"Ternyata kamu makin kasar ya setelah pulang dari Perancis. Aku kira kamu makin lemah lembut."

Fu*k!

Laki-laki di sampingnya ini benar-benar sinting. Grahita tak habis pikir dengan Sultan yang begitu tenang tanpa dosa untuk menemui dirinya kembali yang sudah muak dan benci. Apalagi perilaku bajingan laki-laki itu yang tak akan pernah Grahita lupakan. Grahita akan ingat sampai kapanpun atas penghianatan penodaan cinta mereka.

Kemudian Sultan mendekat hendak meraih Grahita, namun segera Grahita bangkit dan menjauh. "Jangan coba-coba lo deketin gue lagi. Gue udah jijik liat lo bajin*an! Jangan coba nampakin wajah lo lagi atau lo akan Terima konsekuensinya."

Sultan lantas tertawa mengejek, "apa konsekuensinya? Silahkan kamu mengancamku Ta karena aku yakin ancamanmu hanya sebatas angin lalu. Aku udah punya segalanya sekarang. Lalu apa yang harus aku takutkan? Semuanya bisa di bawah kendaliku."

Grahita kembali mendengus, "Dasar laki-laki penjilat! Semoga Tuhan segera menyadarkan tuan Fredy atas kebejatan menantunya yang nggak tau diri ini."

"Dan ingat! Semua hartamu bukan milikmu kalau itu bukan dari istrimu, bajin*an! Jadi jangan merasa di atas angin." Sambung Grahita lagi dengan tersenyum mengejek.

Sultan terlihat marah setelah di olok oleh Grahita. Ia marah sebab direndahkan oleh Grahita. Sebagai laki-laki ia merasa terhina atas kata-kata Grahita yang begitu menohok dan frontal.

"Sialan!"

Sultan yang sudah di lingkupi amarah langsung mendekat dan hendak mencekal Grahita, namun perempuan itu segera menepis dan berlari menghindari kejaran Sultan yang begitu emosi. Grahita hendak menyebrang ke parkiran mobilnya, namun naas, sebuah mobil berkecepatan tinggi tiba-tiba melintas dan menabrak Grahita yang menyebrang tanpa melihat kanan kiri. Sebuah tabrakan keras terjadi dan membuat Grahita terplanting hingga 5 meter. Sontak saja perhatian orang-orang disekitar sana teralihkan dan berganti melihat tabrakan yang terjadi.

Sultan yang melihat bagaimana Grahita terpental jauh melebarkan matanya. Tiba-tiba ia dilingkupi rasa ketakutan sebab dirinyalah yang menyebabkan Grahita lari dan tertabrak mobil. Kemudian Sultan meninggalkan tempat itu sebelum dirinya yang dijadikan tersangka atas celakanya Grahita.

Sementara itu orang-orang sudah berkumpul dan berusaha menolong Grahita yang sudah tergeletak di jalanan dengan darah yang sudah mengalir di mana-mana. Pemilik mobil yang menabrak Grahita langsung keluar dan bertanggungjawab atas kelalaiannya.

"Cepat panggil ambulan!" Teriak salah atau diantara mereka setelah melihat Grahita yang sudah tidak sadarkan diri.

"Pakai mobil saya saja pak. Saya yang sudah menabrak perempuan ini. Salah satu ikut saya, saya akan bertangungjawab."

"Wah kalau bawa mobil jangan kenceng-kenceng pak. Liat nih nabrak orang sampek begini." Ucap bapak-bapak dengan nada yang marah. Ia sempat akan dikeroyok masa namun salah satu diantara mereka melerai.

"Sudah pak. Jangan main hakim sendiri. Bapak dari satuan mana? Biar nanti kalau ada apa-apa bapak langsung tanggung jawab." Tanya bapak-bapak yang bijaksana tadi. Melihat orang yang menabrak Grahita adalah seorang tentara, membuat bapak tersebut yakin jika yang menabrak akan tanggungjawab.

Kemudian laki-laki itu menyerahkan kartu namanya dan segera mengangkat Grahita untuk di bawa kerumah sakit dengan ditemani seorang perempuan dan laki-laki yang menjadi saksi.

"Maaf ya bapak-bapak. Saya akan tanggungjawab sepenuhnya. Permisi." Segera laki-laki itu membawa Grahita ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Ia tak memperdulikan bajunya yang terkena darah dari perempuan yang ia tabrak. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana ia membawa Grahita untuk cepat di tangani medis.

Aksara Dan SuaraWhere stories live. Discover now