十九: 𝐡𝐨𝐫𝐧𝐲.

8.2K 893 321
                                    

19:05 PM.

—Wooyoung' room.

Sangat sulit bagi Wooyoung untuk tidur. Sesekali ia melirik ponselnya, namun ia sama sekali tidak mendapatkan notifikasi dari siapapun termasuk San. Padahal, ia sangat berharap San akan memberikannya pesan. Namun sayang, harapan tersebut bagaikan angin lalu, karena Wooyoung sama sekali tidak mendapatkan pesan apapun.

Ia matikan ponselnya dan meletakkan ponsel tersebut diatas nakas miliknya. Kemudian ia menatap dinding atapnya sembari melipatkan kedua tangannya dibelakang kepala, untuk dijadikan bantalan.

Pikirannya tiba-tiba tertuju pada San. Wooyoung sedikit khawatir kenapa San tidak mengabarinya lewat via chat. Padahal, baru saja mereka jadian hari ini.

"Kak. Coba lo temuin kak San, terus lo godain. Siapa tau dia bakalan mau ngajak lo mantap-mantap."

Kalimat yang sukses dilontarkan oleh Hanna beberapa jam lalu, membuat Wooyoung terbayang-bayang. Ia sesekali memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya berniat menghapus semua kalimat milik adiknya tersebut.

"Nggak mungkin! San nggak akan mau ngelakuin hal itu. Nggak wajar banget!" Seru Wooyoung bermonolog.

Namun sayang, semakin lama pikirannya semakin menjadi-jadi. Wooyoung akhirnya beranjak dan duduk ditepi kasurnya sembari mengacak frustasi rambutnya.

"Gue mikir apa sih!"

Ting.

Pandangan Wooyoung teralihkan pada sebuah benda berbentuk pipih. Wooyoung meraihkan tangannya pada ponselnya yang barusan saja berbunyi. Begitu ia lihat, ternyata ada nama San yang terpampang jelas disana.

Dengan cepat, Wooyoung langsung membukakan kolom chat dan membaca cepat pesan yang dikirimkan oleh San.

San.
Aku tunggu di minimarket.

Cuaca nggak begitu bagus. Jadi kamu jangan lupa pakai baju tebel.

Deg.

"A-aku kamu?"

Wooyoung gelagapan begitu melihat isi chat dari San. Ia mendapatkan sedikit perubahan dari San dalam barucap. Tentu hal tersebut membuat jantung Wooyoung berpacu dengan sangat cepat.

Tanpa menunggu waktu lama, akhirnya Wooyoung segera bergegas menuju lemari untuk mengambil pakaiannya.

• • •

—Minimarket.

Tibalah Wooyoung ditujuan. Namun, ia sama sekali tidak melihat keberadaan lelakinya. Celingak-celinguk, sama saja tidak mendapatkan hasil. Apakah San sekarang sedang mengerjainya, pikir Wooyoung.

"Wooyoung!"

Suara tersebut seketika membuat sang empunya nama menoleh. Ah ternyata San ada disana. Sedang berada diambang pintu kaca sembari membawa dua mie instan.

"Ayo duduk. Makan ini dulu." Ucap San, dijawab anggukkan dan senyum merekah oleh Wooyoung.

Wooyoung memilih duduk disamping San, dibanding duduk saling berhadapan. Menurut Wooyoung, duduk bersampingan jauh lebih dekat ketimbang duduk saling berhadapan.

Begitu keduanya sudah berada di kursi masing-masing, keduanya saling menikmati makanannya. Ternyata, makan yang hangat-hangat dicuaca yang dingin sangat menyenangkan.

"San. Lo kenapa nggak chat gue sih?" Tanya Wooyoung tanpa berpaling dan sibuk menjepit mienya menggunakan sumpit kayu.

San diam sejenak dan lebih memilih menelan makanannya terlebih dahulu. "Biasa. Masalah keluarga lagi." Jawab San.

Wooyoung menolehkan kepalanya, menatap wajah San tanpa ekspresi tersebut. "Kenapa lagi?" Tanya Wooyoung.

