The Sweetest Love 2.0

3.4K 219 24
                                    

Prev :

Ditempat lain saat Vivi selesai mengantarkan Chika pulang. Ia terlihat lari menuju WC. Perutnya terasa panas dan sakit. Kini ia bolak-balik keluar WC. Tidak lain tidak bukan semua karena tindakan bucin akutnya, yang memakan semangkuk bakso penuh dengan sambal.

"Aduh sialan sakit banget, gak deh gak lagi kek gini Viona bucin Fadrin!" ucapnya dengan tegas masih memegang perutnya yang sakit.

________________

Hari-hari berikutnya, tidak terasa sudah hampir satu tahun Chika dan Vivi dekat, terjebak dalam rapatnya jarak cinta adik-kakak namun nyatanya perasaan mereka berdua lebih dari itu.

Lama kelamaan sifat asli Chika yang betul-betul manja terlihat sangat jelas oleh Vivi. Jika berjalan bersama, tangan Chika sudah pasti menggandeng erat lengan Vivi, tidak ia lepas. Begitupun dengan Vivi, sifat protektifnya terlihat apabila Chika berurusan dengan laki-laki. Ia selalu tidak suka kalau ada laki-laki yang berada dekat Chika. Baginya laki-laki itu selalu berbuat modus ke Chika, tepatnya ia memang cemburu.

Pernah suatu sore Chika menemani Vivi untuk tampil di sebuah acara musik sekolah lain. Saat itu Chika berjalan duluan ke tempat parkir karena Vivi membereskan peralatan bandnya. Ketika Vivi berjalan dan menyusul Chika, ia melihat pemandangan yang membuatnya marah, seorang laki-laki memegang tangan Chika. Vivi yang sangat tidak suka akan hal itu segera lari dan melayangkan tinjunya

"Woi yang sopan dong lo!" ucap Vivi terlihat marah.

Perkelahian tidak dapat dihindari, laki-laki itu sama kuatnya dengan Vivi dan jadilah, Vivi pun ikut merasa kesakitan.

"Ayo buruan kita pulang, bisa nyetirnya?" tanya Chika dengan wajah datarnya masih dengan perasaan marah namun tetap tidak tega melihat Vivi memegang sudut ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.

Vivi hanya mengangguk dan segera menemudikan mobilnya menuju rumah Chika. Ini yang tidak Chika suka dari Vivi. Terus terlibat dalam perkelahian yang membuatnya meringis melihat Vivi menerima luka di wajahnya.

Sesampainya di rumah Chika...

"Ayo buruan masuk" ajak Chika masih dengan ekspresi sedikit marah.

"Aku balik aja, gaenak diliatin mama kamu" ucap Vivi merasa bersalah.

"Aku tunggu didalem pokoknya, langsung masuk ke kamar" ucap Chika segera keluar dari mobil.

Mau tidak mau Vivi mengikuti mau Chika, untungnya saat itu rumah dengan keadaan kosong.

Dengan posisi di atas kasur Chika mengobati luka bibir Vivi.

"Aw, pelan pelan ya Chik" ucap Vivi meringis.

"Ya lagian udah tau sakit kenapa pake brantem sih"

"Akutuh gasuka ada cowok laiin yang gak sopan sama kamu, pake nyentuh kamu lagi" ucap Vivi.

"Kan udah aku bilang dia cuman bantuin aku berdiri"

Ya, Vivi berkelahi dengan laki-laki yang nyatanya sedang membantu Chika yang terjatuh.

"Pokoknya ya aku gasuka Chika"

"Liat nih bibir kamu ampe luka kayak gini" ucap Chika sambil mengobati bibir Vivi.

"Aku tau obatnya biar cepat sembuh" ucap Vivi sambil mencoba tersenyum.

"Cium.."

"Sawan kamu ya" ucap Chika sedikit kaget dan dengan sengaja ia menekan ujung bibir Vivi yang luka.

"AW CIK SAKIT CIK" ucap Vivi berteriak.

"Iya iya ini udah beres, aku ambilin air putih dulu buat kamu" ucap Chika segera berdiri, namun tangannya di tahan oleh Vivi.

Sweet And BitterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang