18 : Realization

1.4K 178 226
                                    

***

"The things left unsaid to people we care about, and the void those unspoken words leave, often have more impact than what is said."

- Tyler Knight -

***

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Vin, gimana keadaan Kiara kemarin?" Tanya Rafael begitu ia melihat Hiro masuk ke dalam ruangannya.

Hiro duduk di atas sofa sambil menyenderkan tubuhnya, lalu ia menghela nafas panjang. "Udah baikan kok, mungkin kemarin dia kelelahan dan kurang makan."

Rafael pun menganggukkan kepalanya. "Iya sih kata Bianca, Kiara emang punya migrain, mungkin itu salah satu pemicunya."

Hiro terdiam sebentar, lalu ia menatap Rafael dengan tatapan yang serius. "El, kayaknya lo bener deh, gue udah jatuh cinta sama dia."

Rafael memutar kedua bola matanya, jengah. "Dih kemana aja lo sampe baru sadar sekarang?"

Kemudian Hiro hanya diam saja, hingga membuat Rafael menghela nafasnya dengan berat. "Terus apa yang bakal lo lakuin?" sambung Rafael sambil memainkan pulpen di tangannya.

"Gak tau, gue masih bingung. Gue takut terlalu cepat menyimpulkan segala sesuatu."

Rafael beranjak dari kursinya dan duduk di sofa sebelah Hiro, kemudian ia menepuk punggung sahabatnya itu. "Gak ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat dalam perkara cinta, Vin. Saat lo mulai jatuh cinta, waktu jadi gak relevan."

Hiro menatap sahabatnya itu dengan raut wajah heran. Dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan itu, karena baginya akan terlalu cepat jika ia menyatakan perasaannya pada Kiara sekarang, disaat ia baru saja mengenal gadis itu belum genap dua minggu.

"Vin, gue kasih tau lo ya. Sekarang ini semuanya harus serba gercep biar gak keambil orang lain. Jangankan wanita Vin, bangku kosong di MRT aja jadi rebutan orang."

"Iya gue tau, El. Tapi gimana kalau Kiara gak ngerasain hal yang sama? Gue gak mau kalau dia ngerasa gak enak sama gue, terus perlahan dia malah makin menjauh."

"Kalau kaya gitu tandanya lo pengecut, Vin..." Rafael menjeda perkataannya sejenak sambil memperhatikan perubahan ekspresi Hiro. "Semua orang di dunia ini harus berani ambil resiko kalau mau berhasil mencapai tujuannya."

"Tapi gue maunya dia juga membalas perasaan gu-"

"Kalau gitu tinggal buat dia jatuh cinta juga sama lo lah, rempong amat jadi laki, heran gue," potong Rafael sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Gone With The WindWhere stories live. Discover now