Banyak yang bilang benci dan cinta itu beda tipis. Mungkin dulu aku menyangkalnya, karena jika aku benci ya benci. Begitupun sebaliknya. Jika aku cinta ya cinta. Tidak kumasukkan kata benci atau cinta didalam kalimat itu.
Tapi siapa sangka, sekarang malah aku yang lebih percaya bahwa benci dan cinta itu beda tipis. Mungkin jika mereka ataupun kamu -- yang membaca ini -- tahu ini, mereka atau kamupun akan menggelengkan kepala. Karna dirasa hal itu aneh bagi mereka ataupun kamu sendiri. Aku tidak peduli itu.
Memang kalimat itu sekarang adalah kalimat yang paling aku dukung setiap katanya. Tapi siapa yang tahu, jika dulu aku memiliki alasan mengapa aku mengatakan jika kalimat ‘benci dan cinta itu beda tipis’ itu tidak ada.
Ada alasan tersendiri bagiku dulu untuk mengatakan jika ‘benci dan cinta itu beda tipis’ itu tidak ada. Jika dari dulu aku menyadari bahwa kalimat ‘benci dan cinta itu beda tipis’ itu memang benar adanya, mungkin sekarang aku sudah menjalinnya selama beberapa tahun. Ckckck, khayalanku saja.
Marilah bersama-sama mengumpat kelakuanku pada masa itu. Dan dengan tidak merasa bersalahnya aku sangat mendukungnya sekarang, mendukungku untuk menjalin hubungan dengan orang yang sangat kubenci waktu itu.
Hahaha, jangan terlalu dipikirkan. Ini hanya awalanku saja biar kalian tahu bagaimana perasaanku sekarang.
YOU ARE READING
The Cold Boy
Teen FictionBagaimana mungkin seseorang yang kubenci dulu, sekarang menjadi kekasihku? Aku tak menyangka, dia pun sama denganku, tidak menyangkanya. Tapi aku masih berfikir sampai saat ini, mengapa aku juga mencintainya? Mengapa aku juga membencinya dulu? Aneh...
