sebentar.
anin pun sekilas tahu bahwa itu pak rendi,
dosen baru.meski banyak gadis di ruang kuliah nya itu saling berbisik karena ke tampanan dan ke gagahan dosen baru,anin memilih diam,wajahnya malah menatap keluar jendela ruangan itu.
hingga saat jam istirahat,tepat rendi usai berkeliling dengan aslan.

saat rendi hendak masuk ke dalam kantor,terdengar dari luar seseorang sedang marah marah di dalam...memarahi seseorang tepatnya,
"pihak kampus sudah tidak bisa mentolerir lagi nin...ini sudah yang terakhir kami memberikan batas waktu..dalam sebulan ini kamu harus melunasi biaya kuliahmu sampai saat ini."terdengar sangat nyaring dari luar.
rendi penasaran...namun di urungkannya menengok ke dalam.hanya mematung di luar pintu.
sesaat kemudian pintu di buka dari dalam dan keluarlah anin yang menundukkan wajahnya tanpa kata berlalu pergi begitu saja,tanpa menyapanya,atau lebih tepatnya tidak menghiraukan orang lain lagi.ia larut dalam ketidak mampuannya.
anin mencoba menenangkan diri,setelah selesei mata kuliahnya,ia bergegas menuju taman tempat ia biasa duduk disana,suasananya sepi...terdapat taman yang bersih,dengan pohon yang rindang dan sebuah kolam ikan kecil yang di penuhi ikan,
pikirannya agak mengendur saat melihat ikan ikan itu hidup berdesakan tanpa mikir macam macam,

tidak seperti anin saat ini yang mikir melunasi hutang keluarga dan uang kuliah nya.orang tuanya meninggal dengan mewariskan hutang,anin tidak menyalahkan orang tuanya,pasti orang tuanya punya suatu masalah yang anin tidak tahu.
sesekali ia menatap langit lanhit yang terdapat celah celah kecil daun dengan sinar matahari sore menerobos nya begitu menenangkan,
tanpa sengaja rendi melihatnya saat sedang melewati jalan dekat kampus dimana ia bekerja.
tiba tiba mobilnya sengaja di berhentikan di pinggir jalan,lalu memandang anin sekilas memperhatikan,
"anak itu kuat juga ya..."
pikir rendi,karena sudah termakan kata-kata aslan temannya.
lalu menancap gas mobilnya,mobil melaju meninggalkan taman.
sesampainya di rumah...bi ani dan bi ana menyambut rendi,
"tuan muda...anda sedang di tunggu tuan sepuh di dalam,"

"iya bi,"sahut rendi sambil berlalu...
mengendurkan dasinya dan melepas jas di luar kemejanya.
dan mengalungkannya di tangannya,
ia berjalan menuju tempat dimana kakeknya berada.
"kakek...kenapa tidak bilang kalau mau kesini...?"
tanya rendi,lalu duduk di samping kakeknya,
"anak nakal !!"
sahut kakek,dengan nada kesalnya.
"daripada kamu urus kakek...mending kamu cari calon cucu mantu untuk kakek,"
ucap kakek dengan nada meningginya.
"rendi masih ingin sendiri kek...rendi tidak mau di atur atur apalagi oleh wanita.mereka semua sama,"
sahut rendi dengan jelas nya.
"umurmu sudah tidak muda lagi nak...umur kakek sudah tidak banyak lagi...apa salah kakek minta kamu menikah sebelum kakek tidak ada?"
kata kakek dengan nada merendah...namun menekan.
yang membuat rendi terdiam dan terpaku tanpa kata balasan.

dosenku suamikuWhere stories live. Discover now