Wonwoo memang setenang itu, bahkan disaat teman baiknya mencubit kedua pipinya, dia tidak perduli. Masih dengan ekspresi datar, ia hanya membaca buku dibawah pohon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nuuu... Nunuuu... Ayo anterin gue beli baju~" Meylisa masih sibuk mengganggu lelaki di sampingnya. Bahkan seolah belum menyerah, kali ini dia tertidur di atas paha pemuda itu.
Kaki Wonwoo mulai pegal, dia melirik sekilas Meylisa yang malah asik tiduran di kakinya yang berselonjor. Wonwoo hanya mendecih lalu kembali memalingkan mata ke buku tebal di depannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Satu chapter lagi Mey. Tanggung."
Meylisa tersenyum senang. Ia bangun dari tidurnya dan kembali duduk di sebelah Wonwoo.
Meylisa mengecup singkat pipi pemuda itu, lalu segera bangkit dari duduknya. Ia sangat kegirangan.
"YEAYY~ Janji ya Nu! Yaudah gue beli makan dulu ya di depan, kayaknya ada snack gitu buat lu sambil baca.. hehe"
Wonwoo mengangguk. Dirinya tersenyum mendengar perkataan gadis itu. Tetapi tetap, matanya tidak lepas dari buku kedokteran miliknya.
Meylisa menyebrang dengan sangat hati-hati. Dia melirik beberapa kali ke kiri dan kanan, sebelum menyusuri zebracross yang ada di hadapannya.
Namun sayang, takdir berkata lain.
Mobil yang mengebut dari arah kanan Meylisa, kehilangan keseimbangan saat salah satu ban rodanya pecah. Bukan hanya tidak dapat berhenti di lampu merah, mobil itu bergerak liar ke arah Meylisa.
Meylisa yang tidak sadar ada mobil yang menerobos lampu merah, langsung terhantam dan terpental. Sekitar 5 meter badannya terbanting dan menghantam pohon besar di sebrangnya.
Meylisa. Tewas seketika.
Wonwoo yang sedang asyik membaca bukunya terganggu oleh suara bising di sekitar. Biasanya taman ini tidak se ricuh ini.
