PART 5

282 48 0
                                    

"Menjadi egois itu cukup menyenangkan. Tanpa memikirkan perasaanya yang mungkin tertekan dan terganggu. Tidak ingin melakukan. Namun, hati berkata lain. Jahat memang. Tapi, aku harus melakukan itu, demi jawaban yang aku inginkan."

-Lee Jungkook-

🍁🍁🍁

Sebuah cermin besar menjadi saksi bisu mengalirnya air mata Jieun. Wanita 23 tahun itu menangis. Tubuhnya sedikit gemetar. Netra cantik itu menatap lekat pada pantulan diri di dalam cermin. Jieun terisak. Dadanya terasa sesak.

Perasaan apa ini? Jieun membatin.

Wanita muda itu membasuh wajahnya. Berusaha meyakinkan diri, bahwa semua akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Setidaknya, Jieun bisa berpikir seperti itu untuk menenangkan dirinya.

Tungkai kaki Jieun berjalan gontai menuju ruang kerjanya. Sesampainya di depan pintu, dia langsung menekan knop pintu dan betapa terkejutnya Jieun saat mendapati semua mata melemparkan pertanyaan yang benar-benar membuatnya muak. Tanpa memperdulikan semua itu, Jieun langsung melenggang dan duduk di kursi kerjanya.

Ren, Karen, Jessie, dan dua orang lainya langsung menghampiri Jieun.

"Jung Jieun! Kau tidak mau mengatakan sesuatu?" tanya Karen.

Jieun menyambar berkas di atas mejanya. "Tidak." Singkat sekali Jieun menjawab. Bahkan, atensinya tidak teralihkan sedikit pun.

"Kau pasti mengobrol, bukan?" tanya Karen lagi.

"Tidak."

"Dia memberikan sesuatu?"

"Tidak."

"Ayolah, Ji. Sedari tadi kau hanya menjawab, 'tidak, tidak, dan tidak.' Yang benar saja, Ji? Pasti ada yang tuan Lee sampaikan," celoteh Karen panjang lebar.

Ren memicingkan matanya, seraya berkata, "oh, lihatlah! Matamu sembab, Ji. Apa tuan Lee memarahimu?" tanyanya histeris.

Jieun menatap Ren. "Tidak."

"Lalu kenapa kau menangis?" kali ini Jessie yang bersuara.

"Ibuku menelepon," bohong Jieun.

"Eoh?" Jessie menyesali pertanyaannya, "maaf, Ji," ucapnya kemudian.

"Sudahlah, kembali bekerja saja. Nanti tuan Park bisa marah-marah," titah Karen.

Jieun menghela napasnya pelan. Benar-benar lelah, pikirnya.

"Minumlah."

Jeiun menoleh dan mendapati Kyungsoo dengan sebuah cup minuman di tangannya.

"Coklat panas," ungkap Kyungsoo.

Kyungsoo menghela napas saat mendapatkan tatapan mata menyebalkan Jieun, lalu berkata, "tanpa racun, Ji."

Jieun terkekeh pelan mendengar kata-kata sahabatnya itu. "Terima kasih," ucapnya.

"Tenanglah, Ji. Ada Tuhan." Kyungsoo mengingatkan.

Pria bernama lengkap Bae Kyungsoo itu memang cukup dekat dengan Jieun. Umur mereka berbeda 2 tahun. Banyak yang menganggap ke-2 manusia itu adalah sepasang kekasih. Tapi, yang bersangkutan hanya mengakui bahwa, persahabatan lebih cocok untuk mereka. Tidak lebih. Ya, hanya itu—sahabat.

UNDERSTANDING OF LOVEWhere stories live. Discover now