Marry Chu! -27 Cita-cita si Papa

6K 597 209
                                    
















































































Yang terpikir di benak Seulgi saat dia bangun, terus rasain perih dari luka pada beberapa bagian tubuhnya dia, dan juga sekilas bayangan terakhir pas dia meluk Irene dan dua anaknya, adalah pergi dari rumah sakit dan serius mau bunuh orang malam itu juga.

Si sumbu pendek semacam Seulgi ga akan tahan emosinya. Apalagi dia liat Rei sama Egi ada perban di beberapa bagian tubuh mungil mereka. Kemudian ga ketinggalan korban ga bersalah, Irene yang ngeringis perih dengan air mata yang ga bisa ia tahan. Total bikin Seulgi beralih duduk di ranjangnya dan bikin orang-orang disana kaget.

Setelah tiga hari, akhirnya orang kesayangan Irene, Rei, sama Egi siuman.

Mama Kang beranjak cepat ke arah ranjang setelah duduk termenung ga mengingat waktu. Air mata yang sebenarnya udah lama ga Seulgi liat, kini jatuh dipipi. Ketakutan yang kentara juga jelas di wajah mamanya dia. Telak redamin emosi menggilanya Seulgi. "Nak, hei.. kamu gak apa-apa kan, sayang? Masih ada yang sakit?"

Pertanyaan mamanya dibalas Seulgi senyuman, "Aku baik mah," kata Seulgi, dan menemukan Irene di belakang mama Kang. Cewek kuliahan itu saat ini lagi nyeka airmatanya terharu. Bikin Seulgi senyum kecil lagi, bahagia liat bunda nya si kembar ga berakhir buruk kek dia.

Seulgi jadi ketawa canggung di hadapan mamanya, "Seulgi kangen kembar sama Irene, mah."

Mama Kang ngangguk. Kepala yang di penuhi perban itu diusapnya sayang, sebelum menarik papa Kang dan papih Jay serta beberapa kerabat untuk keluar dari ruangan. Menuhin permintaan Seulgi. Minta waktu pribadi keluarga kecil mereka.

"Ngapain masih berdiri disana?" Tanya Seulgi, ketawa kecil liat Irene ga berpindah posisi meski di dalam ruangan nyisain mereka berdua orang dewasa, juga dua lagi si kembar yang sekarang dalam keadaan bobo.

Irene geleng kepala, jemari tangannya terus menerus nyeka airmata.

"Kesini, samping aku"

Irene kali ini ngangguk, dia ngambil duduk di samping Seulgi, dan ga tau kenapa Irene malah makin nangis.

"Adek gak apa-apa kan?" Seulgi lirik dua mahluk kecil yang lagi tidur nyaman di atas sofa, tepatnya di sudut ruangan tempat Seulgi dirawat.

Irene ngangguk.

"Luka yang ada perban di badan mereka, ga serius kan?" Seulgi lirik dua kembar lagi.

Anggukan kepala Irene bikin Seulgi senyum.

"Kalo kamu, ada yang sakit?" Seulgi ga bosen nanya. Dan ga marah pas Irene ngejawab dia hanya dengan anggukan tanpa balasan bicara.

"Parah ga?" Tanya Seulgi lagi.

Irene geleng kepala. "Kalo kamu? Mana yang sakit?"

Seulgi lebarin senyum pas denger suara Irene. Ga datar, ada nada takut juga khawatir khas manjanya Bae Irene. "Tubuh aku rasanya, mati rasa deh. Kepala aku pusing, tubuh atas nyeri banget, kaki di gerakin perih tangan juga serasa ngilu"

Irene komuknya malah makin takut deng gais dengernya.

Dan Seulgi ketawa, ga tahan buat narik Irene terus cium kepala cewek itu berulang-ulang. "Becanda, sayang. Jangan nangis lagi"

Irene ga bakal ga nangis liat Seulgi kek gitu, jadinya dia malah nangis kejer, balas meluk Seulgi.

"Kamu tenang aja. Aku bakal cari yang bertanggung jawab sama kejadian ini, dan akan ngadilin dia."

Marry Chu! (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