Mendadak rasa sesak itu kembali muncul. Kali ini karena aku teringat akan ibuku. Ah... sudahlah. Tidak ada yang bisa kurubah tentang itu. Itu jelas kenyataan yang harus kuhadapi. Kalau ibuku sendiri tidak senang -mungkin bisa dikatakan benci- kepadaku. Dan aku seharusnya tetap berusaha untuk membuat dia menyayangi ku. Tapi... entah kenapa itu susah. Dan bukannya menyerah. Tapi.. aku tidak bisa...

"Ay!"

Aku menoleh dan mendapati Clara yang berjalan kemari bersama sahabat - sahabat ku semasa SMA dan kuliah yang entah bagaimana ceritanya juga bekerja diperusahaan ini. Ada Aldo, Rena dan Clara. Dan jujur kami punya panggilan kesayangan masing - masing. Ara atau Rara untuk Clara lalu Dodo untuk Aldo dan Ena unuk Rena.

Sedangkan aku sendiri dipanggil Nana.

Namun aku sudah tidak mau dipanggil itu semenjak kepergian Abi. Menurutku, itu hanya akan mengingatkan ku kepada Abi. Kenapa? Karena Abi lah yang pertama memanggilku dengan panggilan Nana.

Aku terkejut saat ada yang menjentikan jari di hadapan ku. Aku menoleh dan menatap Dodo yang hanya memasang cengiran bodoh. "Ngelamun mulu sih. Dipanggilin juga."

Ena, sahabatku yang lain juga ikut berbicara. "Mikirin Abi mulu sih." katanya yang membuatku terdiam. Oh astaga, aku sudah bersusah payah untuk mencoba melupakan Abi yang menghilang bagai ditelan bumi.

Clara sendiri berusaha mengalihkan pembicaraan. Aku harus berterima kasih setelah ini. "Udahlah. Ayo kita makan sekarang. Keburu jam istirahat abis. Lagian kita udah ditunggi Ana, Ilon sama Hanhan."

Biar aku jelaskan sedikit tentang Ana, Ilon dan Hanhan. Jadi Ana adalah panggilan untuk Rana, Ilon untuk Dilon dan Hanhan untuk Farhan. Kami semua sudah bersahabat sejak SMA dan kami berjumlah delapan orang. Terdiri dari aku, Clara, Rana dan Rena -mereka adalah kembar, tapi perlu diingat kalau mereka tidak identik sama sekali- lalu ada Dilon, Aldo, Farhan termasuk Abi dan kami semua bersahabat sampai sekarang -yah walau Abi sekarang bagai hilang ditelan bumi, kami masih menghitungnya sebagai sahabat. Saking dekatnya kami, bahkan kami memutuskan untuk masuk ke universitas yang sama. Tetapi karena Abi pergi entah kemana, sekarang hanya ada kami bertujuh.

"Yaudah ayo jalan." ucapku akhirnya.

Baru saja kami berjalan keluar, handphone ku berdering dan menandakan ada sms masuk. Aku meminta temanku menunggu sebentar dan akhirnya kami semua berhenti berjalan. Aku membuka pesan itu dan ternyata itu pesan dari Farhan.

From: Hanhan

WOI BURUAN DATENG! UDAH BOSEN NIH JADI NYAMUK!

Aku dan sahabat - sahabatku yang lain tertawa saat membaca pesan singkat tersebut. Yah itu resikonya kalau menunggu bersama kedua orang yang sedang sibuk pacaran. Yah Rana berpacaran dengan Dilon.

Clara, yang pertama kali berhenti tertawa akhirnya berucap. "Yaudah ayo jalan sekarang. Kasian Hanhan."

Aku sendiri hanya terkekeh. Tentu saja Clara peduli dengan Farhan. Mereka kan dekat lebih dari sepasang sahabat. Hanya tinggal waktu yang menjawab kapan mereka akan resmi pacaran.

Ah iya rasanya sudah lama aku tidak tersenyum dan tertawa semudah ini.

* * *

Kami bertiga akhirnya sampai ke restoran tempat kami janjian. Dan tak jauh dari pintu masuk kami bisa melihat ada Rana, Ilon dan Hanhan yang sedang asyik mengobrol. Tentu saja kami langsung berjalan ke arah sana dan duduk dibangku yang tersisa.

"Maaf ya kita terlambat." ucap Rena saat dia sudah duduk dibangku yang tersedia.

Farhan mendengus pelan. "Enak banget bilang maaf. Kalian tuh gatau rasanya jadi gue yang jadi nyamuk."

Dealing with Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang