Setelah selesai, beberapa orang perawat melepaskan alat-alat yang menempel di tubuh pasien, kemudian Dokter Haikal memeriksa detak jantung pasien menggunakan stetoskop. Setelah selesai para perawat membantu pasien untuk kembali duduk di atas kursi roda dan membawanya keluar ruangan.

"Terima kasih Dokter Hiro atas bantuannya." ucap Dokter Haikal sambil menuliskan laporan kondisi pasien setelah menjalankan terapi pada rekam medis pasien.

"Tidak usah sungkan Dok, kalau begitu saya permisi." Hiro pun beranjak ke luar ruangan, setelah menutup pintu kakinya mendadak lemas untung saja dia berpegangan pada salah satu pilar tembok terdekat.

Reynaldi yang kebetulan sedang berjalan melewati lorong di lantai 3 segera menghampiri keponakannya.

"Vin, kamu gak apa-apa?"

"Eh, gak apa-apa om Rey, Vino baik-baik aja."

Tidak mau membuat pamannya curiga, Hiro segera melanjutkan langkahnya menuju lift untuk kembali ke ruangannya.

Dari jauh Reynaldi memperhatikan keponakannya tersebut, khawatir akan keadaannya.

'Dia pasti masih trauma sama kejadian itu' ucapnya dalam hati.

•••

"Kiara!"

Gadis yang merasa namanya dipanggil itu pun menoleh ke sumber suara, ia melihat seorang wanita cantik berusia sekitar 30 tahun tengah berjalan mendekatinya.

"Miss Tania, ada yang bisa saya bantu?"

Tania adalah salah satu psikolog muda yang bekerja di Beverly Psychiatric Hospital. Ia adalah psikolog anak yang sudah terkenal di televisi karena sering menjadi bintang tamu untuk acara-acara talkshow yang membahas tema seputar psikologi dan perkembangan anak.

Selain bekerja di rumah sakit, Tania juga merupakan pemilik klinik rainbow castle yaitu klinik yang menangani tumbuh kembang anak.

"Kiara, lusa nanti kamu dan teman kamu bisa bantu untuk melakukan psikotes di klinik Miss?"

"Bisa Miss, nanti saya bilang Pak Reynaldi."

"Oh tidak perlu, saya sudah bicara sama Pak Rey, lusa nanti kita berangkat bareng dari rumah sakit, tolong sampaikan ke teman-teman kamu juga ya." ucap Miss Tania sambil tersenyum hangat kemudian berjalan pergi.

Kiara pun melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat inap pasien, di sana ia melihat Bianca sedang memperhatikan seorang pasien yang sedang berjalan ke arah kamar mandi.

Ia pun mengambil tempat duduk di sebelah Bianca. "Sella mana?"

"Biasa belum dateng, lo kaya gak tau Sella aja." balas Bianca sambil balas menatap Kiara.

Tidak berapa lama pasien yang tengah diperhatikan oleh Bianca pun keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya sambil merapikan susunan kursi yang berada di meja makan.

"Gue baru tau di sini ada pasien OCD." ucap Bianca ketika pasien itu sudah masuk ke dalam kamarnya.

Kiara pun mengangguk setuju, ia juga baru sekali ini melihat pasien yang menunjukkan simtom-simtom OCD.

"Udah berapa kali pasien itu ke kamar mandi?"

"Selama setengah jam ini gue perhatiin udah tiga kali pasien itu bolak-balik ke kamar mandi untuk cuci tangan, dan tiap lewatin meja makan pasti dia selalu benerin letak kursi."

Kiara pun berdecak sebal, "Ck! Pantesan dari tadi lo gak keliatan di ruangan aula, ternyata malah disini."

"Bukannya hari ini lagi gak ada psikotes?"

Gone With The WindDonde viven las historias. Descúbrelo ahora