Chapter 7

3.2K 397 58
                                    

Bukan Tiffany namanya kalau tidak terlahir sebagai wanita yang cerewet. Dan bukan Baekhyun namanya kalau tidak lebih cerewet dari kakaknya itu. Mereka ini cetak biru, kata sang Mama.

Selain itu, kedua kakak beradik ini sering bertanya-tanya mengenai gen siapa yang mengalir dalam tubuh Jessica hingga wanita itu hampir tidak pernah bicara jika sedang badmood. Berbeda dengan Tiffany yang akan mengoceh seharian atau Baekhyun yang akan membuat seisi rumah uring-uringan jika dirinya diserang mood yang jelek. Jessica justru memilih mengunci dirinya di kamar hingga memakan waktu berjam-jam tanpa omelan apapun.

Tapi selalu ada saja barang-barang di kamarnya yang pecah terbanting. Mulut Jessica memang tidak seblak-blakan Baekhyun atau Tiffany, tapi dia tipikal wanita yang lebih suka melampiaskan amarahnya pada benda-benda mati. Perilaku terbilang unik —dan barbar. Sampai ketingkat yang sulit dipahami akal sehat manusia. Jessica adalah orangnya.

Namun jika sedang berada dalam suasana hati yang baik, wanita ini baiknya tidak tanggung-tanggung. Tiffany dan Baekhyun bahkan kompak menjulukinya dengan sebutan ibu peri.

Seperti halnya yang terjadi saat ini.

Padahal tidak ada yang menyuruh Jessica untuk repot-repot membersihkan kamar Baekhyun yang terlihat berantakan, tapi sang kakak tanpa diduga sudah beres-beres terlebih dahulu seakan malam ini bapak Presiden akan nyasar ke rumah mereka dan menumpang tidur disana.

Tiffany yang memang sedang ingin bersantai-santai sambil bermalas-malasan, mendudukkan bokongnya dipinggiran meja belajar Baekhyun, serta menyilangkan kakinya sambil menggigit apel yang dia temukan dari dalam kulkas. Kakak Baekhyun yang satu ini memang sedikit boyish kelakuannya.

"Tau ngga, menurut gosip yang aku dengar saat di Restauran tadi, katanya si permen kapas diajak pergi kencan malam ini." Tiffany memberikan senyuman skeptis kepada satu-satunya laki-laki didalam kamar tersebut, alisnya yang berwarna cokelat dia turun naikkan dengan jahil.

"Dasar tukang ghibah—DAN UUUGH BERHENTI MANGGIL BAEKKI PERMEN KAPAS!" Sewot Baekhyun mencak-mencak didepan cermin. Masalahnya, dia sudah hampir berdamai dengan warna rambutnya, tapi kalau Tiffany selalu mengejeknya bagaimana Baekhyun bisa move on dan menerima warna pink sialan menempel diatas kepalanya?

Kalau saja menjadi botak itu keren, pasti Baekhyun sudah memangkas habis rambutnya hingga tak bersisa.

"Wah kebetulan banget, kakak juga ada janjian sama kak Taecyeon malam ini. Kita double date aja?" Tangan Jessica mengguncang-guncang bahu Baekhyun, tidak peduli apakah anak itu kesal diperlakukan seperti itu atau tidak.

Niatnya sih, Baekhyun ingin protes. Namun setelah dipikir-pikir, ada baiknya kalau dia pergi dengan kakaknya ini. Yang berarti Chanyeol tidak akan berani macam-macam padanya nanti. Siapa yang tahu kan si mesum itu ternyata punya niat jahat padanya? Apalagi belakangan ini Baekhyun pikir keperjakaannya semakin terancam.

Udah tau mesum, masih aja mau diajak pergi keluar. Baekhyun merasa bodoh bermonolog sendiri.

Kedua telapak tangannya beralih menggebrak meja, pertanda dirinya mendapat ide yang bagus. "Gimana kalau kak Tiffany sama kak Nichkhun juga ikut?"

"Hah? Emangnya harus? Emangnya gapapa kalau kami juga ikut? Nanti kalau kami ganggu gimana? Belum tentu juga kak Nichkhun mau diajak keluar. Ngga mungkin kan kakak sendiri yang ngga bawa pasangan?"

"Astaga, plis deh kak!" Baekhyun memutar matanya. "Kalau bicara pelan-pelan, jangan semuanya ditanyain."

"Kaya kamu ngga pernah aja." Nyinyir Tiffany persis seperti tokoh gadis cerewet dalam komik yang pernah dibaca Baekhyun.

[REPOST] YOUNG HUSBAND Ver 1 ✓Where stories live. Discover now