Mr. Jaxton (Fall in love with grudge)|Part 03.-The second stupid choice.

Mulai dari awal
                                    

"Jemput aku. Jangan lupa bawakan pakaian wanita lengkap, Minta kepada maid di Penthouse ku." Perintah Reynold yang langsung di patuhi oleh Robinson. Reynold langsung mematikan sambungan teleponnya dan menaruh asal ponselnya. Kemudian merobohkan kembali tubuhnya ke magnet ranjang yang begitu kuat. "Eh?!" Stella yang melihat Reynold raja tidur ini tak habis pikir. Padahal lebih dulu Reynold tidur. Selesai pergulatan itu Stella masih bergulat lagi dengan pikirannya yang sudah meledak. Sambil menangis. Ya, Tentu saja menangisi hidupnya.

            Reynold membuka matanya melihat wajah polos Stella yang menatapnya heran, "Kenapa? Kemarilah." Reynold menepuk sebelahnya. Menyuruh Stella bergabung untuk tidur. Wajah acaknya kini bertambah lima puluh persen lebih tampan dari yang Stella lihat kemarin. Sungguh. Bodoh memang mengatakan musuhnya tampan, Tapi itulah yang Stella lihat sekarang.
         "Aku. mengatakan. kemari. Bukannya mematung menatapku seperti itu." Eja Reynold di awal perkataannya. Kini Stella sudah seperti kepiting rebus. Dirinya ketahuan menatap Reynold intens. Sangat memalukan.

         Kesal dengan Stella yang tak kunjung mendengarkannya. Reynold menarik lengan Stella kasar hingga tertidur di lengannya sebagai bantal. "Sakit!" Pekik Stella yang hanya di balas senyum sangat tipis. Tangan berat milik Reynold sudah melingkar di perut kecilnya, Sangat berat tapi Stella suka ini.

          "Aku tanya sekali lagi. Apa kau yakin ingin ikut bersamaku?" Bisik Reynold yang sekarang menciumi puncak rambut Stella hangat. Tak ada jawaban yang Reynold rasakan hanya anggukan Stella.

         "Kenapa kau bisa berada disini?" Entah mengapa pertanyaannya itu keluar begitu saja. Sekarang ada yang mendorong Reynold untuk terus mengajaknya berbicara tanpa mengeluarkan sisi gelapnya. Reynold tahu wanita ini sangat takut dengannya.

          Stella memunggungi Reynold. Tapi Reynold menariknya lagi. Stella kembali memunggunginya tapi lagi, Reynold menariknya agar menatapnya. Stella pasrah kini wajahnya berada di dada bidang Reynold.
           "Takdir. Aku juga tidak tahu, Ceritanya panjang." Singkat Stella. Kini kepalanya mendongak berusaha melihat wajah bak dewa Reynold. Tapi tak berhasil, Pria itu hanya diam tanpa menundukkan kepalanya.

          "Maka dari itu ceritakan saja." Sekarang Stella tahu. Tak hanya ingin di turuti keinginannya, Tak hanya sadis tapi Reynold juga tipikal orang yang rasa ingin tahunya tinggi.

         "Pertama. Aku pergi dari mansion keluargaku. Kedua aku menginap di rumah temanku. Ketiga aku tiba disini." Barulah kini Reynold tertarik untuk menghadap ke bawah. Mencari manik mata milik Stella.

            "Pergi? Kenapa kau pergi? Salah kau masih kecil berani pergi." Ejek Reynold dengan terang-terangan. Hey! Stella berusia Dua puluh empat tahun! Apa itu kecil?

          "Kecil?! Kalau begitu semalam kau bercinta dengan anak kecil?!" Ucap Stella ceplos begitu saja. What! Dirinya mengakui bahwa semalam bercinta? Ini mengingatkan harga dirinya! Dasar mulut tak tahu diri. Runtuk Stella.

            FIRST. Stella melihat Reynold terbahak-bahak. Tidak. Bukan hanya Stella, Mungkin teman atau rekan bahkan keluarganya yang mengetahui ini akan melihat Reynold yang dulu. Hangat.
         "Kenapa kau menatapku seperti itu?" Kini Reynold sadar. Tatapan intimidasi Stella, Apa yang salah dengan tertawanya? Memang tidak ada yang salah. Tapi itu memabukkan Stella.
          "Tidak apa-apa." Jawab Stella menutupi.

          "Tentu kau kecil. Kau baru pertama kali seperti semalam di usiamu yang terlihat sudah dewasa." Terus? Stella rasa tidak ada yang salah dengan usianya yang belum pernah sama sekali melakukan hubungan intim.

         Stella melihat Reynold cemberut. Mungkin saja Reynold menertawai karena berhasil menghabisinya. Membuat Mood Stella rusak. "Hey, Tenang jangan marah aku bisa mengajarimu lebih baik lagi,—Nanti ketika di Penthouseku." Stella gelagapan. Dan ini apa lagi! Stella merasa menjadi budak seks jika seperti ini. Seperti wanita yang benar-benar tak punya harga diri.

Mr. Jaxton (Fall in love with grudge)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang