12. Pillowtalk

2.6K 597 67
                                    

Setelah menghabiskan banyak waktu untuk jalan-jalan di kota kecil yang sangat disukai Minho yakni Mokpo, pasangan itu membaringkan diri di atas karpet lantai sebuah Hôtel sembari menonton TV dengan kaki yang saling bertaut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah menghabiskan banyak waktu untuk jalan-jalan di kota kecil yang sangat disukai Minho yakni Mokpo, pasangan itu membaringkan diri di atas karpet lantai sebuah Hôtel sembari menonton TV dengan kaki yang saling bertaut.

Jisung sepertinya mulai bosan, terlihat dari tingkahnya, dia menggonta-ganti channel sesering mungkin dengan ekspresi kebosanan.

"Acaranya kok sampah semua sih," Jisung bersungut-sungut. Minho berbaring miring sembari memeluk Jisung, pemuda itu hanya diam tidak banyak menanggapi omelan Jisung.

Gerakan Jisung memencet remot televisi yang semula begitu agresif spontan berhenti ketika dia melihat sebuah berita yang mewartakan tentang perkembangan dari kasus pembunuhan dari seorang wanita yang diketahui sebagai mucikari yang dulu mempekerjakan Minho.

"Terlepas dari pekerjaan nya, aku kasihan sama wanita itu kak"

Minho terdiam, dia memandang televisi tanpa menunjukkan ekspresi yang berarti, berbeda dengan kepalanya yang dipenuhi banyak hal, ingatannya kembali pada Felix dan Woojin, seketika semuanya terasa seperti benang kusut.

"Di dunia ini korban pembunuhan yang kasus nya ditutup atau bahkan berlarut-larut hingga bertahun-tahun karena kekurangan barang bukti dan juga saksi bukan hanya mucikari itu Ji, gak perlu terlalu kasihan"

Kasus pembunuhan dengan korban wanita yang menjadi salah satu mucikari terbesar di Seoul itu sidangnya selalu ditunda, semua saksi yang maju di pengadilan sama sekali tidak membantu dan justru berpihak kepada tersangka. hal yang wajar sebenarnya jika melihat keseharian tersangka yang tidak mungkin me lakukan pembunuhan yang mana hal itu sangat berkebalikan dengan keseharian sang mucikari.

Minho masih memiliki rasa kasihan kepada wanita itu, tetapi jika mengingat bagaimana wanita itu mencelakai kedua adiknya membuat rasa kasihan Minho yang hanya sedikit menjadi nyaris lenyap.

Jisung mengecilkan volume televisi, remot ia taruh sembarangan kemudian beringsut semakin mendekati Minho, "aku cuma kefikiran, kalau dia punya keluarga, gimana perasaan keluarganya ya"

Sepasang kekasih itu saling berpelukan dengan nyaman, sembari membelai punggung kekasih nya Minho menjawab. "Aku ragu dia punya keluarga, dia bahkan gak pernah nikah Ji"

Jisung mendongak "Kok kakak tau?"

Untuk sesaat raut wajah Minho terlihat berubah menjadi tidak enak dilihat, "bukan hanya sehari dua hari kakak kerja ke wanita itu Ji," Dengan pahit Minho menjawab.

Keduanya terdiam dan hanya saling pandang, mungkin Jisung sedang menyesali keputusannya untuk mengencani Minho, mungkin Minho sedang menyesali keputusannya dahulu.

Begitu banyak hal yang mereka fikirkan, kedua kelopak mata Jisung terpejam, bibirnya yang mungil sedikit terbuka, Minho tersenyum kemudian menunduk untuk mengecup bibir yang terkasih, begitu lembut dan manis ciuman mereka, Jisung mendesah bahagia, lidah Minho menerobos masuk ke dalam mulutnya.

(√) Bad Blood (2/2)Where stories live. Discover now