Part 15

174 6 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMEN

~~~~

"Keadaan yang maksa Prill, gue gak mau mamah makin sakit gara-gara gue"

"Ini semua bukan salah lu kok"

~~~

Ricky mulai mengemasi pakaiannya.

"Kamu beneran mau pergi? "

Suara itu seakan-akan ingin menahannya untuk pergi. Seolah-olah dia memberi harapan kalau semuanya akan baik baik saja.

"Nanti Prilly siapa yang jaga? Terus mamah gimana? "

Ricky menghentikan kegiatannya dan menatap wanita di depannya itu.

"Aku akan suruh bi narti jagain mamah"

"Tapi-"

"Aku butuh waktu sendiri za, Aku seolah-olah di buang dari keluarga ini za"

"Aku ngerti ta-"

"Semua akan baik baik saja, percayalah"

~~~

Natalie masih terus memanggil nama Jonathan dengan air mata yang deras. Sehingga Prilly yang berada disamping Natalie juga harus ikut tenggelam dalam kesedihannya.

"Mamah jangan gini, mamah harus sadar sama keadaan mamah sekarang, Prilly sama bang Ricky pasti selalu ada di samping mamah" Sambil memeluk Natalie

"Mamah gak suka keadaan ini Prill, mamah ta--

Prilly sontak kaget, karena Natalie tiba-tiba saja seperti orang kejang2.

" Bang Rickyyyy"teriak Prilly smbil memegang mamahnya

"Mamah! " Ucap Ricky saat masuk kedalam kamar, dan diikuti oleh Herfiza

Ricky memegang tekuk leher Natalie, serta tangannya dipegang lembut oleh Ricky.

"Maafin mamah ky, kamu jaga adik kamu ya! Mamah udah gak kuat" Ucap Natalie dan meneteskan air mata

"Mamah pasti kuat, jangan ngomong gitu" Ucap Ricky yang sudah meneteskan airmata, begitu juga dengan Prilly dan Herfiza

"Iya mah, mamah jangan ngomong gtu, Prilly yakin kok mamah kuat" Sambung Prilly

"Herfiza, kamu tolong jaga Ricky ya" Ucap Natalie dan tersnyum

"Iya mah"

"Makasih atas semuaa-n-nya" Ucap Natalie, kata terakhir untuk anak-anak nya itu.

Natalie menghembuskan nafas terakhirnya. Semua yang berada dikamar menangis, termasuk Ricky.

~~~~

Keesokan harinya

"Bang, aku masuk kamar dulu" Ucap Prilly dan pergi meninggalkan sepasang kekasih diruang tamu. Siapa lagi kalau bukan Ricky dan Herfiza

Mereka baru selesai memakamkan Natalie. Prilly yang masih saja menangis dan membuat mata indahnya bengkak. Ricky yang berusaha terlihat semua akan baik-baik saja. Herfiza? Tentu saja dia berusaha menstabilkan pikiran mereka. Sedangkan Ali? Dia sedang sibuk

Gubrak

Satu pukulan mendarat dimeja ruang tamu itu. Siapa lagi kalau bukan Ricky yang memukul dengan penuh emosi itu.

"Sudahlah ky, kamu jangan marah begini" Sambil mengelus punggung milik Ricky

"Ak-aku gak kuat za, kenapa maslah terus terusan menghantam keluargaku"

"Kamu harus percaya pada Tuhan, Tuhan tidak akan memberikan ujian kepada makhlukNya melebihi kapasitasnya" Jelas Herfiza

"Kamu juga pasti akan mendapatkan yang lebih baik. Kamu harus percaya sama Dia" Sambung Herfiza

"Makasih ya sayang"

Senyum Ricky kini jelas terukir diwajahnya.

Sumpah gaes, pikiran aku nih keknya abis deh, gara2 Quarantine dirumah aja.

Aku ingin keluar rumahh...
Mencari udara segarrr...
Aku rindu udara segarrr...
Aku tau kalian juga rinduuuu...

Tolong kepada kalian, berikan aku ide. Enaknya kelanjutannya gimana....

Tolong temen2 vote jugaaa:(
Tolong hargai karyaku:(
Aku mikir pake otak nih:(
Bukan copas:(

Kamu Adalah AdikkuWhere stories live. Discover now