Jordan merasa bersalah, ini semua gara-gara dia.

"Maafin aku, kita ke rumah sakit sekarang."

Masyura memegang perutnya terus menerus. "Aww! Sakit, Dan! Cepetan bawa mobilnya!"

Untungnya ini sudah dini hari, jadi jalanan cukup sepi. Jordan langsung menambah kecepatannya untuk segera sampai ke rumah sakit.

Jordan menggenggam tangan Masyura sebelahnya. "Kamu kuat."

"Kamu jahat." Masyura membalasnya sinis.

Dan Jordan hanya bisa diam dan panik.

Sesampainya di Rumah Sakit Ibu dan Anak terdekat, Jordan langsung menggendong Masyura membawanya masuk ke IGD.

"Sus, dok, tolong istri saya!" ucap Jordan panik.

Jordan segera menurunkan Masyura di brankar rumah sakit. Menunggu dokter memeriksa Masyura.

"Sebelumnya anda sudah tau kalau istri anda sedang mengandung?" tanya Dokter itu.

Jordan mengangguk. "Sudah, dok. Anak saya nggak kenapa-napa kan?"

"Anak bapak dan ibu tidak kenapa-napa. Hanya saja istri anda jangan dibiarkan terlalu banyak pikiran atau stress. Hal itu bisa membuat janinnya terancam, karena usia kandungan yang masih sangat rentan. Nanti saya akan kasih vitamin untuk memperkuat janinnya," balasnya.

"Baik, dok. Terima kasih."

Jordan terus menggenggam tangan Masyura dan mengecupnya berkali-kali. "Maafin aku, aku udah buat kamu sakit."

"Kenapa kamu jahat banget sih sama aku, Dan?" tanya Masyura sedih.

Jordan pun tak tega melihat istrinya seperti ini. Hatinya seperti tersayat-sayat jika melihat Masyura seperti ini.

"Maafin aku, sayang. Aku nggak mau kamu kaya gini."

Masyura pun tersulut emosi. "Kamu yang buat aku kaya gini! Kamu selingkuh kan, Dan?! Sampai kapan kamu mau nutupin perselingkuhan kamu?! Sampai aku mati, iya?!"

"Kamu bicara apa sih? Aku nggak selingkuh, Masyura! Aku berani bersumpah!" Jordan juga ikut emosi.

"Terus, kenapa-"

"Ssttt.. lebih baik sekarang kamu istirahat dulu, tenangin pikiran kamu, kata dokter kamu nggak boleh kecapekan, stress, dan terlalu banyak pikiran. Karena itu bisa bikin kandungan kamu kenapa-napa," potong Jordan sambil mengelus perut Masyura.

Masyura memilih bungkam. Dia juga sebenarnya malas berdebat seperti ini. Tapi memang suami kurang ajarnya itu yang membuat dia harus mengeluarkan urat-uratnya.

Akhirnya Masyura memilih untuk tidur, percuma juga kalau dia dan Jordan hanya diam-diaman saja.
***

Masyura membuka matanya. Ternyata dia sekarang sudah berada di kamarnya. Seingatnya tadi dia masih berada di rumah sakit.

Dia pun turun dari ranjang untuk mencari Jordan. "Dan? Kamu dimana?"

Di kamarnya pun Jordan tak ada. Dia akhirnya memutuskan untuk mencari keluar.

"Jordan? Kamu dimana?"

Tak ada sahutan. Rumahnya nampak sepi.

Sampai akhirnya Bu Rini datang menghampirinya. "Nyonya, tadi tuan Jordan pergi setelah mengantar nyonya pulang. Katanya ada urusan penting, jadi dia nggak sempat bilang ke nyonya karena nyonya sedang istirahat."

Tidak biasanya Jordan seperti ini. Terlebih Masyura sedang sakit seperti ini. Baru saja dini hari tadi mereka berantem gara-gara masalah seperti ini. Ternyata Jordan malah mengulanginya?!

Sungguh, Jordan sudah bosan hidup rupanya.

"Oh gitu, yaudah makasih ya Bu."

Masyura akhirnya mencoba menelpon Jordan. Namun, seperti biasa. Nomor Jordan tidak aktif. Membuat Masyura sangat-sangat kesal. Masyura hanya bisa menahan rasa kesalnya, karena dia tidak mau anaknya kenapa-napa.

"Ck! Bener-bener pengen gue panggang hidup-hidup lo Jordan, sialan!" ucap Masyura kesal.

Dengan malas Masyura kembali ke kamarnya.

Di lain tempat, setelah mendapat kabar bahwa Ranti terserempet Tukang Siomay yang pake motor keliling, Jordan pun langsung pergi dimana klinik yang mengobati Ranti.

Jordan melihat Ranti sedang berbaring. Dia pun mengampirinya. "Ranti?"

"Eh, kamu mas? Kok kamu bisa ada disini?" tanya Ranti bingung.

"Tadi ada yang telpon aku pake ponsel kamu. Bilang kamu keserempet sama aku antar kamu pulang. Kamu nggak kenapa-napa, kan?"

Ranti menggeleng. "Nggak kenapa-napa kok, mas."

"Lagian gimana bisa kamu keserempet abang siomay itu?" Jordan pun turut bingung.

"Tadi aku mau nyebrang, terus nggak lihat-lihat. Ya jadi seperti ini lah hasilnya."

Jordan mengelus kepala Ranti. "Kamu makanya hati-hati kalau jalan. Ingat, kamu lagi hamil Ranti. Kamu tanggung jawab aku sekarang."

"Iya, maaf. Tapi sekarang aku mau pulang, boleh kan?"

Jordan bertanya kepada penjaga klinik itu dan akhirnya Ranti di antar pulang oleh Jordan.

"Kamu hati-hati ya. Kalau ada apa-apa kabarin aku," ucap Jordan saat sudah sampai di pintu apartemen milik Ranti.

Saat Jordan ingin pergi, Ranti menahan lengan Jordan. "Nggak mau mampir dulu, mas? Aku bisa masakin kamu, kamu belum makan kan? Atau mau minum dulu?"

"Nggak perlu repot-repot, Ranti. Kamu istirahat aja ya. Sekarang aku antar kamu ke kamar kamu."

Jordan menuntun Ranti berbaring di kasurnya. "Aku pulang, ya? Kamu istirahat, nanti kabarin aku kalau kamu butuh bantuan."

"Mas, aku sayang kamu."

Ranti memberanikan diri mengucapkan hal itu ke Jordan. Membuat Jordan membatu.
***

YUK HUJAT JORDAN BOLEH

Oke, jadi kan banyakkkk yang bingung ini Jordan selingkuh atau nggak sih?!!!

Jawabannya adalah....





























































































Makanya tunggu aku update xixi

Nanti rasa bingung kalian akan terbayar kok, mungkin 2/3 part lagi baru aku kasih tau kenapa Jordan kaya gini dan siapa Ranti sebenarnya.

Namanya RANTI ya guys RANTI ingat, RANTI.

Jangan lupa vote dan comment nya untuk next chapter!!

See you,

Après Le Marriage ( END )Where stories live. Discover now