🍁Chapter 02🍁

16 4 0
                                    

Silent Readers Harap menjauh🤒
Jangan jahat gitu,setidaknya hargai karya orang ya😔

Happy Reading💞

================================

Gue kehilangan akal,gue gak tau harus apa.Gue beranikan diri buat dobrak pintu itu dan..

Bruuk!!

✨✨✨

Setelah gue dobrak pintu itu,gue terkejut sama apa yang mata gue lihat saat ini.

Cowok yang gue ikutin tadi sedang menganiaya seorang gadis yang seumuran sama gue.

Gue kasian lihat keadaan dia saat itu,kedua pipinya terdapat goresan pisau yang cukup dalam.Tangannya terikat dibalik bangku yang sedang dia duduki.

Setelah cukup lama gue terdiam,gue baru sadar kalau cowok yang sedang berada didekat gadis yang terikat itu berjalan ke arah gue dengan pisau yang berada ditangan kanannya yang masih terdapat darah bekas goresan dipipi cewek tadi,dia tampak sangat marah.

Sedangkan cewek yang terikat itu hanya menangis terisak-isak menahan pedih akibat air matanya yang mengenai luka dipipinya itu.

Gue gak bisa gerak saat cowok itu semakin dekat dengan gue,tubuh gue seakan-akan mati rasa.

Perlahan tapi pasti,cowok itu menjatuhkan pisaunya dan mengambil balok kayu yang tergeletak disamping pintu.Dia mengangkatnya dengan ke dua tangan mengarahkannya ke arah gue.

Saat itu juga keringat dingin gue bercucuran.Kenapa disaat genting seperti ini tubuh gue harus mati rasa.Tanpa sengaja gue memperhatikan matanya yang tampak merah dan membesar.Tubuh gue semakin kaku melihat tatapannya yang seakan menghinoptis gue.

Bugh!!

Balok kayu itu mendarat pas dikepala gue.

Tubuh gue terpental jauh akibat pukulan cowok itu.

Tubuh gue tergeletak di lantai yang agak jauh dari pintu ruangan tempat gue berdiri tadi.

Kepala gue serasa ingin pecah,di bagian belakang kepala gue merasakan ada cairan hangat dan amis yang sangat banyak.Bahkan lantai tempat gue tergeletak sudah dibanjiri oleh darah dari kepala gue.

Tak hanya sampai disitu,tampaknya cowok itu belum puas membuat gue tidak berdaya.Sepertinya dia ingin membunuh gue untuk selama-lamanya.

Dia berjalan mendekat sambil menyeret balok kayu yang sudah terlumuri oleh darah gue.Cowok itu tampak seperti orang kesetanan,karena dengan wajah yang tampak tak bersalah dia kembali mendekati gue dengan tatapan membunuh.

5 langkah lagi dia sampai di tempat gue tergeletak.

Dia berhenti dan menyeringai ke arah gue,dicoleknya darah yang ada dibalok kayu itu dan dijilati seperti menjilat sebuah lolipop.

Gue merinding seketika,siapa dia sebenarnya?

Tak lama dia melanjutkan lagi langkahnya dan mengangkat tinggi-tinggi balok kayu tersebut dan diarahkan kembali ke kepala gue.

Gue pasrah.

Perlahan gue tutup mata dan berdo'a dalam hati.

DUPLIKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang