"Luke, kenapa sih gue harus ketemu dia?"
"Dia tetep bokap lo, Vince!"
"Gue yakin dia gak berani datang."
Luke mengangkat bahunya. Mereka sudah sampai ke sebuah restoran yang cukup formal. Sepertinya Luke sengaja mengajak mereka untuk bertemu dengan Tom disitu. Sekaligus menjaga agar Vincent tidak kelepasan dan meneriaki atau bahkan memukuli ayahnya lagi.
"Gue gak nyangka lo bisa baek sama dia."
"Nyokap lo udah kayak nyokap gue juga."
"Terus?"
"Nyokap lo pengen lo maafin dia kan?"
"Cih, no way!"
Vienne menggigit bibirnya. Ia memilih untuk duduk disisi Vincent tapi posisinya membuatnya harus berhadapan dengan Luke. Melihat wajah tampan pria itu, perasaan Vienne kembali tidak menentu. Dia sangat merindukan Luke, dan kedekatan mereka.
"Kamu mau pesan apa, Vienne?"
Mendadak suara Luke yang berat menyadarkannya. Tatapan mereka kembali bertemu dan keduanya terdiam. Vienne tahu Luke merasakan hal yang sama dengannya.
"Gue mau bir dan chicken wings, lo?" Vincentlah yang bersuara. Vienne dan Luke sama-sama mengalihkan pandangan mereka ke buku menu sementara Vincent memanggil pelayan yang segera mencatat pesanan mereka. Setelahnya ketiganya menunggu dalam diam.
"Hei..." Panggil Vincent kepada Luke, "Kapan lo berangkat?"
Vienne mengangkat kepalanya dan menatap Luke. Ia tahu mereka sedang membicarakan rencana kepergian pria itu. Dia tidak yakin apakah hatinya siap atau tidak tapi dia harus tahu. Dia butuh tahu sampai kapan dia masih bisa bertemu dengan Luke.
"Dua minggu lagi, tiga hari setelah hari H."
Hari-H. Hari pernikahannya. Hari Vienne akan mengabdikan hidupnya untuk menjadi istri dari orang asing, lalu tiga hari kemudian ia harus berpisah dengan pria yang ia cintai. Hidup ini tidak adil, malahan menyakitkan.
"Semua sudah siap?"
"Yeah. Sampai sana aku mau santai sehari dulu sekalian beres-beres apartemen dan besoknya sudah langsung mulai kerja. Kuliahnya mulai bulan depannya lagi."
"Terus lo balik kapan?"
Hening sejenak. Vienne tahu ada yang tidak beres ketika Luke tidak langsung menjawab pertanyaan Vincent. Ia memandang Luke dengan cemas sedangkan pria itu mengalihkan tatapannya seolah menghindarinya.
"Kayaknya gue belum tentu balik."
"Apa?!"
Vincent sama terkejutnya, wajahnya berubah-ubah antara bingung, marah dan sedih. Vienne sendiri hanya bisa diam. Seperti ada pisau tajam yang mengiris hatinya saat itu juga.
"Kok lo tega sih? Nyokap lo kan juga masih disini toh?"
"Iya, gue tahu. Tapi gue juga udah tandatangan kontrak kerja dan setuju gue akan ikut kemanapun mereka nempatin gue. Gue tetap bisa kesini hanya pas liburan, walau sepertinya bakalan banyakan nyokap gue yang akan nyusul kesana."
"Tetep aja lo tega banget! Shit, gue nongkrong sama siapa dong?!"
"Sorry, Vince." Luke menunduk dengan perasaan bersalah. "Kita masih temen, oke? Gue akan tetap chatting dan telepon lo. Pastinya kita akan ketemuan pas gue lagi balik kesini."
"Cih..." Vincent hanya berdeham, tidak tahu harus berkata apa lagi. Tiba-tiba Luke menatap kebelakang mereka dan berdiri. Vincent dan Vienne pun memutar tubuh mereka dan menatap Tom yang baru saja memasuki restoran itu.
BINABASA MO ANG
FORGIVEN
Romance21+ Sudah tamat yaa Tentang seorang gadis yang harus menanggung kesalahan ayahnya, dipaksa menjadi istri dari miliarder muda playboy sementara hatinya sudah terpaut kepada sahabat dari adik lelakinya. Tentang seorang pemuda yang diam-diam mencintai...
