Hiding

2.1K 199 19
                                    

Seminggu lebih orang-orang di lingkungan sekolah menyadari kedekatan Chika dan Vino. Jelas terlihat kalau kapten basket dengan wajah manis itu mengincar Chika. Siswi-siswi lain melirik tidak suka dengan Chika. Hanya Chika seorang yang tidak sadar dengan pendekatan yang dilakukan si kapten basket. Dia tidak memusingkan hal itu, satu hal yang ia pusingkan sekarang adalah kemana lagi Vivi? Chika hanya sadar akan satu hal itu, Vivi menghindarinya.

Chika dan Vino kini duduk bersama di kantin sekolah, menikmati makan siang. Chika tidak menyadari pandangan siswa-siswa lain karna memang dasarnya dia kurang peka.

"eh kok kak Vino yang bayar sih"

"udah gapapa, kan aku yang ngajakin kamu makan"

"hm yaudah, makasih lagi ya kak"

Sembari makan mata Chika mengarah ke seluruh penjuru kantin, ia mencari Vivi. Seminggu lebih mereka tidak pernah berbicara. Ketika bertemu Vivi pun mengacuhkan Chika. Hingga tidak sengaja ia melihat Vivi bersama Jessi dan Febi. Kali ini Chika tak akan tinggal diam, ia tau Vivi menghindarinya tapi ia bingung apa ada sesuatu yang salah?

"kak Vino, aku duluan yaa" ucap Chika segera berdiri

"eh kan belum habis?"

"aku buru buru kan, lagi mau ngurus sesuatu"

"eh chik tunggu" Vino berusaha menahan Chika, tapi ia gagal.

Chika mengejar Vivi, geram karena tidak digubris, Chika berteriak.

"Kak Vivi" teriakan itu membuat ketiga orang di lapangan basket berbalik. Chika menghela nafas, memberanikan diri untuk bertanya, sebenarny ada apa?

"Kak Vivi aku mau ngomong" ucap Chika tegas

Vivi memasang ekspresi bingung, melihat Chika sepertinya ingin membicarakan sesuatu yang serius

"drun, tuh" ucap Jessie pada Vivi lalu mengajak Febi untuk meninggalkan Chika dan Vivi.

"lo kenapa?" ucap Vivi sedikit kasar

"kak Vivi eh" Chika menghirup nafas panjang, ia sudah tidak tahan menanyakan, ada apa dengan Vivi.

"kak Vivi kenapa ngehindarin aku?" ucap Chika cepat, dia memberanikan diri menatap Vivi.

"hah? Gue? Lo yakin? Vivi tertawa sinis

"ii..iya, yakin, tiap kali kita papasan kak Vivi bahkan ga pernah bales senyum atau sapaan aku"

"gue ga bakal menghindar sih chik kalo bukan lo dan co..." Vivi terdiam melihat Vino berjalan ke arah mereka berdua

"kak Vivi, kenapasih?"

"tuh, tanya sendiri sama cowok lo" Vivi beranjak pergi

Chika menatap kepergian Vivi, dia masih bingung dengan situasi disekitarnya

"Chika.." panggil Vino

Saat Chika berbalik, kini Vino sudah berlutut di depannya dengan memegang bucket mawar merah yang ia arahkan ke Chika

"aku tau mungkin ini terlalu cepet, tapi apa gunanya aku sayang kamu tanpa kamu tau, Chika kamu mau jadi pacar aku??"

Sekolah dihebohkan oleh pemandangan romanits di tengah lapangan. Namun Chika merasa terkejut dengan hal itu, ini pertama baginya, dia tidak merasa senang ataupun bahagia, ia cuman bingung. Terdengar teriakan dari penjuru sekolah "terima.. terima" Chika mengangguk, ia sendiri bingung ini keputusan yang tepat atau tidak. Gemuruh tepuk tangan terdengar, Vino berdiri dan menggenggam tangan Chika. Seluruh sekolah sudah tau, kini resmi kapten basket sang idola sudah menjadi milik siswi baru, Yessica Tamara. Kini baru Chika sadari, semua perilaku Vino yang ditujukan padanya adalah sebuah bentuk pendekatan yang bahkan ia tidak sadari. Ia hanya memikirkan sebuah percakapan yang tiada jawaban akan apa artinya.

Sweet And BitterWhere stories live. Discover now