"Kenapa daddy tidak senang bersamaku dan Angel?" Tanya Hannie dengan kerlingan nakal di matanya, penggoda nomor 1 di dunia malam.

"Aku harus berbicara dengan Jeonghan." Scoups berbisik di telinganya, mengantarkan getaran aneh yang membuat ia mendesah pelan.

"Jeonghan tertidur, ia tidur." Ujar Hannie, ia terengah ketika penis Scoups terus melesak masuk dan menekan prostatenya.

"A-ahh daddy! Terlalu dalam!" Hannie memekik tertahan, dan klimaks lainnya menjemputnya dengan mudah.

"Bangunkan dia, aku membutuhkannya." Ujar Scoups, ia melepaskan tautan keduanya dibawah sana. Dan mata hitam itu tertutup selama beberapa detik sebelum akhirnya terbuka lagi. Menunjukan tatapan polos.

"Jeonghan?" Tanya Scoups, dan yang dipanggil terlihat terkejut dengan posisi mereka. Seingatnya Jeonghan tengah membuat Teh.

"H-hyung.." Jeonghan tergagap, tubuhnya sedikit bergetar dan bagian bawahnya kini berdenyut. Mengeluarkan cairan yang tidak tertampung.

Scoups menghela nafas lega dan langsung menggendong tubuh lemas itu untuk masuk kedalam kantornya.

***

"Aku ingin dia mati." Ujar Hangyul, ia baru saja mendapatkan sebuah surat yang membuatnya sedikit terkejut. Ayahnya menyewa si brengsek scoups untuk membunuhnya dan bartender tempo hari.

Kartel mafia yang tengah naik daun itu, sang bos yang bersembunyi dibalik nama perusahaan Choi.

Hangyul tersesat, bartender yang dibunuh tempo hari sampai hari ini tidak ditemukan. Bahkan jasad, bukti ataupun keberadaannya yang entah hidup atau mati.

Tetapi Hangyul yakin, pekerjanya itu sudah mati.

"Lalu, bagaimana dengan fakta bahwa ayahmu mengingikan kamu mati?" Tanya Dohyon yang duduk dengan santai di kursinya.

"Aku akan membunuh scoups dan menertawakan ayahku setelahnya." Ujar Hangyul.

"Tidak menarik, bagaimana kalau kita bermain sedikit?" Ujar Dohyon yang melemparkan beberapa lembar foto di atas meja Hangyul dan memperlihatkan seorang wanita manis dan seorang pria manis di foto lainnya.

"Ada yang berbeda dari keduanya." Ujar Dohyon, menunjuk foto seorang pria dengan pria lainnya yang tengah berciuman di sebuah lorong.

"Aku tahu, bagaimana kalau kita tempatkan mereka di tempat yang sulit?"

"Menarik." Ujar Dohyon dan ia tersenyum kecil.

"Permainan dimulai, Scoups."

***

Sore itu Jeonghan bangun dengan tubuh yang terlilit selimut dan dipeluk oleh Seungcheol. Ia mengerjapkan matanya perlahan dan memastikan sekelilingnya. Oh ia berada di apartment nya.

Ia ingat, sempat melenguh sebelum tertidur atau pingsan. Memori terakhirnya berada di lorong dengan Seungcheol yang nafasnya tersengal dan gelitikan halus di perut bagian bawahnya. Khas saat ia ejakulasi.

Semburat merah muda muncul di pipinya, apakah terlalu nikmat hingga ia tidak mengingat apapun?

Jeonghan memindahkan tangan Seungcheol yang melingkar di pinggangnya perlahan, tidak ingin membangunkan sang dominan yang terlihat terlelap di tidurnya.

The Mafia || Jeongcheol [END]Where stories live. Discover now