She Knows

231 36 2
                                    

Disclaimer : author gak punya hak cipta atau wewenang sama semua tokoh di sini
Warning : kata-kata kasar, part ini dominan Wendy POV

H.U.L.I
*

Author POV

"Jaemin, kamu sudah selesai ?" tanya Jeno celingukan. Jaemin masih berusaha menata rambutnya agar klimis, tak lupa menggunakan pomade. "Tidak perlu sampai begitu juga kan" keluh Jeno mengerucutkan bibirnya. "Kan aku mau bertemu mertua, harus rapi dong" kekeh Jaemin memberikan sentuhan akhir pada rambutnya. "Nah sempurna !" pekiknya tampak girang.

Jeno mendecih melihat tingkah Jaemin. "Ayo cepat, nanti terlalu larut" gerutu Jeno lagi. Jaemin bergegas keluar menyiapkan motornya. "Kenapa tidak pakai mobil ?" dia bertanya dengan raut wajah seperti anak kucing tersesat. Sangat menggemaskan. Jaemin susah payah menelan ludah melihat itu. "Ayo.. naik saja" suaranya terdengar agak tercekat. Jeno menurut dan segera naik setelah memakai helm.

Untunglah jalanan saat ini agak lengang, sehingga Jaemin bisa sedikit ngebut liar. Jeno berusaha tidak panik dan memukul pemuda di depannya itu. Akhirnya mereka tiba di rumah Jeno. Rumahnya agak minimalis dan asri. Lingkungan yang sehat dan tidak membosankan.

Keduanya segera turun, lalu terdengar suara perempuan memanggil. "Halo Jeno, dan ini siapa ya ?" tanya Ibu Jeno menunjuk Jaemin dengan dagunya rendah. "Ini anaknya bunda yang kemarin" ujar Jeno menepuk bahu Jaemin pelan. Jaemin tentu sangat senang. "Saya Jaemin tante" ujar Jaemin membungkukkan badannya.

"Kamu tinggi ya, ganteng lagi, Jeno sih mungil banget" tutur sang ibu. "Namaku Marianne, panggil saja begitu" ujarnya lembut. Marianne mempersilahkan kami masuk. Begitu Jaemin duduk, sudah ada macam-macam suguhan. "Tidak perlu repot tante" ujar Jaemin sedikit membungkuk sungkan.

"Tak apa lah, lagian kalian berdua mungkin jodoh, sering kemari ya ?" Maria menuangkan teh mawar untuk keduanya. "Mama ih" Jeno mencebikkan pipinya yang memerah, tentu saja malu. Ibunya terlalu jujur. Jaemin terkekeh riang melihat ekspresi Jeno, lalu menyeruput sedikit tehnya. Mereka kembali bercengkrama.

Meskipun Maria tidak terang-terangan mendukung hubungan sejenis dia tidak ada masalah kalau anaknya memilih Jaemin. Tidak ada yang bisa dibilang mengkhawatirkan melihat sosok Jaemin pertama kalinya. Seulas senyum tanpa sadar terpatri di wajahnya melihat interaksi kedua pemuda itu. Mulai sekarang, dia akan rajin mendoakan keduanya.

Jeno adalah orang pemalu, tapi reaksinya berbeda saat dia bersama Jaemin. Sedangkan Jaemin sepenuhnya kebalikan seorang Lee Jeno. Sudah lama tidak melihat anak semata wayangnya seceria ini. Walaupun bahasa Indonesia Jeno masih terbata-bata tidak masalah. Maria akan menjadi penghubung komunikasi mereka berdua.

Jaemin enggan pergi dari rumah penuh kehangatan itu. Masih ingin bertemu bidadarinya. Tapi matahari mengisyaratkan gelap akan datang. Jaemin dengan berat hati pamit pada keduanya. Jaemin merasa diperlakukan sangat hangat, seperti ibunya sendiri.

Matahari semakin rendah saat Jaemin memecah keheningan petang dengan motornya yang melaju cepat, beradu dengan angin yang berhembus kencang sekali. Tak ada yang tau, seseorang mengamati Jeno dan Jaemin sedari tadi.

"Lain kali pergilah sendiri, dan kita akan buat pertemuan, untuk hal yang penting yang baru datang padaku" gumamnya lalu kembali masuk ke rumah. Ditutup rapat-rapat gorden rumahnya. Seakan tak mengizinkan siapapun melihat isi rumahnya.

#TBC
Author : halooo again
Aku lagi dapet semangat nih makanya aku up
Semoga hari ini bisa double up ya
Btw guys, kalian suka sama dark conceptnya gak ? Minta pendapat dan vote dong
Maaf kalo belum jago, ini ff thriller pertama sih
Anyway makasih yang mau kasih dukungan, bye bye di next chapter !

Endless DreamlandWhere stories live. Discover now