Tentang Sore

1.3K 253 84
                                    

I wish I shouldn't have let you in.

-Brian Khrisna-

***

Ada sebuah tempat tongkrongan kecil di sekitaran kampus yang jaraknya tidak terlalu jauh

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Ada sebuah tempat tongkrongan kecil di sekitaran kampus yang jaraknya tidak terlalu jauh. Untuk sampai di sana kita hanya perlu berjalan sekitar lima menit melewati gang kecil di depan kampus.

Setelah berjalan selama lima menit nanti kita akan menemukan sebuah bangunan yang dihiasi pohon rindang dengan kaca besar yang menampilkan keadaan di dalamnya.

Pada bagian luar ruangan, terdapat beberapa meja yang dihiasi beberapa tanaman sukulen dan beberapa lampu-lampu kecil yang menggantung dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Jika malam tiba, lampu-lampu tersebut akan menyala layaknya barisan bintang di langit.

Bagi sebagian orang mungkin tempat ini biasa saja, tidak lebih dari tempat untuk berkumpul, mengerjakan tugas, makan dan melepas lelah sehabis kuliah. Sama halnya dengan apa yang Antariksa pikirkan dulu.

Namun hari itu, tempat tongkrongan kecil tersebut bukan lagi tempat biasa yang hanya Antariksa jadikan sebagai tempat singgah untuk melepas lelah. Hari itu, Kamis 22 September 2016 Antariksa menemukan tempat itu sebagai tempat yang tidak akan dia lupakan.

Kenapa?

Sederhananya, karena di tempat itu, Antarika menemukan si ice cream oreo lagi duduk sendirian diantara ramainya orang yang ada di sana dengan sketchbook di tangannya dan satu set watercolor paint di atas mejanya. Dan di hari yang sama pula Antariksa berhasil mengetahui siapa nama cewek yang dia berikan ice cream oreo itu sampai berakhir ngobrol panjang lebar perihal keputusan bodoh mereka yang menyerah untuk memperjuangkan mimpi masing-masing.

"Permisi," itu kata pertama yang Antariksa ucapkan ketika langkah kakinya berhasil membawa dia berdiri tepat di depan cewek yang saat itu fokus pada gambar di bukunya sampai membuat fokus cewek itu teralihkan ke arahnya

"kursi di depannya kosong?"

"Kosong Kak," jawabnya setelah dia menatap Antariksa beberapa saat.

"Boleh ikut duduk?" Tanya Antariksa sambil meletakan satu gelas lemon tea di atas meja. "Barusan gue udah nyari tempat duduk yang kosong, tapi gak ada, semuanya penuh, kecuali tempat duduk di depan lo ini." Jelasnya sambil menunjukan pada deretan kursi di luar yang sudah ditempati.

Cewek itu melirik sekilas ke arah luar sebelum membereskan sedikit baranya di atas meja dan mengatakan "Oh iya, boleh Kak."

"Makasih."

"Sama-sama," jawabnya singkat.

Sesingkat senyumnya yang saat itu muncul menghiasi wajahnya. Sesingkat tatapannya yang saat itu mampu membuat Antariksa terdiam. Dan sesingkat itu pula tanpa sadar Antariksa menemukan dunianya.

Jagat AntariksaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz