2

6 4 0
                                    

"Bukannya tak mampu untuk membayar baby sister atau semacamnya, tapi ku fikir uang kita lebih baik ditabung untuk sekolah mereka kelak. Dan aku yakin ibuku akan mendidik Rian dengan baik" Tutur Bagas.

Awalnya Rianti tidak terlalu yakin dan cemas untuk menyerahkan anak nya, tapi akhirnya iapun menurutinya.

Walaupun ia belum sempat mengurus anak pertamanya, Bagas ingin memiliki anak lagi, ia ingin mempunyai dua anak, laki-laki satu dan perempuan satu.

Setelah Rian berusia 6 tahun, akhirnya Rianti mengandung lagi, ketika saat itu Bagas selalu berdoa agar anaknya yang kedua ini lahir perempuan, dan berkat rahmat Allah SWT Rianti melahirkan anak perempuan yang diberi nama Ratu Salimah, awalnya mereka ingin mengurus anak kedunya sendiri tapi ibu dari Bagas memaksa ingin mengurus Salimah, karena ibu khawatir anaknya akan terbengkalai dan ditinggalkan sepasang ibu dan bapak yang masih berkerja keras demi berjalan baiknya usaha tepung yang Bagas dirikan. Akhirnya merekapun menyerahkan anaknya untuk yang kedua kalinya.

Walaupun diurus oleh kedua orangtua Bagas, mereka juga sering sekali berkunjung ke Medan untuk menemui anaknya, oleh karena itu anak-anaknya pun sudah akrab dengan kedua orangtuanya itu.

Setelah 12 tahun kemudian, Bagas sudah mampu membeli rumah yang cukup luas di sebuah perumahan di Pancoran dan membeli kebutuhan sekunder lainnya seperi mobil dan motor yang bagus. Lalu sempat Bagas mendapat kabar dari kedua orangtuanya di Medan. Mereka bilang bahwa Rian tumbuh menjadi anak yang baik. Ia menjadi anak yang cerdas di sekolahnya dan sangat berprestasi, tahun ini adalah waktunya ia untuk bersekolah menengah, Bagas menginginkan Rian disekolahkan di pesantren, biaya apapun akan ditanggung Bagas yang penting anak nya bisa menjadi anak yang sukses.

Sedangkan Salimah anak keduanya masih bersekolah dasar, salimah juga tumbuh menjadi anak yang baik dan nurut, ia sangat rajin membantu kedua nenek dan kakeknya itu. Kedua anak nya dididik dengan baik, mereka sudah pandai mengaji dan selalu melaksanakan solat 5 waktu karena ajaran neneknya itu.

Bagas sangat bersyukur karena memiliki kedua anak yang baik, tak jarang pula ia dan istrinya pergi ke Medan untuk menjenguk kedua anaknya walaupun hanya sebentar dan tidak lama. Ditambah tahun ini usaha mereka sudah lancar dan tentu saja penghasilan mereka sangat lumayan. Namun tetap saja mereka masih sibuk dengan usaha yang setiap hari selalu mereka kelola.

Hari makin hari usaha Bagas mmakin membaik dan lancar. Ditengah maraknya usaha Bagas dan Rianti, mereka bisa lebih santai untuk mengelola usahanya, selain karena sudah terlatih untuk mengolah mereka juga sudah memiliki banyak sekali pegawai suruhan untuk mengelola usahanya. Bagas terlihat bahagia dengan usaha yang didirikannya ini sudah berjalan dengan lancar dan tentunya mendapat laba yang lumayan. Rianti dan bagas akhir-akhir ini juga lebih sering pulang ke rumah untuk beristirahat dan lebih sering menjenguk kedua anaknya di Medan. Tak jarang pula kedua anaknya ini diajak ke Jakarta saat liburan.

Pada jumat siang, tepatnya setelah Bagas pulang menunaikan sholat jumat di masjid dekat rumahnya, tiba-tiba terdengar suara Rianti di kamar mandi seperti sedang muntah. Bagas langsung berlari cemas ke arah Rianti berada, rupanya benar Rianti tadi muntah, bibirnya pucat dan kepalanya terasa pusing. Bagas pun membawanya ke dokter untuk diperiksa, awalnya Bagas hanya mengira Rianti sakit karena lelah saja, namun ternyata setelah diperiksa, dokter bilang bahwa Rianti hamil. Bagas kaget mendengarnya, karena dia fikir ini bukan bagian dari rencananya.

Sesampainya di rumah

"Sudahlah mas, anak itu adalah sebuah rezeki dan titipan Allah, jadi gaboleh kalo ditolak, apalagi disesali"

Setelah difikir-fikir, alangkah beruntungnya ia mempunyai istri seperti Rianti yang faham akan agama, yang mengingatkan dia bahwa hidup itu adalah tentang takdir. Akhirnya Bagas menerima kehamilan Rianti dan tak henti selalu mengucap syukur.

9 bulan pun terlewati, tiba lah waktunya Rianti untuk melahirkan anak ketiganya, tepat pada tanggal 8 Februari 2002. Entah kenapa saat kelahiran anak ketiganya ini, ia merasa begitu senang dan bahagia bahkan lebih bahagia dibandingkan ketika anak pertama dan keduanya itu lahir, lalu ia bergumam dalam hatinya

'Walaupun kau bukan anak dari bagian rencanaku, tapi kau hadir karena sebuah rencana Tuhan yang jauh lebih baik dan indah dari rencanaku. Karena sesungguhnya manusia hanya bisa berencana'

Anak ketiga dari keluarga itupun hadir, membawa semangat baru dalam jiwa Bagas, memberi arti padanya bahwa hidup itu adalah pilihan Yang Maha Kuasa.

Bagas berjanji akan mengurus Dame sendiri, karena ia berfikir bahwa mungkin Dame lahir karena sebuah tanggung jawab seorang ibu dan ayah yang selalu menyerahkan anaknya pada neneknya.

Kembali BersinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang