Mr. Jaxton (Fall in love with grudge)|Part 02.-Day of destruction.

Start from the beginning
                                    

"Siapa namamu?" Wanita itu membersihkan wajah Stella.— Menyingkirkan anak rambut yang nakal itu.

"Auristella Phoenix. Stella. Kau?" Balas Stella yang akhirnya tersenyum simpul menatap wanita lugu di depannya ini.

"Lilyan Kurkova. Lily. Kau berasal dari mana?" Lily terus tersenyum. Seolah menyimpan sangat erat ketakutannya.

"Aku berasal dari New York. Kita dimana sekarang? Dan kau berasal dari mana?"

"Aku berasal dari Washington. Dan kita di Washington." Stella terpekik kaget. Washington?! Ini sangat jauh dari kota asalnya. Dan Lagi, Stella hampir saja menangis jika tidak dengan cepat Lily menenangkannya.

"Jangan menangis Okay?! Baiklah ayo sekarang kita memikirkan cara agar keluar dari sini." Lily dan Stella kembali saling memeluk. Kali ini dirinya menangis bersama. Lily tak sanggup menahannya. Dirinya juga takut. Stella kini terus bergetar. wanita yang berada di ruangan ini pun terisak. Tersedu-sedu. Menangisi nasibnya.
Pintu yang awalnya terkunci sangat erat itu kini terbuka. Memberikan kesan suasana menjadi panas dingin. Semuanya tersontak kaget. Stella dan Lily saling memandang takut. Hanya ada lima pria berbadan tegap, Berpakaian serba hitam, Serta kacamata hitam bertengger di hidungnya yang memasuki ruangan penuh dengan intimidasi. Kemudian di balik itu wanita paruh baya masuk dengan wajah sinisnya. "Semua berdiri!" Sontak semua berdiri, Kecuali Stella dan Lily yang berada di pojok ruangan masih saling berpelukan.

"Baris! Dan kau dua wanita yang berada di pojok! Cepat!" Mrs. Ellena dengan geram berteriak melihat Stella dan Lily yang masih enggan untuk bangkit.
Dengan gontai dan reflek Stella berdiri dengan Lily yang mengikuti di belakang Stella menyusul wanita-wanita lainnya yang tengah berbaris.

Dengan terus menunduk Stella mengikuti aba-aba yang di perintahkan Ellena. Tangannya terus berkaitan dengan tangan Lily. Seolah sudah sangat terikat.

Reynold Xaviro Jaxton.
Miliader terkaya dengan perusahaan otomotif dan saham nomor satu di dunia itu menatap datar wanita-wanita yang ricuh ini. Di balik kacamata hitam yang bertengger di hidung tajamnya terdapat mata tajam melihat mangsanya di hadapannya ini.

"Silahkan, Sir... Kau bisa memilih. Di antaranya memasuki kriteriamu." Reynold yang dari awal berdiri di ambang pintu kini masuk setelah mendengar aba-aba dari Ellena. Semuanya menunduk. Menatap takut. Bahkan tak ada yang berani melihat siapa yang datang.

"Aku minta kalian semua jelaskan dari mana asal kalian." Suara berat milik Reynold semakin membuat wanita-wanita itu merasa terancam dan takut.

Ellena mendekatkan wanita yang berada di paling pojok. Menyuruhnya untuk menyebutkan dari mana asalnya. "California. Melbourne. Las vegas. Berlin. Milan." Semua terus berucap giliran hingga pada Stella.

Stella tak membuka mulutnya sama sekali. Terus diam sambil menunduk. Stella yang berada paling pojok hampir tak terlihat oleh Reynold itu membuat mata Reynold memincing. Mendekatkan diri beberapa langkah.

"Kau! Cepat katakan tempat asal kau!" Sentak Mrs. Ellena. Tetapi lagi. Stella tetap diam dengan Lily yang menyuruhnya bersuara tetapi Stella tetap saja mematung.

"Kau memang harus di keraskan!" Ellena berjalan dengan penuh emosi kepada Stella. Hampir saja akan menjambak rambutnya jika tidak dengan cepat Reynold memberhentikan langkah Ellena. Tangan Reynold menangkup dagu Stella agar melihatnya. Perlahan Stella mendongak dengan memejamkan mata yang di penuhi genangan air mata dan segukkan.

Damn! Begitu mata itu terbuka, Reynold melihat jelas wajahnya. Sangat cantik. Seakan mirip dengan Malaikat. Tapi sayang, Air mata itu membuatnya menjadi kusut. darahnya mendadak tak mengalir.

Mr. Jaxton (Fall in love with grudge)Where stories live. Discover now