Bagian 8

1.6K 127 12
                                    

Perjalanan menuju pulang tentunya setelah mereka membayar takoyaki yang sempat mereka pesan, saat ini jam sudah menujukan waktu makan malam bahkan sudah lewat. Kali ini Hinata merasa tidak nyaman berada satu mobil dengan Naruto, bagaimana tidak? Dia hampir saja di cium pria mesum itu, bagaimana jika dia melakukan hal yang tidak-tidak terhadapnya di dalam mobil, itu lah yang di pikirkannya.

Hinata terus memikirkan kejadian tadi begitupun Naruto yang sangat merasa bersalah dan menjadi takut ketika Hinata menatapnya ia merasa tatapan Hinata sangat membunuh ia tau Hinata adalah gadis baik-baik maka dari itu dia merasa bersalah karna sudah berbuat yang tidak menyenangkan terhadapnya.

Naruto berpikir ia tau Hinata berbeda dengan Shion mantan kekasihnya dulu, ketika dirinya masih menjalin kasih dengan Shion ia bisa melakukan apapun pada gadis itu tanpa ada penolakan kecuali melakukan hubungan intim tapi ketika dirinya berhadapan dengan Hinata beda lagi ceritanya, tatapan mata Hinata ketika marah sangat menyeramkan Naruto masih ingat jelas tatapan itu jika saja ia benar-benar behasil mencium gadis itu mungkin ia akan mati di tangan Hinata pikirnya.

Hyuga memang terkenal dengan wajahnya yang menakutkan, dan tatapan yang menyeramkan. Aura mereka sangat berwibawa tetapi Naruto berfikir sebaliknya, Hyuga Hinata gadis yang baik dan manis tidak terlihat seperti gadis yang garang tapi justru Naruto baru menyadarinya ternyata Hinata memiliki sifat itu ketika dia sedang marah.

Hinata merasa kesal dengan atasannya ini gara-gara dia Hinata merasa lapar karna sudah melewati waktu makan malam karena dia juga
Hinata tidak mau mengeluarkan suara sampai mobil benar-benar sunyi hingga sampai rumah.

Sebenarnya di sini Naruto adalah atasannya tapi kenapa saat ini dia seakan ketakutan ketika Hinata menatapnya? Bagimana tidak, mata itu ketika marah mengeluarkan urat-urat di sekitarnya.

"Hinata maaf yang tadi" ucap Naruto ketika mereka sudah berdiri di depan rumah Hinata kini posisi mereka sedang menghadap satu sama lain.

"Masuk lah kita sudah melewati waktu makan malam, kau pasti lapar lukamu juga harus di obati" ucap Hinata tanpa senyum lalu ia masuk kedalam rumah Naruto pun mengikutinya dari belakang.

"Ummm memasak akan membutuhkan waktu yang cukup lama, ramen cup tidak apakan?" Tanya Hinata sambil menunjukan dua ramen cup di tangan kanan dan kirinya.

"Tidak masalah aku juga suka makan ramen cup" ucap Naruto tersenyum "aku bisa menghabiskan 5-8 ramen cup sekaligus hehe" ucap Naruto tertawa sambil mengusap-usap tengkuknya.

"Aku tidak heran karna aku tau kau suka sekali makan ramen tapi jika terlalu sering juga tidak bagus bagi kesehatan" ucap hinata sambil membawa ramen yang siap di makan.

"Aku melakukannya jika sudah sangat lapar dan tidak ada makanan lagi" ucap Naruto cengengesan tidak jelas.

Di mata Hinata sikap Naruto sangat berbeda 180 derajat ketika di kantor dan di luar kantor, itu jelas terlihat ketika dirinya bekerja bersama Naruto sikapnya sangat tegas dan berwibawa tetapi ketika saat bersamanya diluar pekerjaan apa lagi saat ini Naruto ternyata orang yang humoris jauh dari kata tegas dan berwibawa lihat saja sekarang dia cengengesan tidak jelas. Hinata yang merasakan hal itu menjadi nyaman ketika berasama Naruto ternyata Naruto orang yang menyenangkan tidak seperti yang ia fikirkan, jadi Naruto orang yang mudah menyesuaikan lingkungan ketika di kantor dia akan tegas dan di luar kantor dia orang yang menyenangkan pikirnya.

"Hinata ..." panggil Naruto dan hanya di jawab gumaman oleh Hinata.

"Yang tadi itu sangat hebat" ucap Naruto tersenyum lima jari.

"Maksud mu" tanya Hinata tidak mengerti dan memasang wajah bingung.

"Kau memukul pencuri itu sampai pingsan dan akhirnya membuat kita di kejar-kejar oleh mereka hahaha" ucap Naruto tertawa terbahak-bahak.

Naruhina : The Cry Of The SunWhere stories live. Discover now