Bab Tujuh

845 74 7
                                    

Alkohol memang musuh terbesarnya.

Itulah yang Ayna ketahui selama ini. Namun, sama seperti akan kebodohannya terhadap cinta, ia tidak pernah mencoba untuk belajar dari hal tersebut. Ia tahu hal itu buruk baginya, namun ia masih saja meminumnya. Selama ini, ia mengira bahwa ia adalah seseorang yang masih dapat mengontrol dirinya sendiri. Selama ini, ia merasa ia tidak perlu takut untuk meminum alkohol. Awalnya memang begitu, hingga akhirnya ia sadar itu semua adalah kesalahan besar.

Sial, ia tidak akan menyentuh alkohol lagi setelah ini.

Ketika terbangun, hal pertama yang ingin ia lakukan adalah menjerit sekencangnya karena ia merasa terkejut ketika ia mendapati dirinya terbangun di tempat yang tidak ia kenali. Ia merasa lebih lega ketika mendapati dirinya ternyata berada di tempat Arga. Setidaknya ia tidak akan dilecehkan oleh orang - orang yang terkadang mengambil kesempatan dalam kesempitan. Awalnya ia berpikir begitu, sampai ia menyadari bahwa hal itu adalah sebuah kesalahan terbesar.

Astaga, akan diletakkan dimana wajahnya nanti? Arga pasti akan meledeknya setelah ini. Dan ia akan merasa malu setengah mati setelah ini. Bagaimana tidak? Ingatannya akan malam tadi tiba - tiba masuk kedalam otaknya. Ia ingat bagaimana ia mengamuk ketika Arga berusaha membawanya pulang, lengkap dengan segala tendangan dan makiannya, juga tak lupa dengan insiden muntahnya yang sangat - sangat memalukan itu. Ayna menggelengkan kepalanya. Tidak, ia lebih baik tidak memikirkan hal tersebut. Hanya rasa malu yang ada jika ia tetap memikirkan hal tersebut.

Lebih baik ia memikirkan bagaimana caranya untuk keluar dari tempat ini. Jika ia beruntung, Arga mungkin sudah pergi bekerja, dan mungkin saja ia tidak perlu melihat wajah Arga setelah ini. Baiklah, pertama - tama, ia perlu mencari letak tasnya. Tidak, sepertinya ia perlu mencuci mukanya terlebih dahulu. Bagaimana pun, masih ada martabat yang harus ia jaga dan-

"Mau kemana?"

Suara Arga yang tiba - tiba muncul berhasil membuat Ayna menjerit kaget. Ayna yang sedang berjingkat - jingkat ke arah pintu kamar mandi langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah pintu kamar yang dibuka oleh Arga. Ayna segera berdiri dengan tegak, sebelum menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum kikuk. "Eh Arga. Kok kamu disitu?"

Arga tersenyum geli mendengar ucapan Ayna. "Yah menurut kamu, kenapa aku bisa ada disini?"

"Ah. Ini kamarmu yah? Baiklah kalau begitu. Sebaiknya aku pergi. Kurasa tidak baik bagi seorang wanita-" ucapan Ayna terpotong karena Arga sudah menahannya yang berusaha keluar dari kamar itu terlebih dahulu.

"Mau kemana?" tanya Arga lagi, kini dengan nada geli di ucapannya. Ayna segera menutup wajahnya dengan malu. "Please, jangan membuatku malu. Please." ucapnya dengan nada memohon dibalik tangan yang menutup wajahnya.

Melihat hal tersebut mau tak mau membuat Arga terkekeh pelan. Arga memutuskan untuk tidak menggoda Ayna lebih lanjut dan mengatakan. "Akan kumaafkan jika kamu membuatkanku makanan. Aku lapar."

Arga segera meninggalkan Ayna dikamar, memberi waktu bagi gadis itu untuk mencuci mukanya. Ayna memanfaatkan waktu itu untuk segera berlari ke arah kamar mandi, dan mencuci wajahnya serta melakukan hal apapun yang ia anggap dapat membantu wajahnya agar terlihat lebih segar. Ia juga mengikat rambutnya tinggi.

Baiklah, ini lebih baik.

Ketika ia keluar, ia mendapati Arga sedang asik duduk di bar stool, lebih tepatnya menuggu sarapan yang akan dibuatkan Ayna. Ayna berdeham pelan dan hal tersebut berhasil membuat Arga menoleh dari handphonenya.

"Kamu ga kerja?" tanyanya sambil melihat isi kulkas lelaki itu. Ia memilih beberapa hal yang ia anggap bisa ia gunakan untuk membuat sarapan ketika ia mendengar jawaban Arga. "Kamu lupa ini hari Sabtu? Lagipula tidak mungkin aku meninggalkan kamu sendirian disini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dealing with Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang