"Itu masalahmu dan bukan urusanku." Taeyong mendelik. "Minggir!"
"Kau tega sekali." Jaehyun mengerucutkan bibirnya. "Padahal akuㅡ"
Wakil CEO J Nations itu lantas terkejut saat Taeyong tiba-tiba menarik lengannya. Si lelaki manis kemudian mendorong dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam mobil. Ia pun hanya mampu menurut, duduk pada jok belakang tanpa tahu apa yang sedang terjadi.
"Berbaringlah." Ucap Taeyong.
"A-apa?!" Jaehyun sontak melebarkan mata.
"Apa kau tuli?!" Taeyong menggertak. "Ku bilang berbaringlah, Tuan Shin sedang berjalan kesini. Jika dia melihatmu lalu memberitahu Ayahku, kau akan dipukuli lagi."
Jaehyun mengangguk kaku. Seingatnya Tuan Shin adalah tangan kanan Ayah Taeyong. Pria paruh baya itu setia mengabdi pada Tuan Lee sejak LT Entertainment didirikan. Ia kemudian berbaring pada jok belakang saat Taeyong menutup pintu mobilnya. Meringkuk seperti anak anjing yang ditinggal pemiliknya dalam cahaya remang-remang.
Diam-diam Jaehyun tersenyum haru. Kalimat yang diucapkan Taeyong tadi membuat dadanya seakan disirami air suci. Sang pujaan hati mengkhawatirkannya. Taeyong takut jika ia kembali dipukuli.
Sementara itu, Taeyong yang tadi tiba-tiba melihat Tuan Shin berjalan dari kejauhan menuju basemen lantas berpura-pura bersikap biasa. Dalam hati ia berdoa semoga si pria paruh baya tak melihat jika seseorang bersamanya di samping mobil beberapa saat lalu.
Wakil CEO LT Entertaintment itu pun bergegas masuk ke dalam mobilnya. Duduk di belakang kemudi lalu bergumam. "Jangan bangkit dari posisimu sebelum aku memberi aba-aba." Katanya tanpa menoleh pada Jaehyun sebelum menyalakan mesin.
Taeyong kemudian melajukan kendaraan pribadinya. Melewati Tuan Shin yang masih berjalan santai ke arah mobilnya. Ia pun menekan klakson hingga si pria paruh baya yang semula sibuk menatap ponsel refleks mendongak dan tersenyum sumringah lalu mengangkat tangan. Helaan napas lega pun akhirnya terbebas dari mulut si lelaki manis. Melihat gelagat Tuan Shin cukup membuat Taeyong yakin jika pria paruh baya itu tak menyadari keberadaan Jaehyun tadi.
Tuhan masih menyayanginya, juga Jaehyun.
Setelah meninggalkan area gedung LT Entertainment, Taeyong pun membawa mobilnya menuju jalan pinggiran Cheongdam. Meski terkenal sebagai daerah elit, namun bukan berarti tak ada lagi jalanan sepi yang terkesan jauh dari hiruk pikuk dan gemerlap cahaya dari gedung pencakar langit.
Menghentikan laju mobilnya pada perempatan jalan, Taeyong kemudian berucap. "Bangun dan turun lah disini."
"Tidak mau."
"Yak!"
Wakil CEO LT Entertaintment itu memekik kesal lalu menoleh ke belakang. Namun Jaehyun justru tetap berbaring terlentang dengan lutut ditekuk. Si lelaki berlesung pipi kemudian melipat lengan di atas dada seraya memejamkan mata. Garis bibirnya melengkung sempurna hingga kedua lekukan curam di pipinya nampak.
Taeyong mendengus gusar. Jaehyun kembali bermain-main dengannya. Ia pun beranjak dari posisinya, turun dan meninggalkan bangku kemudi lalu membuka pintu belakang mobil.
"Turun!" Taeyong menarik kaki jengang Jaehyun.
"Tidak mau."
"Turunlah! Aku ingin pulang!"
"Bawa aku bersamamu."
Taeyong menganga tak percaya, masih dengan kedua tangan yang mencengkeram kaki kanan si lelaki berlesung pipi. "Apa kau gila?"
"Ya. Aku gila karenamu, Lee Taeyong." Jawab Jaehyun santai.
Rasa pening sontak mendera kepala lelaki yang tengah berdiri di samping mobilnya. Jaehyun masih saja keras kepala. Ia pun berinisiatif menarik lengan lelaki yang membuat suasana hatinya hancur sejak pagi hari.
YOU ARE READING
Hidden | Jaeyong ✓
Fanfiction❝You and I both have to hide❞ M/M | HURT/COMFORT | VIOLENCE | MATURE | SMUT | 21+ Taeyong dan Jaehyun harus menyembunyikan hubungan mereka dari keluarga masing-masing juga publik. Jung dan Lee famili terkenal tidak akur sejak perusahaan Heaven Enter...
Chapter 09: That's Enough For Two Tough Years
Start from the beginning
