Drop out

4 4 0
                                    

Ternyata benar, sudah lebih dari 3 guru yang datang ke kelasku dan melihatku dengan gentir, bahkan ada sebagian guru yang bertanya sambil menyindir padaku,

"Dame, memangnya kau sangat suka sekali ya berkelahi?"

"Hmm iya bu". Aku hanya bisa menjawab jujur untuk saat ini, karena ayah pernah bilang, sesalah-salahnya kita, kita harus tetap berkata jujur.

Bu guru itu bu Mia, tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya,

"Sekolah itu tempatnya untuk belajar bukan untuk saling adu tinju, kalau kamu hanya ingin berkelahi, kamu jadi preman saja tidak usah sekolah." Ucap bu guru itu sambil menatapku.

Aku hanya menunduk dan tidak menjawab perkataan dari bu Mia.

Tapi kenapa hanya aku yang selalu disalahkan? Bahkan Rendi temanku yang lebih sering berbolos dengan berbagai alasan bohongnya yang tidak masuk akal selalu diterima? Kenapa aku yang selalu jujur malah yang lebih sering dimarahi? Terus berkelahi juga, memangnya tidak sedikit anak-anak yang suka mengajakku berkelahi? Apakah aku lebih nakal dari semuanya?

Entahlah, mungkin aku bisa mendapat jawabannya ketika aku sudah dewasa. Untuk sekarang aku hanya bisa berdiam disalahkan, tapi aku tidak bisa diam dengan perkataan guru-guru yang selalu menganggapku nakal.

Suasana kelas yang tadinya ramai riuh tiba-tiba menjadi hening getir, rupanya pak Gunawan datang, beliau merupakan salah satu guru paling killer di SMP ini, makanya tak heran kelasku langsung diam dan membisu. Kami pun memperhatikan dengan baik ketika pak Gunawan mulai menerangkan materi yang ia ajarkan. Sambil berjalan jalan mengelilingi tiap meja murid di kelasku, tiba-tiba ia berhenti tepat di depan mejaku, ia langsung menatapku dan langsung berkata,

"Kau ini anak nakal itu kan?" Tanya pak Gunawan dengan nada sedikit meledek,

"Tidak pak saya tidak nakal". Baru kali ini aku menjawab guru dengan nada yang agak tinggi.

"Hahaha.. Kau bilang kau tidak nakal?  Lalu siapa yang selalu datang ke BP dengan berbagai macam jenis kenakalan yang diperbuat?".

Tak kuat aku menahan emosi yang sudah bergejolak di dadaku, aku pun berdiri dengan wajah merah malu dan marah.

"Bapak kira memang saya saja yang nakal? Lalu bagaimana dengan yang lain? Di luar kelas sana banyak yang lebih nakal dari saya, tapi kenapa harus saya yang selalu dipermalukan?" Tanyaku dengan nada yang tinggi menantang.

"Saya tidak pernah mendidik siswa SMP ini seperti kamu, saya harap kamu mulai hari ini, besok dan seterusnya tidak lagi menginjakkan kaki di sekolah ini."

Pak Gunawan langsung meninggalkan kelas tanpa seucap kata lagi, sepertinya ia sangat marah padaku, tapi apakah benar aku dikeluarkan? ini tidak mungkin, pasti pak Gunawan hanya bercanda, atau apakah memang sikapku tadi sangat kurang ajar? Aku hanya menjawab sesuai realita yang kulihat, bukan alasan yang kubuat untuk membela diri.

Kembali BersinarWhere stories live. Discover now