Watch Out 4#

1.9K 151 10
                                    

"Ini bukan ramuan aneh anehkan Sol?"

"Iya, Kau ngak percaya padaku?" Entah sudah beberapa kali Taufan terus bertanya dengan pertanyaan yang sama membiat kepala Solar berdenyut sakit, Apa lagi nada nada yang tertanda tidak menyakinkan dirinya.

"Kurang menyakinkan, Pernah kau sekali buat ramuan buatku jadi cewek seharian." Taufan mendegus mengingatkan masalah lalu yang gagal membuat ramuan. "Kau ngak tau Hali sampai pingsan liatku."

"Yah, Siapa suruh minum." Solar memutar kedua bola matanya tidak merasa tersinggung pada kata kata Taufan sambil dengan kedua tangannya bergerak mendorong temannya keluar dari persembunyian mereka. "Kali ini ramuan dari Gempa, Bukan dariku Fan. Percayalah kepadaku"

"Kalau ini bukan demi keselamatan adikku, Udah ku pijak tu ramuannya." Taufan keluar dari persembunyian mereka yang sudah sembunyi terlalu lama karena berdebat masalah ramuan, Sedikit ragu untuk mempercayai Solar.

Tapi ia yakin.

Solar tidak akan main main jika siapapun yang akan menganggu Thorn.

Dan ia akan membalasnya dengan sadis siapa yang telah menganggu Thorn.

Taufan sekarang sudah berdiri diistana Dark sambil mengecek penampilan dirinya apakah sudah pas atau tidak, Sambil berdehem menormalkan suaranya sebelum berhadapan dengan puluhan prajurit sedang menjaga pintu depan.

Sesuai dengan dirinya sendiri sehari hari.

"HALLOW MANUSIA!" Teriaknya cempreng dan cukup seperti toa hingga burung burung beterbangan, Cukup menarik perhatian prajurit Dark melihat dia dengan tatapan bingung. "Apa ada Thorn disini?" Sedangkan Solar hanya bisa mengeleng geleng kepala dengan kedua kapas kecil sudah tersumbat ditelinganya.

"Putra Cyclone." Segera prajurit itu langsung menunduk hormat kearah Taufan yang tersenyum melihat mereka. "Putra Nature ada disini."

"Apa kalian bisa mengantarku? Aku ngak sabar kali dia menikah dengan Lelaki tampan melebihiku." Senyumannya tidak pernah luntur dari wajahnya namun memiliki arti lain, Seperti senyuman yang memiliki makna lain.

"Pelayan akan membawamu Putra."

.

.

.

Taufan berdiri terdiam melihat pelayan yang membawa jalan kekamar Thorn, hingga sudah sampai ketujuan dan pelayan hanya memberikan beberapa kata sebelum menghilang dari hadapannya.

Perlahan lahan ia memegang gagang pintu sambil membuka menimbulkan suara dan pintu terdorong kedalam, Dengan pandangan pertamanya membuat kedua matanya membelak terkejut melihat Thorn terbaring lemah dengan penuh luka kering. Tanpa basa basi ia langsung mendekati Thorn mengecek keadaan adiknya ini.

"Thorn? Thorn?" Taufan mengangkat tubuh adiknya yang terasa dingin bergerak membaringkan Thorn ke ranjang sambil. "Sadarlah."

"Mmm..."

Kelopak mata Thorn terbuka pelan namun hanya setengah aja, Karena malas melihat siapa yang datang menjeguknya. Tubuhnya sangat lemah bahkan suaranya serak habis menangis. Ia menebak jika Dark datang menjeguknya dengan penuh perhatian.

Menjijikan.

Kenapa tidak bunuh dirinya langsung dan memilih drama dihadapannya, Selamat! Kau telah membekukan hati Thorn yang dari dulu hangat dan terbuka.

Dirinya tidak seperti dulu yang mudah mempercayai siapapun lagi.

"Kak... Ufan?" Thorn seketika sadar ada Lelaki memakai baju biru putih yang ia kenali, Bukan baju hitam ungu. Kedua matanya mengedip ngedip menjelaskan pandangannya berharap jika hadapannya adalah kakak kandungnya. "Kak..."

Let Me Be You[√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang