Part 10

448 34 4
                                    

" Kalian terlihat sangat dekat? Apa kalian yakin kalian bukan sepasang kekasih?", tanya sang petugas dibagian penjualan tiket bioskop itu dengan nada penuh antusias dan penasaran.

" Tolong tiketnya..." Renjun hanya bisa tersenyum kikuk dan segera pergi.
.

Hari itu Renjun dan Jisung memutuskan untuk mengisi waktu luang mereka dengan pergi menonton film. Ide itu datang secara spontan ketika Renjun merasa bosan lalu mengeluh belum pernah ke bioskop mungkin sudah 6 bulan terakhir dan Jisung yang baru saja menyelesaikan shiftnya, berinisiatif mengajaknya.

.

" apa kau tidak apa-apa? Kau yakin bisa menonton film horror thriller??", tanya Renjun dengan nada sanksi sedikit mengejek.

" Tentu saja... kau fikir aku sepenakut itu...", Jawab Jisung percaya diri.

Mereka berdua saling mengejek dan menjahili seolah masing-masing memiliki keberanian menonton film bergenre horror thriller itu.

Mereka berdua saling adu kepercayadirian. Tak mau kalah satu sama lain. Seolah sedang mempertaruhkan harga diri.

Walaupun pada kenyataannya, mereka berdua sama-sama takut dan rasa takut itu tak dapat mereka sembunyikan.

Selama menonton mereka saling menggenggam tangan dan berteriak ketakutan bersama. Tapi, memang Jisung terlihat lebih takut, Ia beberapa kali menyembunyikan wajahnya dibahu sempit seniornya itu. Sedangkan Renjun setidaknya masih sempat melihat beberapa adegan sadis dan seram diantara sela jari tangan yang menutupi wajahnya.


.
.

" hyung.... Hyung ... tunggu...", Jisung menghentikan langkahnya ketika keluar dari bioskop, ketika Renjun menengok karahnya Jisung terlihat membungkukkan tubuhnya dengan satu tangan berpegangan di tembok.  Lututnya lemas dan jantungnya masih berdegup kencang. Bukannya khawatir, pemandangan itu justru membuat Renjun tertawa puas,

"Park Jisung ... kau kenapa? Kau bilang kau berani?? Kau masih ketakutan? Hahahah!", Ejek Renjun dengan suara tawa yang nyaring dan Jisung dengan panik cepat membungkam mulut sang senior dengan telapak tangannya yang lebar kemudian menyeretnya berjalan menjauhi kerumunan. Sedangkan Renjun masih tertawa dibalik telapak tangan Jisung.

...

Jeno melihat jam yang ada disudut layar komputernya, dan baru menyadari bahwa Ia telah berada di kantor hingga jam 10 malam.

" Aku sebaiknya menginap di tempatmu...agar kita bisa menyelesaikan pekerjaan ini..."

" eum, baiklah... tapi...apa Renjun??"

" Tidak, dia sedang sibuk... justru aku tidak ingin mengganggunya makanya aku ingin menyelesaikan pekerjaan ini di tempat lain..."

Jaemin hanya terlihat meng-iya-kan jawaban Jeno dan bergegas untuk melanjutkan pekerjaan di tempatnya seperti rencana Jeno.

Di perjalanan mereka berhenti di sebuah rumah makan cepat saji membeli makanan untuk menemani lembur mereka.

Jaemin fokus mengemudi kearah jalur drive thru dan Jeno di kursi penumpang tampak hanya memandang sekeliling dengan mata yang lelah. Diantara pandangannya itu Jeno menemukan Renjun dan Jisung yang terlihat berjalan menuju mobil dengan tangan yang penuh membawa bungkus berisi makanan dari restoran cepat saji. Mereka terlihat bercanda dan tertawa bersama. Bagi orang yang tidak mengenal mereka  mungkin akan menyangka mereka adalah sepasang kekasih.

Renjun berselingkuh...

Seketika kalimat itu seakan bergema di pikirannya. Memicu emosi untuk semakin menguasai hati dan pikirannya.

RestlessWhere stories live. Discover now