"Orang tua aku minta cerai. Dan papa aku milih ninggalin kami berdua. Sama bibi Son juga." Jawab San. Sontak, hal tersebut membuat Wooyoung terkejut bukan main. Mendengar kata cerai saja, hati Wooyoung serasa sesak. "Tapi nggak papa kok Young. Mereka cerai, nggak akan berpengaruh sama hubungan kita. Aku mau kita saling percaya satu sama lain." Sambung San kemudian.

Wooyoung tidak bisa bertanya lagi. Jika ia bertanya lebih dalam lagi, ia takut San akan sedih begitu membayangkan kondisi lingkungan keluarganya yang tidak terbilang harmonis tersebut.

"Kak. Coba lo temuin kak San, terus lo godain. Siapa tau dia bakalan mau ngajak lo mantap-mantap."

Sigh!

Lagi-lagi kalimat tersebut langsung terlintas dipikiran Wooyoung. Hanna benar-benar keterlaluan.

"Apa gue coba aja ya?" Batin Wooyoung.

Kini, kedua matanya melirik pelan kearah San. Dilihatnya wajah San yang begitu tampan, membuat Wooyoung tidak bisa berpaling lagi. Tangan Wooyoung seakan terangkat dan ingin rasanya mengelus halus wajah tersebut.

Namun, tanpa disadari oleh pemuda Jung, tangannya ternyata sudah berada diatas paha milik San. Tentu, hal tersebut membuat San tersadar dan menepis pelan tangan Wooyoung.

"Nakal!" Ucap San mengerutkan keningnya.

"Kalau kayak gini gimana bisa tergoda? Disentuh pahanya aja nggak mau. Gue coba bagian lehernya deh."

Wooyoung mengangkat tangannya lagi dan meletakkan jari-jemarinya keleher jenjang milik San. Diusapkannya jari tersebut dileher San dengan pelan dan halus. Dan lagi-lagi, hal tersebut membuat San bingung bukan main.

"Young kamu kenapa sih?" Tanya San.

Wooyoung tidak menjawab. Memilih untuk menatap lekat mata San. Bagi San, itu adalah hal yang sangat aneh. Tiba-tiba saja Wooyoung bertingkah seakan ingin menggodanya.

Cup.

"Ngh!"

Tanpa berpikir panjang, langsung saja San menyerbu bibir manis milik Wooyoung. Jika tidak dilakukan, maka Wooyoung tidak akan berhenti menggoda San.

"Nghh ahh.." Suara desahan yang dihasilkan Wooyoung, sukses membuat San tambah tergoda. Terlebih, kedua tangan Wooyoung kini memegang leher jenjang San, seakan Wooyoung ingin meminta lebih dari lawan mainnya.

Aksi brutal yang dilakukan San berakhir sudah. Memang cukup singkat. Namun, bibir San kini teralihkan pada telinga milik Wooyoung dan berbisik, "Kalau mau hari ini, kenapa harus besok?"

Deg.

Jantung Wooyoung berdetak sangat cepat. Tubuh Wooyoung semakin lama semakin merangsang, seakan ia tak mempermasalahkan semuanya. Tidak apa-apa, yang penting nafsunya terbalaskan dengan pesta satu malam bersama San, pikir Wooyoung.

"Stoberi, pisang, jeruk atau apel?" Tanya San membuat Wooyoung bingung.

Wooyoung mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya?" Tanya Wooyoung.

San memperlihatkan smirk nakalnya. "Kalau nggak pakai kondom, ntar keluar-keluar. Mending pakai dulu biar aman. Kalau udah yakin, baru nggak usah pakai." Itu jawaban dari San. Sontak, hal tersebut lagi-lagi membuat Wooyoung berdegub dan membiarkan seluruh tubuhnya merangsang.

"Stoberi aja."

"Selagi aku beli kondomnya, kamu booking hotelnya dulu ya?"

Bersambung.

if you know ; woosan ꒰✔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang