Chapter 5

6.9K 386 30
                                    

VOTE DAN COMMENT NYA JANGAN LUPA YA!

Happy Reading!
***

"Apa gara-gara wanita yang datang ke kantor kamu kemarin itu, mas?" tanya Masyura dalam.

Masyura sudah sangat penasaran dengan jawaban apa yang akan diberi Jordan. Apa Jordan akan jujur atau tidak tentang hal ini.

Pertanyaan Masyura membuat Jordan membeku. Dia tidak kepikiran kalau Masyura akan memikirkan hal itu sampai kesana.

"Ma-maksud kamu?" Jordan membalasnya dengan pura-pura tidak tau.

Masyura tersenyum sinis. "Jawab aku, mas! Apa karena dia kamu sampai pulang jam segini?"

"Sayang, aku capek. Aku mau mandi dulu."

"Jawab pertanyaanku itu apa sulit, Dan?"

Jika Masyura sudah hanya memanggil namanya, itu artinya Masyura sudah benar-benar marah.

"Nanti kita bahas lagi." Jordan berbalik badan dan memasuki kamar mandi.

Tak lama terdengar suara gemercik air bertanda kalau Jordan sedang mandi.

"Sulit ya buat kamu untuk jujur, Dan?"

Masyura pikir, Jordan akan jujur. Tapi, Masyura tidak menyangka kalau dirinya akan menebak wanita yang kemarin itu sebagai alasan Jordan pulang telat ini.

Seperti keluar saja gitu pertanyaannya. Dengan perasaan kesal, Masyura memilih untuk tidur saja. Toh percuma, Masyura sudah tau sifat Jordan seperti apa.

Selesai mandi, Jordan melihat Masyura sudah tertidur kembali. Dengan lembut Jordan membelai rambut Masyura.

"Maaf, sayang. Aku belum bisa ceritain ini semua ke kamu. Ini terlalu berat buat kamu tau semuanya. Aku akan jujur kalau aku udah siap. Aku nggak mau kehilangan kamu."

Jordan mengecup dahi dan terakhir di bibir Masyura sekilas. Lalu dia menyusul untuk tidur juga di sebelah Masyura.
***

Masyura sudah bangun terlebih dahulu seperti biasa. Walaupun dia sedang marah dengan Jordan, tetap dia tidak lupa akan kewajibannya sebagai seorang istri.

Dia memasak udang goreng tepung, tumis kangkung, juga tempe goreng. Ini semua adalah makanan kesukaan Jordan.

"Bu Rini beres-beres rumah aja. Biar ini saya yang kerjakan," ucap Masyura ke Bu Rini yang berusaha membantunya.

"Atuh saya nggak enak sama nyonya."

"Nggak kenapa-napa sih, bu. Kalau masak ini kerjaan saya aja, Bu Rini beres-beres rumah aja ya sekarang."

Dengan nurut Bu Rini pergi untuk membersihkan rumah ini.

Setelah rapih, Masyura pergi ke kamar untuk memanggil Jordan untuk sarapan.

"Aku udah siapin sarapan," ucap Masyura ketus.

Belum sampai di pintu, Jordan sudah menarik tangan Masyura. "Bantuin pake dasi aku."

Dalam diam Masyura membantu Jordan untuk memasangkan dasi. Seperti biasa, tugas seorang istri untuk melayani suaminya.

Sudah selesai, Masyura segera balik badan. Tapi lagi-lagi Jordan menahan tangannya. Masyura menaikan alisnya sebelah, yang berarti 'Kenapa?'

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Jordan santai.

Woy, boleh nggak sih Masyura menendang suaminya ini? Dengan santainya dia bertanya seperti itu. Dimana pikiran Jordan?!

Après Le Marriage ( END )Where stories live. Discover now