Bab Enam

2.7K 145 21
                                    

Semua berjalan sesuai dengan apa yang telah Arga rencanakan. Ia datang menjemputku tepat pukul enam sore. Walaupun tadi ia mendapatkan delikan dari ibu, dan tatapan sinis dari Anara, ia tetap bersikap santai dan tidak menunjukkan rasa terintimidasi sama sekali. Well, sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi kalau saja aku yang membukakan pintu rumah. Masalahnya, aku masih di kamar dan sedang mempersiapkan diri. Tapi setidaknya hal itu sudah berlalu, mengingat aku sudah meninggalkan rumah sejak empat puluh lima menit yang lalu.

Hal yang menjadi masalah untuk sekarang ini adalah Arga yang terus - terusan menyuruhku masuk ke ruang ganti dan mencoba gaun lain hanya karena ia tidak setuju dengan gaun yang kukenakan. Demi Tuhan, ini sudah yang kesepuluh kalinya! Sudah setengah jam lebih kulalui hanya untuk menukar dan mencoba gaun lain hanya karena ia tidak suka. Terlalu terbukalah, terlalu simple atau gaunnya tampak murah. Aku menarik nafas dalam - dalam, berusaha meredakan kekesalan yang memuncak. Kan gaunnya aku yang pakai, kenapa dia yang ribut sih?

Aku kembali keluar dari ruang ganti setelah mengenakan gaun lain yang menurutku lumayan. Gaun yang kukenakan sekarang ini adalah mini dress with halter neck dan memiliki model ball gown skirt, yaitu model rok yang agak mengembang dan memiliki panjang sedikit diatas lutut. Gaun bewarna merah tua ini menggunakan model sweetheart starpless neckline, yang berarti gaun ini adalah gaun tanpa lengan dan bermodel hati di bagian dada. Gaun ini elegan, tapi tidak tampak murahan dan tidak membuat ku terlihat seperti wanita murahan. Gaun ini juga membuatku lebih sexy tapi masih dalam batas normal karena panjangnya yang hanya sedikit diatas lutut. Arga terlihat terdiam sejenak. Aku menatapnya kesal karena ia hanya diam. "Jadi bagaimana menurutmu? Aku pakai gaun ini atau harus mengganti gaun lain?"

"Ganti." jawabnya datar.

Aku memelototinya. "Arga! Aku capek harus mengganti gaun terus. Memangnya apa sih yang salah dengan gaun ini?"

Arga menyilangkan kedua lengannya di depan dada dan menatapku dari atas sampai bawah lalu berkata. "Gaun ini terlalu terbuka. Kamu mau diliatin lelaki nakal yang sudah pasti ada di sana?"

Aku berdecak kesal. "Terbuka apanya? Gaun ini bahkan panjangnya hanya sedikit di atas lututku."

"Sudahlah jangan banyak komentar. Ganti saja." jawabnya datar yang membuatku semakin kesal. Aku mendengus pelan sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam ruang ganti dan mengganti gaun ini dengan gaun lain yang menurutku menarik dan bisa membuat Arga puas. Kulihat pilihan gaun yang masih tersisa di kamar gantiku. Aku tertegun, karena aku menemukan satu gaun yang menarik hatiku. Kuputuskan untuk mencoba gaun itu. Dan kalaupun Arga tidak setuju, aku tidak akan peduli dan akan tetap memakai gaun itu karena gaun itu sudah benar - benar menarik perhatian ku.

Setelah mengganti gaun itu aku keluar dan berdiri di depan Arga. Aku tersenyum manis, kekesalan ku sudah hilang sejak melihat gaun ini. Lalu aku bertanya. "Bagaimana dengan ini?"

Arga berdiri dari sofa tempat ia duduk kemudian menatapku dan tertegun cukup lama. Tatapannya membuatku memperhatikan diriku sendiri. Apa ada yang aneh dariku? Kenapa dia melihatku se-intens itu? Padahal gaun yang kukenakan ini sangat bagus dan tidak terlalu terbuka. Masih bisa dibilang sopan. Gaun yang kukenakan sekarang adalah A-line dress yang panjangnya menutupi kakiku, dengan model sweetheart neckline dan ada tali tipis yang menggantung di pundakku. Gaun ini berwarna merah tapi tidak terlalu terang juga tidak terlalu gelap. Terlihat kontras dengan kulitku yang terang. Gaun ini juga terlihat pas dan memperlihatkan setiap lekuk tubuhku. Bagian punggungnya sedikit terbuka tapi masih sopan. Terlihat elegan, dewasa.

"Ga? Kok diem? Aku tanya, gaun ini bagus ga?"

Arga mengerjapkan matanya berkali - kali sebelum matanya kembali fokus menatap mataku. "You look stunning, Ayna. You look like a princess who come down from heaven and ready to broke every guy's heart."

Dealing with Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang